Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Militer Negara Sahabat

25 September 2014

Australia upgrade Jindalee Radar System

11:13 PM Posted by Unknown No comments
SYDNEY:(DM) - Australia harus memilih program teknologi pertahanan dengan hati-hati. Negara mengharapkan memiliki angkatan bersenjata yang canggih, namun dengan populasi 24 juta penduduk dan tidak memiliki uang serta keahlian teknik yang mendalam, membuat banyak persoalan atas pengembangan di dalam negeri.


Selama beberapa dekade Australia tanpa lelah telah mengejar satu program yang sangat sulit: Radar over-the-horizon Jindalee, untuk menjawab masalah nasional bagaimana secara ekonomis dapat memantau kondisi maritim dari benua yang besar yang bernama: Australia.

Dengan sedikit publikasi, Departemen Pertahanan dan kontraktornya telah menyelesaikan upgrade utama dari sistem radar Jindalee, yakni: tiga instalasi antena besar, rentang pemasangan antena, pantulan radio frekuensi tinggi dari ionosfer untuk mengamati pesawat terbang dan kapal dalam area 3.000 km, mungkin sejauh Laut Cina Selatan. Upgrade telah meningkatkan kecepatan, sensitivitas dan ketepatan sensor, dan konekainya ke dalam Sistem Komando dan kontrol nasional dari Pangkalan Royal Australian Air Force (RAAF).


Departemen Pertahanan berencana meminta persetujuan awal untuk peningkatan lebih lanjut sistem radar Jindalee pada bulan Juni tahun 2015, namun ada tuntutan agar fokus upaya pengembangan saat ini bergerak untuk memastikan Angkatan Udara Australia RAAF dapat mengoperasikan Jaringan Radar Jindalee mulai saat ini hingga tahun 2040.

Australia tidak mengungkapkan detil radar Jindalee, dan hanya menggambarkan sedikit prinsip-prinsip operasinya. Namun dalam sebuah wawancara dengan Defense Material Organization (DMO), digambarkan sedikit rinci prestasi upgrade terbaru dan tujuan berikutnya, namun masih merahasiakan sebagian besar langkah-langkah kinerja berikutnya.

Upgrade yang sekarang dilakukan sudah memasuki Fase 5 dari program Jindalee, yang akan dilakukan hingga 2025.

Menteri Pertahanan David Johnston mengungkapkan penyelesaian upgrade fase 5 dari radar Jindalee telah dilakukan tanggal 28 Mei 2014. Dia mengatakan radar tersebut telah mencapai kemampuan operasional. Menurut Mike Walkington dari DMO, level pencapaian itu sebenarnya telah dicapai pada akhir tahun lalu.

Upgrade ini sebenarnya diselesaikan terlambat dua tahun disebabkan sebagian besar karena kekurangan keterampilan. Namun Meski demikian upgrade ini telah mencapai hampir semua -specifications dan jumlah di bawah anggaran yang ditentukan, kata Walkington. Pekerjaan itu dilakukan oleh Australia Lockheed Martin dan BAE Systems, dengan dukungan dan saran dari Defense Science & Technology Organization. Anggarannya belum diungkapkan.

Dengan upgrade Tahap 5, maka radar di Laverton, Australia Barat, dan Longreach – Queensland, telah dipasang ke standar instalasi asli seperti di Alice Springs, Northern Territory. Sistem pengembangan merujuk pada radar Alice Springs yang lebih maju. Sekarang ketiga radar telah sama dan radar Alice Springs terintegrasi sebagai instalasi operasional. Radar di Alice Springs tidak lagi memiliki status khusus; salah satu dari tiga radar dapat digunakan untuk pekerjaan pengembangan lebih lanjut, kata Walkington.


Perbaikan utama yang dilakukan untuk radar Jindalee terkait sistem pertahanan, adalah membuat sistem elektroniknya menjadi lebih cepat. Array yang sekarang mengumpulkan lebih banyak data, yang dikirim dalam bentuk basic ke Pangkalan RAAF Edinburgh, dekat Adelaide, Australia Selatan, di mana radar dikendalikan. Bandwidth antara array (radar) dan ruang kendali (base) harus sangat besar.

Edinburgh memproses informasi mentah untuk mengekstrak track data yang masuk ke RAAF Williamtown di Newcastle, New South Wales. Data itu dimasukkan ke Vigilare, yang merupakan sistem komando-dan-kontrol (Boeing) yang mengintegrasikan data dari berbagai sumber untuk menciptakan gambar udara taktis nasional. Jindalee telah memiliki link dengan Vigilare sebelum Fase 5 selesai. Dan sekarang telah “terintegrasi dengan baik” dengan sistem komando-dan-kontrol, kata Walkington.

Data masuk ke Vigilare juga ditingkatkan. Jindalee sekarang lebih sensitif, lebih mampu mengekstrak target dari noisy dan mengklasifikasikan mereka berdasarkan ukuran. Sistem ini juga mampu menentukan lokasi yang diidentifikasi, perkiraan kecepatan serta arah tujuannya. Radar Jindalee menjadi lebih presisi.

“Kami belum mendapatkan peningkatan yang signifikan dalam hal mendeteksi ukuran target”, kata Walkington. Ukuran target yang dideteksi sudah bisa lebih kecil, namun belum seperti ukuran yang ditetapkan kepada kami. Departemen ini tidak mengubah pedoman yang telah ditetapkan bahwa sistem harus dapat mendeteksi target sekecil pesawat jet latih atau kapal patroli ukuran 300 ton. Kinerja radar Jindalee yang sebenarnya mungkin lebih baik, tetapi RAAF bersikeras bahwa radar ini tidak dapat mendeteksi, misalnya, perahu kayu bermesin yang berjalan lambat.

Sensor Jindalee mendeteksi target dengan Doppler, pergeseran kecil dalam frekuensi gelombang radio yang terpantul disebabkan oleh gerak target menuju atau menjauh dari radar. Mereka ditantang tidak hanya oleh tingkah ionosfer yang terkadang membuat obyek menjadi kabur, pantulan yang tidak stabil, juga oleh rentang kolosal di mana mereka beroperasi: Energi yang kembali dari target ribuan kilometer jauhnya sangat kecil. Array (radar) yang ada tentu sangat besar. Transmisi Array yang ada di Alice Springs memiliki panjang 2,8 km (1,7 mil.).

Australia memiliki tiga radar Jindalee, yang masing-masing ditempatkan di pedalaman. Ukuran radar Jindalee tidak berubah setelah dilakukan upgrade pada tahun lalu. Rentang yang sebenarnya mungkin jauh lebih besar. (photo: Departemen Pertahanan Australia).

Sebuah kemajuan penting dalam upgrade Fase 5 adalah kecepatan pemrosesan. Radar seperti Jindalee tidak lancar memindai bidang pandang mereka, melainkan masih terpatah patah. Setelah upgrade, tiga instalasi Jindalee “dapat melihat area yang lebih besar dalam waktu yang lebih cepat,” kata Walkington. Dia tidak mengungkapkan apakah waktu pemindaian untuk satu area (tile) tinggal puluhan detik, menit atau puluhan menit untuk setiap tile, tetapi jelas bahwa radar lebih cepat dan lebih baik dalam memindai area yang luas dengan berpindah dari satu tile ke tile lainnya. Upgrade Tahap 5 telah membuat Jindalee lebih digital, namun tidak sepenuhnya begitu, kata Walkington. Konversi Analog-ke-digital dari signal tidak segera dilakukan pada array. Hal ini karena Antena-nya phase array, sehingga dibutuhkan signal analog untuk mengarahkan elektroniknya ke azimuth, tetapi masing-masing radar ternyata hanya bisa memindai satu tile (area) pada suatu waktu. Ditanya apakah lebih dari satu tile dapat diamati secara bersamaan, Walkington mengatakan: “Kami memiliki tiga radar.”

Jilatan api matahari (solar flares) dan coronal mass ejections mengganggu ionosfer, dan ini tetap menjadi masalah. Tapi radar kini dapat lebih baik menangani perubahan kondisi ionosfer. Upgrade Fase 5 menghasilkan perbaikan performa yang diinginkan kecuali satu, yakni kecerdasan (buatan) radar.

Walkington tidak mengungkapkan kinerja Jindalee, kecuali mengatakan bahwa jangkauan dari sistem ini tidak berubah, yakni dari minimal 1.000 km sampai maksimum 3.000 km, seperti angka yang ditetapkan departemen dan RAAF sebelumnya. Analis pertahanan Australia percaya bahwa dalam kondisi ionosfer yang baik, radar Jindalee dapat melihat lebih jauh.

Ada tanda-tanda bahwa perbaikan sensitivitas dan tingkat presisi radar dalam Fase 5 telah cukup. Salah satu indikasi adalah bahwa departemen (DMO) tidak mengharapkan upgrade tahap berikutnya mencapai seperti yang sudah dilakukan di fase 5. Kemajuan semakin sulit, meskipun demikian Walkington menambahkan: “Kami akan terus bekerja pada akurasi pendeteksian. Kami akan terus bekerja pada pemantauan ionosfer, “isu kunci dalam penggalian data lebih tajam”.

Keuntungan lain dari peningkatan performa radar Jindalee adalah peningkatan sensitivitas radar telah memotong biaya cukup signifikan. Radar dihidupkan tergantung pada kondisi yang ada. Radar sekarang beroperasi pada daya yang telah dikurangi, untuk penghematan yang diharapkan menghemat AUS $ 100 juta dalam waktu 10 tahun. Tidak mengherankan, Upgrade fase 5 tidak menggantikan power amplifier frekuensi tinggi, karena output yang asli sudah cukup.

Instrumen radar Jindalee

RAAF tidak mengoperasikan radar Jindalee terus menerus, karena biaya dan situasi masa damai yang mendukung. Namun dengan kemampuan mode daya rendah sekarang, membuat radar ini bisa dihidupkan lebih sering.

Beberapa hari setelah hilangnya Malaysia Airlines 370 pada pagi hari tanggal 8 Maret, Aviation Week bertanya apakah Jindalee telah melacak itu. Kesempatan untuk melacaknya tidak besar, karena refleksi dari ionosfer di malam hari lemah dan mengecilkan kemampuan operasi radar over-the-horizon.

Upgrade tahap 5 radar Jindalee tertunda pada tahun 2003, termasuk instalasi Laverton dan Longreach. Kontraktor pertama untuk sistem operasional, gagal tepat waktu.

Keuntungan utama Jindalee adalah memungkinkan Australia untuk menyebarkan pesawat terbang dan kapal dalam jumlah yang terbatas, kata Andrew Davies dari Institut Kebijakan Strategis Australia.

Sebuah pertanyaan penting yang belum terjawab adalah apakah radar Jindalee dapat memandu jet jet tempur RAAF untuk menemukan target udara; 24 tahun yang lalu, diperiode sangat awal dalam perkembangannya, hal itu tidak mampu dilakukan.

Radar Over-the-horizon memiliki keuntungan kunci mengalahkan siluman. Igor Sutyagin, pelajar Rusia yang studi di Royal United Services Institute di Inggris, menunjukan kemampuan radar gelombang sangat panjang, dalam sebuah makalah yang dirilis bulan ini. “Radar Longer wavelength, decameter-band” seperti REZONANS-NE Rusia bisa efektif melawan B-2 Northrop Grumman dan target lain yang dirancang untuk menghindari deteksi oleh radar frekuensi yang sangat tinggi (meter band), ujar Sutyagin.

Jindalee beroperasi di band yang sama. Menurut salah satu makalah teknik US, radar gelombang yang sangat panjang mampu mendekati ukuran fisik dari target, pengukuran radar cross-section dan pengurangan teknik konvensional tidak berlaku, dan pendeteksian target adalah masalah ukuran fisik.

Upgrade dari Jindalee terasa lambat. Waktu dua tahun yang hilang di awal program, membuat penundaan dua tahun dalam pengiriman, terutama karena kepergian orang-orang yang telah bekerja pada membangun sistem operasional. Ini adalah simbol dari tantangan Australia yang mengembangkan sistem pertahanan canggih sendirian (alone): Tidak memiliki keterampilan yang mendalam, dan meskipun berbagai negara telah membangun radar tersebut sejak 1950-an, orang Australia percaya bahwa mereka berada di tepi teknologi terkini, sehingga mereka tidak mau beralih ke sekutu, seperti Amerika Serikat, untuk membantu.

Upgrade berikutnya, Tahap 6, juga dalam kondisi bahaya akibat eksodus-nya para pekerja penting. “Ketika kami datang ke akhir dari Tahap 5 kita bisa melihat hal yang sama terjadi,” kata Walkington. Jadi departemen melaksanakan upaya sementara, yakni masuk ke Tahap 7, dengan tujuan utama untuk menjaga 60 orang yang menjadi kunci tidak ikut eksodus ke luar negeri.

Tugas mereka akan meliputi perbaikan atau mengembangkan kinerja radar, mengerjakan wave-form generator dan receiver untuk phase 6, mengembangkan receiver digital multichannel yang akan mengurangi jumlah komponen, meningkatkan sounders ionosfer dan mengembangkan perangkat lunak yang cocok untuk memelihara kelestarian alat dalam jangka panjang.

Sementara fase 6 akan ditujukan menangani peralatan yang usang. Namun upaya ini harus mendapatkan persetujuan pemerintah. Departemen berharap untuk mendapatkan persetujuan pemerintah pada semester pertama 2015 untuk mulai bidding kontraktor. Dua tahun kemudian akan dibutuhkan approval untuk kontrak yang diajukan, dan harus tunduk pada review dari kebijakan pertahanan.[JKGR]

- With Bill Sweetman in Washington

aviationweek

0 komentar:

Post a Comment