Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Militer Negara Sahabat

12 June 2015

TNI AU Siap Tambah Radar di Nunukan

9:30 PM Posted by Unknown No comments
TNI AU Siap Tambah Radar di Nunukan
Sejumlah kru penerbang TNI AU mendorong helikopter Super Puma menuju landasan di Pangkalan Udara Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, 13 Januari 2015. Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Agus Supriatna menyatakan niatnya untuk meningkatkan pertahanan udara dengan membeli dan memperbarui radar TNI AU seperti mendatangkan beberapa pesawat tempur tipe F5, helikopter, dan pesawat Hercules dari Australia serta memperbanyak jumlah armada pengangkut guna membantu terjadi bencana atau peristiwa kecelakaan. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

Tarakan:(DM) - Panglima Komando Operasi TNI AU 2, Marsekal Muda Barhim, mengatakan bahwa Angkatan Udara serius memperkuat pengawasan di kawasan Ambalat. Komitmen tersebut ditempuh TNI AU usai sembilan pesawat asing masuk ke wilayah Ambalat tanpa izin. Salah satu cara yang ditempuh TNI AU adalah menambah radar udara di Nunukan, Kalimantan Utara.

"Komando Pertahanan Udara Nasional punya radar baru yang siap dikirim dari Jakarta," kata Barhim kepada wartawan di Pangkalan Udara Tarakan, Kalimantan Utara, Kamis, 11 Juni 2015.

Sayangnya Barhim masih merahasiakan jenis radar yang akan dipasang di Nunukan. Dia hanya mengatakan jika radar baru tersebut punya kemampuan seperti radar militer pada umumnya, yakni mampu mendeteksi pesawat sipil dan pesawat militer.

Angkatan Udara berharap tambahan radar tersebut mampu meningkatkan pengawasan di wilayah Ambalat yang masih menjadi sengketa antara Indonesia dan Malaysia. Saat ini TNI AU memiliki Satuan Radar 225 yang berada di Tarakan, Kalimantan Utara. Sebagai senjata andalan radar Plessy AR 325 Commander yang berdiri kokoh di bukit di Kecamatan Tarakan Timur. Radar tersebut mampu melihat sejauh 250 mil laut atau 400 kilometer dari Tarakan.

Walhasil satuan radar yang dikomandani Mayor Suwarma Hasal itu berhasil mendeteksi sembilan pesawat asing yang masuk wilayah Indonesia tanpa izin sejak Januari 2015. Mereka pun berhasil mengidentifikasi sembilan pesawat tersebut terdiri dari pesawat militer, pesawat sipil, hingga pesawat tanpa awak atau drone.

Satuan Radar 225 juga pernah mencatat sebuah pesawat yang terbang dari Labuan di Utara Sabah menuju Tawau, Malaysia, yang berjarak tak terlalu jauh. Namun sayangnya pesawat asing tersebut malah bablas menuju Ambalat sebelum mendarat ke Tawau. "Pesawat asing itu sempat berputar di Ambalat selama 30 menit sebelum mendarat ke Tawau," kata Suwarma.

  TEMPO

0 komentar:

Post a Comment