Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Militer Negara Sahabat

18 September 2015

Pemikiran Bernard K Sondakh tentang Kapal Selam Indonesia

10:10 PM Posted by Unknown No comments
Jakarta:(DM) – Mantan Kepala Staf Angkatan Laut periode 2002 – 2005, Laksamana TNI (Purn) Bernard Kent Sondakh, menyikapi pernyataan Panglima TNI atas pembelian Kilo Class, Kapal Selam Korea Selatan 209. Dengan begitu dirinya merasa terpanggil,
“Untuk pembelian alutsista dari mana-dari mana, maka petama kali yang harus dipertimbangkan adalah kepentingan negara dulu. Dalam neraca perdagangan, jangan kita beli suatu negara, kita defisit terus,” tandas Laksamana Kent, Kamis (17/9/2015) di kantorenya, di Institute Maritime for strudies, Jakarta
Kendati TNI AL akan memesan enam kapal selam jenis Chang Bogo-class dan tiga lagi berjenis Kilo-class tahun 2017. Ia hanya menyarankan untuk dikaji lebih dalam dan tidak menentang policy melainkan perlu dipertimbangkan dari segala aspek agar tidak mengalami persoalan seperti 12 kapal selam yang pernah dibeli Indonesia pada era 70-an.
Menurutnya, pengadaan kapal selam dari Rusia itu tidak kalah bagus dari Korea Selatan. Selain karena tidak khawatir akan kena embargo, hubungan Korea Selatan dan Indonesia dinilainya sebagai suatu pilihan yang memiliki risiko lebih kecil dari Rusia.
“Kapal selam Korea isinya perancis, Inggris, hanya saja bodinya dari korea, karena Korea itu menggunakan pabrik baja nomor satu di dunia,” terangnya.
Lebih lanjut dijelaskan mantan KSAL, aspek yang perlu diperhatikan AL adalah soal pertimbangan jangka panjang, hubungan diplomatik dan alih teknologi. Bagi Kent, pengadaan kapal dari Korea Selatan mempunyai keuntungan tersendiri ketimbang Rusia.
Dari ketiga hal itu, menurutnya akan membantu Indonesia mewujudkan pabrik kapal selam dengan adanya kesediaan alih teknologi. Samentara itu, untuk hubungan diplomatik, investasi Korsel di Indonesia akan menjauhi embargo dan mewujudkan mimpi Indonesia untuk memiliki pabrik kapal selam sendiri.
“Silakan mereka beli, kita nggak bisa larang. Tapi program yang kita susun untuk mandiri ini jangan distop. Kita sudah dimulai 3 di Korea kan, akan ada tiga kali, karena tiga ini diharapkan sudah mulai bikin di PT PAL, di mana kapal keenam itu 100 persen buatan kita. Itu yang kita pertahankan, jangan kita berubah-ubah dulu, bahwa you mau beli lagi yang lain silakan-silakan saja, tapi jangan dihentikan, maksud saya begitulah kira-kira,” pungkasnya.
Masih ditegaskan Bernard, jika Indonesia tetap membeli kapal selam jenis kilo-class dari Rusia, rasa khawatir akan kualitas kapal tersebut tetap dipertimbangkan. Pasalnya, kapal kilo-class yang rencananya akan dibeli itu adalah buatan zaman Uni Soviet dan bukan Rusia sekarang ini.
“Tentu lihat juga kualitas kapal, itu kan ada tawaran beli kilo-class, kilo-class yang mana? Kalau kilo-class 877 itu umurnya udah 30 tahun lebih, dan itu dibuat oleh Uni Soviet, bukan Rusia. Artinya zaman itu mesinnya mungkin dibikin Ukraina, yang apa dibikin negara mana, sekarang sudah bubar. Perlu dipertanyakan, ada enggak suku cadangnya, jangan sampai Indonesia gak bisa berlayar lagi,” terangnya.
Dedy Mulyadi
BeritaLima.com

0 komentar:

Post a Comment