Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Militer Negara Sahabat

16 November 2015

Su-30, Pesawat Tempur Paling Mengesankan Dari Timur

10:35 PM Posted by Unknown No comments
untitled-1
MOSCOW:(DM) - Tahun 1980-an merupakan tahun keemasan bagi militer Soviet. Beberapa sistem persenjataan yang sangat ampuh seperti Su-27, MiG-29, SAM S300, kapal penjelajah Laksamana Kuznetsov class, kapal selam nuklir Akula dan Kirov sang perkasa mulai beroperasi pada dekade itu.
Permata lain dari sistem persenjataan yang dikembangkan pada akhir 1980-an adalah Su-30. Sebuah jet tempur multirole berkursi tandem yang merupakan turunan terbaik dari Su-27. Kedua pilot bisa berbagi beban kerja sehingga memungkinkannya melakukan serangan mendadak dengan durasi tempur yang lebih lama. Su-30 memberikan pilotnya “pandangan mata burung” atau penglihatan penuh dari medan pertempuran dengan radar dan data link yang kuat sekaligus menyediakan sarana untuk perintah aset ramah. dalam artikel kali ini, kita akan membahas asal-usul, kemampuan dan beberapa varian dai Su-30.
Angkatan udara Soviet menerima Su-27 pada pertengahan 1980-an. Pada tahun 80-an, avionik suite yang ada jelas terlalu banyak untuk ditangani seorang pilot sendirian. Jet memiliki jangkauan tempur mengesankan hingga lebih dari 3200 km, jangkauan yang diluar batas daya tahan bagi satu orang pilot. Di sisi lain, wilayah udara Soviet sangat luas dan Angkatan Udara Soviet menghadapi kesulitan untuk berpatroli diarea yang luas tersebut.
Sebuah jet tempur buru sergap baru dengan daya tahan mengesankan sangat dibutuhkan untuk menutupi wilayah udara Rusia yang luas. Biro Mikoyan sedang membangun MiG-31 yang bisa memindai area yang luas dengan radar besar Zaslon PESA, dan Sukhoi ingin mengembangkan sendiri pesawat pencegat yang cocok dengan kebutuhan Angkatan Udara Soviet .
Angkatan udara Soviet tidak membutuhkan jet tempur interceptor konvensional, mereka ingin pesawat dengan fasilitas kontrol dan komando terbatas untuk mengatur pertempuran udara menghadapi serangan udara musuh.
Untuk memenuhi persyaratan itu diperlukan pesawat AEWAC konvensional yang besar, mahal dan tidak bisa dikerahkan jauh dari pangkalan, tidak semudah seperti mengerahkan jet tempur. Akhirnya dipilihlah Sukhoi Su-27UB sebagai platform dasar interceptor / komando baru karena memiliki kualitas untuk melakukan semua peran itu. Su-27UB adalah pesawat tempur paling gesit di masa itu, memakai tangki bahan bakar internal yang besar dan payload mengesankan. Varian baru yang diterima Soviet bernama T-10PU yang kemudian memunculkan sebutan resmi Su-27PU.
Dua buah jet tempur Su-27UB dikonversi untuk melayani sebagai model pertama konsep kursi tandem. Kokpit benar-benar dirubah. Kedua pilot bisa menerbangkan jet atau mengontrol senjata alternatif. Hal ini memungkinkan satu pilot untuk beristirahat dan satu lainnya berugas menangani pesawat bergantian selama penerbangannya. Su-27UB juga mendapatkan suite navigasi baru dengan data link baru untuk meningkatkan komando dan kontrol kemampuannya. Jet tempur secara resmi memasuki layanan sebagai Su-30, sangat sedikit sampel selesai dibuat sebelum Uni Soviet runtuh dan semua pesanan dibatalkan.
Setelah Uni Soviet runtuh, Sukhoi mengembangkan varian baru dari Su-30. Dari tampilan luar mirip dengan varian pertama tetapi memiliki sedikit perubahan. Kapasitas bahan bakar internal meningkat, jumlah cantelan meningkat menjadi 12, avionik suite di-upgrade, sementara mesin ditingkatkan untuk mempertahankan kinerja. Roda depan pendaratan dimodifikasi dengan 2 roda untuk menangani peningkatan berat pesawat.
Sukhoi selamat pada dekade terakhir abad ke-20 dan awal 2000-an karena kebangkitan dari Su-30. Setelah Uni Soviet runtuh, pasar domestik praktis tertutup. Sukhoi dan Mikoyan kemudian menawarkan varian jet tempur mereka ke negara manapun asal ada uang untuk membelinya.
Sukhoi ditawarkan bisa menyesuaikan keinginan dari negara pembeli. Sukhoi juga mengijinkan untuk memilih sistem non-Rusia untuk dipasangkan pada jet tempur mereka, sesuatu hal yang jarang ditawarkan produsen pesawat lain. Sebagai perbandingan, Amerika tidak mengijinkan pengguna F-16 untuk mengubah atau menggunakan sistem non-Amerika (dengan beberapa pengecualian) pada jet tempur mereka.
Sukhoi selamat dari kebangkrutan pada periode runtuhnya Uni Soviet dengan menjual 100 lebih jet tempur ke beberapa negara.
India pada saat itu menginginkan tambahan Mirage 2000 tapi Sukhoi yang lebih murah dan menawarkan kebebasan kustomisasi membuatnya lebih menarik.
Indian awalnya mendapatkan varian dasar Su-30K, dari 8 kemudian ditambah 10 Su-30MK. Jet tersebut dibeli untuk memungkinkan kemudahan transisi ke Su-30MKI. Pesanan India juga termasuk 32 standar Su-30MKI. India kemudian menandatangani kesepakatan untuk pembuatan 140 Su-30MKI didalam negeri. Jumlah ini pertama naik menjadi 180 dan kemudian ke 222. Sementara itu varian lebih tua Su-30K dan Su-30MK ditarik dari layanan dan dikembalikan ke Rusia. Angola kemudian membeli jet second itu sedangkan India membeli 18 Su-30MKI untuk menggantikannya.
Di sisi lain, Cina membeli Flankers dimulai dengan Su-27SK, 100 jet tempur telah diperoleh baik dari pembelian atau dari produksi lokal. Kesepakatan ini membantu menjaga Sukhoi tetap hidup selama tahun 1990-an karena menandai ekspor pertama Flanker untuk negara non-CIS. Hal ini diikuti oleh penawaran untuk Su-30MKK dan versi peningkatan Su-30MK2. Jumlah jet yang dibeli adalah sekitar 80 namun tidak dapat dikonfirmasi kebenarannya. Cina kemudian mulai memproduksi salinan dari Su-30MKK yang diberi nama J-16 dan menjadi jet tempur pengganti JH-7.
Malaysia menandatangani kontrak untuk pembelian 18 Su-30MKM dengan Irkut (pabrik yang memproduksi Flankers berasal dari varian India) pada tahun 2003. Flanker telah menyisihkan F A-18 Super Hornet untuk memenangkan persaingan di Malaysia.
Aljazair juga memesan Su-30 dan varian bernama Su-30MKA. Aljazair pada awalnya membeli 28 jet pada tahun 2006, diikuti 16 lagi yang dibeli dalam pertukaran dengan MiG-29SMT. Aljazair baru-baru ini memesan lagi 15 jet tempur dari Irkut.
Varian Cina yang diproduksi oleh KnAAPO telah diekspor ke Vietnam yang mengoperasikan 24 Su-30MK2V dan telah memesan 12 lagi. Venezuela juga mengoperasikan 12 Su-30MKV sementara Uganda dan Indonesia mengoperasikan sejumlah kecil jet tempur varian sama dengan milik Cina.
Rusia telah memesan Su-30 dari Irkut dan KnAAPO yaitu Su-30SM dan Su-30m2. Mereka telah memesan 60 Su-30SM (turunan dari Flanker India) untuk Angkatan Udara Rusia dan 20 untuk Angkatan Laut Rusia. Jet Angkatan Udara telah dikerahkan ke Suriah dan memberikan pengawalan kepada pembom Rusia. Rusia juga memesan 24 Su-30M2 yang dikatakan turunan dari Su-30 Cina. Kazakhstan bergabung dengan memesan 4 Su-30SM.
Indian ingin varian flanker berat yang disesuaikan dengan avionik Israel, Perancis dan India. Menggunakan radar N011M, sebuah radar PESA yang sangat kuat yang memungkinkannya untuk bertindak sebagai AEWAC. Su-30MKI dapat melacak target kapal sejauh 400 km, sementara target berukuran pesawat dapat dilacak sejauh150 km. Canard diperbesar untuk meningkatkan daya angkat dan menyeimbangkan radar berat di hidung.
India juga meningkatkan kinerja pesawat dengan 2 mesin Al-31FP nozel TVC. Mesin ini membuat pesawat tempur besar ini sangat lincah di udara. Su-30MKI juga memiliki IRST OLS-30 yang dapat melacak target udara dan permukaan, OLS-30 juga dapat digunakan sebagai alat penjejak laser.

Su-30MKI juga dapat membawa pod jamming SAP-518 dan SAP-14. HUD dan MFD dari Perancis dan Israel menyediakan sistem jamming aktif EL / M-8222, pod targeting LITENING dan komputer misi.
Indian juga menambahkan RWR (Radar Warning Receiver) bernama Tarang MK1, MAWS (missile attack warning system) dan komunikasi suite. Jet awalnya memakai Sura HMS yang telah digantikan oleh Top Penglihatan HMS buatan Israel. Seiring waktu, beberapa sistem telah digantikan produk buatan India, sedangkan sisanya telah terus ditingkatkan. Jet dapat membawa beberapa rudal canggih seperti R-77, R-73, Kh-31, Kh-59, R-27 dll yang terbaru diantaranya BrahMos dan Astra, AAM buatan India.
Flanker India telah dimodifikasi lebih lanjut dengan persyaratan suite. Negara-negara seperti Malaysia, Aljazair dan Rusia sendiri mengoperasikan varian yang dikembangkan dari Su-30MKI.
Varian Malaysia dilaporkan pernah mengadakan latihan bertajuk Cope Taifun dengan F-22. Varian ini mempertahankan radar Bar N011M, IRST OLS-30, mesin Al-31FP dengan nozel TVC, sementara sistem buatan India dan Israel digantikan dengan sistem sejenis dari Perancis, Afrika Selatan dan Rusia. Jet membawa pod targeting Damocles bukan LITENING. Afrika Selatan menyediakan suite pertahanan diri, sedangkan RWR India dan MAWS digantikan buatan Rusia. Varian yang dioperasikan oleh Aljazair menggunakan avionik suite sama dengan Su-30MKM.
Sebenarnya termasuk varian ekspor tapi juga digunakan oleh Rusia sendiri. Varian menggunakan versi peningkatan dari radar Bar N011M, mesin AL-31FP TVC, IRST OLS-30. Semua sistem buatan India dan Israel diganti dengan buatan Rusia. Jet tempur dapat membawa pod SAP-518 dan SAP-14. HUD Perancis digantikan dengan layar besar HUD buatan Rusia.
Cina memilih radar N001VE yang lebih tua dan lebih ringan dibandingkan dengan N011M. Radar dapat mendeteksi target pesawat tempur dengan jangkauan 100 km. Radar yang ringan berarti tidak perlu daya angkat ekstra yang dihasilkan dari canard. Jet ini didukung oleh mesin Al-31F yang tidak memiliki nozel TVC dari Al-31FP. Hal ini membuat Su-30MKK sedikit lebih ringan dari Su-30MKI India. Sebuah varian perbaikan dari IRST OLS-30 telah ditambahkan ke jet bersama dengan jammer buatan Rusia. Varian awal memakai HMS sama dengan varian awal MKI yaitu Sura. Sebagian besar avionik suite asal Rusia. Cina mendapatkan sekitar 80 jet tempur ini, sementara Indonesia membeli sekitar 11. Venezuela membeli turunan yang bernama Su-30MKV. Varian Cina mudah dibedakan dari varian India dari canard yang lebih kecil dan tepi atas stabilizer vertical.
Cina mengembangkan varian tambahan yang disebut Su-30MK2 dan Su-30MK3. MK2 menambahkan kemampuan anti-kapal bersama dengan peningkatan avionik. Sebuah radar baru, mungkin Zhuk-ME. Vietnam membeli varian sedikit dimodifikasi yang disebut Su-30MK2V.
Su-30 bagaimanapun adalah salah satu jet tempur terbaik sampai hari ini. Berbagai varian dan salinan dari Su-30 sedang diproduksi di 3 negara berbeda. Flankers India mungkin mendapatkan radar AESA canggih sehingga semakin meningkatkan kemampuannya. Cina juga sedang mengembangkan radar AESA untuk jet tempur J-11D, salinan dari Su-27.

Battle Machines jkgr

0 komentar:

Post a Comment