JAKARTA:(DM) - Menteri Koordinator Kelautan, Rizal Ramli telah menyampaikan rencana untuk meningkatkan industri pertahanan nasional dengan negara-negara di Asia Tenggara, dengan mendorong untuk mendapatkan saham minoritas dalam industri pertahanan Indonesia.
Saat ini, Indonesia memiliki beberapa perusahaan yang fokus pada pertahanan, dengan pemodalan yang dimiliki oleh negara, seperti pembuat senjata PT Pindad, pemain industri kedirgantaraan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dan perusahaan galangan kapal PT PAL.
Menurut Rizal, ketika Perancis mendominasi perusahaan Airbus, nilai penjualan berada di posisi rendah. Namun, setelah beberapa negara Eropa bergabung Airbus, perusahaan ini menjadi raksasa kedirgantaraan Eropa dan mengalahkan produsen pesawat berbasis Amerika Serikat, Boeing.
Rizal menambahkan bahwa dirinya percaya industri pertahanan di Indonesia bisa mengalami kesuksesan yang sama jika mengundang anggota ASEAN. Rizal juga mengatakan industri maritim di Indonesia memiliki momentum yang tepat saat ini untuk berhasil secara global.
Namun, Rizal mencatat bahwa Indonesia masih memiliki kemampuan untuk mengembangkan strategi merek dan pemasaran saat menjual produk industri pertahanan di luar negeri.
Presiden Direktur PT Pindad, Silmy Karim mengatakan bahwa sebelum divestasi saham industri pertahanan dengan negara lain, Indonesia harus memiliki alasan yang jelas untuk melakukannya. Lebih lanjut, Silmy menjelaskan bahwa industri pertahanan sangat berbeda dengan industri komersial.
Jakarta Post
0 komentar:
Post a Comment