JAKARTA:(DM) - Indonesia menanggapi serius aksi penyanderaan yang dilakukan kelompok teroris Abu Sayyaf terhadap 10 warga negara Indonesia (WNI). Intelijen, Polri hingga TNI sudah bergerak untuk mengendus keberadaan para penyandera.
Presiden Joko Widodo juga telah memerintahkan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Badrodin Haiti untuk melacak jejak para penyandera dan ke-10 WNI tersebut. TNI juga telah menyiapkan pasukan terbaik mereka untuk terjun ke lokasi setiap saat.
Dari sumber merdeka.com, Selasa (29/3), ada tiga pasukan elite yang diterjunkan untuk membebaskan para sandera. Mereka merupakan pasukan terbaik dengan anggota yang benar-benar memiliki kemampuan khusus dan terbaik dari yang terbaik.
Setidaknya, ada Sat-81/Gultor, sebuah kesatuan kecil di lingkungan Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Kemudian Komando Pasukan Katak (Kopaska) yang bergerak untuk membawa WNI dari tangan Abu Sayyaf ke lokasi aman, serta Pasukan Khusus Gabungan, yang merupakan gabungan dari 3 satuan elite TNI.
Presiden Joko Widodo juga telah memerintahkan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Badrodin Haiti untuk melacak jejak para penyandera dan ke-10 WNI tersebut. TNI juga telah menyiapkan pasukan terbaik mereka untuk terjun ke lokasi setiap saat.
Dari sumber merdeka.com, Selasa (29/3), ada tiga pasukan elite yang diterjunkan untuk membebaskan para sandera. Mereka merupakan pasukan terbaik dengan anggota yang benar-benar memiliki kemampuan khusus dan terbaik dari yang terbaik.
Setidaknya, ada Sat-81/Gultor, sebuah kesatuan kecil di lingkungan Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Kemudian Komando Pasukan Katak (Kopaska) yang bergerak untuk membawa WNI dari tangan Abu Sayyaf ke lokasi aman, serta Pasukan Khusus Gabungan, yang merupakan gabungan dari 3 satuan elite TNI.
Meski telah menyiapkan pasukan elite untuk menyerbu, namun Indonesia memilih negosiasi terlebih dahulu. Sedangkan pasukan tersebut tetap bersiaga setiap saat jika dibutuhkan dalam operasi pembebasan sandera.
Seperti apa kemampuan mereka? Berikut rangkumannya:
Seperti apa kemampuan mereka? Berikut rangkumannya:
1.
Satuan 81/Penanggulangan Teror atau disingkat Sat-81 Gultor merupakan salah satu satuan di lingkungan Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Satuan ini dipimpin perwira berpangkat kolonel dan anggotanya berisi prajurit-prajurit yang terpilih.
Untuk menjadi seorang prajurit Gultor, setiap anggotanya diwajibkan memiliki kemampuan di atas rata-rata di banding rekan-rekannya di Kopassus. Di antaranya melakukan tembak runduk (bakduk) dan freefall atau terjun bebas.
Satuan ini memiliki beberapa regu, di mana masing-masing memiliki kemampuan dalam mendukung operasi-operasi tempur, seperti pembebasan sandera. Seperti Tim Pasukan Katak (Paska) dan K9 (gugus jihandak).
Ada 4 ujian yang wajib dilaksanakan para anggotanya sebelum menjadi bagian dari Sat-81/Gultor. Seluruh proses dimulai sejak para prajurit menyelesaikan pendidikan pasukan khusus dan bergabung di markas Kopassus.
Setelah memiliki pengalaman operasi, setiap anggota wajib menjalani tes IQ, di mana syaratnya harus di atas 110. Kemudian dilanjutkan tes kesehatan, jasmani dan terjun ke lapangan.
Saat ini Satuan-81 Kopassus dipimpin oleh Kolonel Inf Thevi Zebua dengan wakil Letkol Inf Murbianto. Markas Sat-81 berada di kompleks Mako Kopassus di Cijantung, Jakarta Timur. Grup satuan elit ini memiliki personel paling sedikit dari grup-grup lain di Kopassus.
Kopassus merupakan salah satu pasukan elite tanah air yang cukup berpengalaman menghadapi kasus pembajakan dan penyanderaan. Salah satu operasi yang berhasil dilakukan adalah operasi pembebasan sandera Garuda Indonesia Penerbangan 206 atau dikenal Peristiwa Woyla.
Untuk menjadi seorang prajurit Gultor, setiap anggotanya diwajibkan memiliki kemampuan di atas rata-rata di banding rekan-rekannya di Kopassus. Di antaranya melakukan tembak runduk (bakduk) dan freefall atau terjun bebas.
Satuan ini memiliki beberapa regu, di mana masing-masing memiliki kemampuan dalam mendukung operasi-operasi tempur, seperti pembebasan sandera. Seperti Tim Pasukan Katak (Paska) dan K9 (gugus jihandak).
Ada 4 ujian yang wajib dilaksanakan para anggotanya sebelum menjadi bagian dari Sat-81/Gultor. Seluruh proses dimulai sejak para prajurit menyelesaikan pendidikan pasukan khusus dan bergabung di markas Kopassus.
Setelah memiliki pengalaman operasi, setiap anggota wajib menjalani tes IQ, di mana syaratnya harus di atas 110. Kemudian dilanjutkan tes kesehatan, jasmani dan terjun ke lapangan.
Saat ini Satuan-81 Kopassus dipimpin oleh Kolonel Inf Thevi Zebua dengan wakil Letkol Inf Murbianto. Markas Sat-81 berada di kompleks Mako Kopassus di Cijantung, Jakarta Timur. Grup satuan elit ini memiliki personel paling sedikit dari grup-grup lain di Kopassus.
Kopassus merupakan salah satu pasukan elite tanah air yang cukup berpengalaman menghadapi kasus pembajakan dan penyanderaan. Salah satu operasi yang berhasil dilakukan adalah operasi pembebasan sandera Garuda Indonesia Penerbangan 206 atau dikenal Peristiwa Woyla.
2.
Komando Pasukan Katak atau disingkat Kopaska merupakan kesatuan elite di lingkungan Tentara Nasional Angkatan Laut. Jika Kopassus lebih banyak beroperasi di darat, Kopaska dikhususkan untuk melakukan operasi di tengah laut.
Pasukan ini sudah berdiri sejak era Trikora tahun 1963, dan kerap diterjunkan dalam misi setengah mustahil. Tak heran, jika latihan yang dijalani mereka lebih banyak bersentuhan dengan air.
Dalam latihannya, pelatih benar-benar menguras habis tenaga dan kemampuan mereka untuk menjadi orang-orang terbaik dari yang terbaik. Selain berotot kawat dan bertulang besi, mereka juga wajib datang dari Korps Pelaut. Syarat wajib lain harus sudah pernah bertugas di kapal TNI AL selama dua tahun atau lebih.
Setiap calon Paska tak pernah diberi tahu kapan rangkaian hellweek akan dimulai. Bisa saja tiba-tiba saat mereka belajar di kelas, atau saat tidur terlelap.
Hari pertama minggu neraka ini dibuka dengan ritual melahap nasi komando bersama-sama. Nasi komando adalah hasil blenderan nasi, lauk pauk, telur mentah, minyak ikan dan terasi. Makanan ditaruh dalam satu tempat dan dimakan secara bergiliran. Jika salah satu muntah di tempat itu, maka yang berikutnya tetap harus memakan nasi komando itu sampai tandas.
Sebagai pelepas dahaga, minuman yang diberikan adalah jamu brotowali. Jamu ini memang menyehatkan, tapi mungkin merupakan minuman paling pahit di dunia. Setiap hari porsi tekanan terus ditambah hingga benar-benar memaksa seseorang untuk bertahan di titik maksimal.
Dengan latihan ini, tak hanya fisik yang kuat, tapi mentalnya juga seperti baja. Mereka juga pernah dilibatkan dalam operasi pembebasan sandera di Somalia.
Pasukan ini sudah berdiri sejak era Trikora tahun 1963, dan kerap diterjunkan dalam misi setengah mustahil. Tak heran, jika latihan yang dijalani mereka lebih banyak bersentuhan dengan air.
Dalam latihannya, pelatih benar-benar menguras habis tenaga dan kemampuan mereka untuk menjadi orang-orang terbaik dari yang terbaik. Selain berotot kawat dan bertulang besi, mereka juga wajib datang dari Korps Pelaut. Syarat wajib lain harus sudah pernah bertugas di kapal TNI AL selama dua tahun atau lebih.
Setiap calon Paska tak pernah diberi tahu kapan rangkaian hellweek akan dimulai. Bisa saja tiba-tiba saat mereka belajar di kelas, atau saat tidur terlelap.
Hari pertama minggu neraka ini dibuka dengan ritual melahap nasi komando bersama-sama. Nasi komando adalah hasil blenderan nasi, lauk pauk, telur mentah, minyak ikan dan terasi. Makanan ditaruh dalam satu tempat dan dimakan secara bergiliran. Jika salah satu muntah di tempat itu, maka yang berikutnya tetap harus memakan nasi komando itu sampai tandas.
Sebagai pelepas dahaga, minuman yang diberikan adalah jamu brotowali. Jamu ini memang menyehatkan, tapi mungkin merupakan minuman paling pahit di dunia. Setiap hari porsi tekanan terus ditambah hingga benar-benar memaksa seseorang untuk bertahan di titik maksimal.
Dengan latihan ini, tak hanya fisik yang kuat, tapi mentalnya juga seperti baja. Mereka juga pernah dilibatkan dalam operasi pembebasan sandera di Somalia.
3.
Pasukan ini dibentuk atas ide mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko. Tujuannya adalah untuk menyatukan operasi-operasi khusus di bawah satu komando, yakni Mabes TNI.
Pasukan ini merupakan gabungan dari prajurit terbaik di setiap pasukan elite TNI, mulai dari Kopassus, Denjaka, maupun DenBravo. Di mana masing-masing pasukan tersebut memiliki spesialiasi masing-masing dalam menguasai medan pertempuran.
"Pasukan ini berjumlah 90 prajurit dan berasal dari tiga pasukan khusus, yakni Sat-81 Kopassus TNI AD, Denjaka Marinir TNI AL, dan DenBravo Kopaskhas TNI AU," kata Moeldoko, saat meresmikan Koopgabsus di Jakarta, Selasa (9/6/2015) lalu.
Pembentukan pasukan elite gabungan ini adalah untuk menghadapi dan menangani ancaman teror di Indonesia. Di mana TNI bisa melibatkan diri dalam menghadapi teroris berdampingan dengan Polri dan selalu siap jika mendapatkan perintah dari presiden.
Jika masuk menjadi pasukan elite di masing-masing angkatan sudah cukup sulit, menjadi bagian dari pasukan ini juga lebih sulit lagi. Alhasil, mereka yang bergabung di dalamnya memang orang terpilih dan terlatih.
"Jangan macam-macam," tegas Moeldoko.
Pasukan ini merupakan gabungan dari prajurit terbaik di setiap pasukan elite TNI, mulai dari Kopassus, Denjaka, maupun DenBravo. Di mana masing-masing pasukan tersebut memiliki spesialiasi masing-masing dalam menguasai medan pertempuran.
"Pasukan ini berjumlah 90 prajurit dan berasal dari tiga pasukan khusus, yakni Sat-81 Kopassus TNI AD, Denjaka Marinir TNI AL, dan DenBravo Kopaskhas TNI AU," kata Moeldoko, saat meresmikan Koopgabsus di Jakarta, Selasa (9/6/2015) lalu.
Pembentukan pasukan elite gabungan ini adalah untuk menghadapi dan menangani ancaman teror di Indonesia. Di mana TNI bisa melibatkan diri dalam menghadapi teroris berdampingan dengan Polri dan selalu siap jika mendapatkan perintah dari presiden.
Jika masuk menjadi pasukan elite di masing-masing angkatan sudah cukup sulit, menjadi bagian dari pasukan ini juga lebih sulit lagi. Alhasil, mereka yang bergabung di dalamnya memang orang terpilih dan terlatih.
"Jangan macam-macam," tegas Moeldoko.