Apresiasi tersebut disampaikan
Mahfudz terkait telah di tandatanganinya kesepakatan dengan China yang diwakili oleh Jendral Liang Guanglie untuk proses Transfer of Technology ( TOT ) antara China dan Indonesia pekan lalu. Dengan kesepakatan tersebut dimungkinkan bagi Indonesia untuk memproduksi dan mengembangkan rudal C-705 tersebut di dalam negri. Hal ini sejalan dengan visi dan misi pertahanan negara kita yang tertuang dalam MEF dalam rangka menuju kemandirian alutsista.
Banyak benefit yang kita peroleh dalam kerjasama ini, diantaranya sebagai tahapan lanjutan dari penguasaan tekhnologi rudal yang sudah dirintis dengan pengembangan roket FFAR dan R-Han, kemudian Indonesia mendapatkan Limpahan Technology (Technology Spilover) yang selama ini dikunci rapat oleh beberapa negara penguasa technologi rudal seperti teknologi telemetri,propulsi,tracking dan guidance, di samping itu rudal C-705 ini dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi rudal balistik.
" Saat ini rudal memang menjadi bagian dari persenjataan utama sebuah negara besar karena memiliki daya jangkau yang mampu mencapai garis belakang pertahanan dan menembus jantung pertahanan lawan dengan daya hancur yang besar" terang Mahfudz Siddiq dalam releasenya.
Semoga kerjasama ini dapat menjadi milestone menuju kemandirian alutsista nasional yang mumpuni dan berdaya getar tinggi.
@Berita HanKam
0 komentar:
Post a Comment