Ketua Umum Commisaun Nacional da Eleiçoens (CNE) atau Komisi Nasional Penyelenggara Pemilu Timor-Leste, Faustino Gomes mengakui telah terjadi dugaan pelanggaran. Pelanggaran diduga dilakukan para pendukung Capres selama berlangsungnya kampanye. Dia mencontohkan yang terjadi di Dili, pada hari pertama kampanye Capres Taur Matan Ruak.
"Ada diantara pendukung Taur Matan Ruak, yang membawa serta atribut keagamaan seperti salib dan patung simbol keagaamaan, selama berlangsungnya kampanye. Ini sama sekali tidak diperbolehkan. Kami akan menegur tim sukses Capres Taur Matan Ruak," kata Gomes di Dili.
Protes lain juga dialamatkan ke kubu Capres Taur Matan Ruak. Protes ini datang dari Sekretaris Jenderal Partai Fretilin Mari Alkatiri, ketika berorasi selaku juru kampanye untuk Capres Francisco Guterres Lu-Olo, di Distrik Vikeke.
Alkatiri mempersoalkan Capres Taur Matan Ruak, yang difoto menggunakan atribut militer dalam sejumlah poster yang diarak pendukungnya. "Seharusnya, hal itu tidak boleh terjadi," tegas Alkatiri tanpa menjelaskan alasannya memprotes.
José Antonio Belo, salah seorang koordinator tim sukses Capres Taur Matan Ruak yang dihubungi VIVAnews Minggu 4 Maret 2012 membantah keras semua tudingan yang di alamatkan ke pihaknya.
"Jika Ketua Umum Komisi Penyelenggara Pemilu Timor-Leste mempunyai rekaman video maupun foto yang membuktikan bahwa hal itu benar-benar dilakukan oleh pendukung Capres Taur Matan Ruak, silakan dibeberkan dan ditunjukkan kepada publik," tantang José Belo.
Belo justru balik mempersoalkan imparsialitas lembaga penyelenggara Pemilu Timor-Leste itu. Dia beralasan, di hari pertama pembukaan kampanye, Rabu 29 Februari lalu, tidak hanya pendukung Capres Taur Matan Ruak yang memenuhi jalanan di kota Dili. Ada juga pendukung dari Capres yang lain.
"Saat ini, masa pra-Paskah bagi umat Khatolik di Timor-Leste. Bisa jadi, secara bersamaan ada sekelompok orang yang tengah membawa sejumlah atribut atau simbol agama Katolik itu di jalanan," bela Belo.
Soal protes Sekjen Fretilin, Mari Alkatiri menurut José Belo tidak terlalu menjadi perhatian pihaknya. "Yang jelas, baju loreng yang dikenakan Taur Matan Ruak dalam poster itu, bukan seragam dinas resmi F-FDTL (angkatan bersenjata TL, red.) saat ini. Baju loreng dalam poster itu, yang dulu dipakainya selama bergerilya di belantara hutan Timor-Leste," tegas Belo. (eh)
• VIVAnews
0 komentar:
Post a Comment