TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak 22 orang yang diduga sebagai mata-mata Iran, ditangkap oleh otoritas Azerbaijan, tengah menyusun serangan terhadap kepentingan Amerika Serikat (AS), Barat, dan Israel.
Menurut Kementerian Keamanan Azerbaijan, ke 22 orang tersebut disangkakan terlibat kegiatan mata-mata, pengkhianatan dan, kejahatan berat lainnya. Namun mereka tidak merinci kapan ke 22 mata-mata Iran itu ditangkap.
"Jaringan mata-mata itu memulai pekerjaanya pada tahun 1999, dimana mereka didanai, dan dilatih kemampuan militer," ujar Kementerian Pertahanan Azerbaijan, dalam pernyataanya, seperti dikutip dari CNN, Kamis (15/3/2012).
Ke 22 orang tersebut, menurut Kementerian, berada di bawah instruksi dari seseorang berkewarganegaraan Iran. "yang memata-matai, mengumpulkan dan memberikan informasi untuk melawan keamanan nasional Republik Azerbaijan," lanjut pernyataan Kementerian Pertahanan Azebaijan.
Instruktur kelompok tersebut, memulai merekrut kelompok mata-mata Azerbaijan, pada tahun 1999. Orang pertama yang ia rekrut bernama Karimov Niyazi Alovsatm saat ia melakukan perjalanan ke Teheran, Iran.
Ia diiming-imingi akan mendapatkan uang dalam jumlah yang sangat besar untuk melancarkan sabotase, dan serangan teror terhadap kedutaan besar, perwakilan, dan organisasi AS, Israel, dan negara-negara Barat di Ibukota Aberzaijan, Baku.
Ia bersama dengan anggota lainnya, kemudian mendapatkan pelatihan militer di Iran, dimana mereka dilengkapi dengan kemampuan menggunakan senjata api, dan bahan peledak.
Sejumlah bahan peledak, dan senjata, ditemukan di dalam kediaman salah satu anggota kelompok tersebut.
Hubungan diantara Azebaijan dengan Iran, yang merupakan tetangga itu, semakin memburuk, sejak Baku mulai menjalin hubungan dengan AS dan Israel, juga mendukung sanksi terhadap Iran atas proyek pengembangan nuklir mereka .
Menurut Kementerian Keamanan Azerbaijan, ke 22 orang tersebut disangkakan terlibat kegiatan mata-mata, pengkhianatan dan, kejahatan berat lainnya. Namun mereka tidak merinci kapan ke 22 mata-mata Iran itu ditangkap.
"Jaringan mata-mata itu memulai pekerjaanya pada tahun 1999, dimana mereka didanai, dan dilatih kemampuan militer," ujar Kementerian Pertahanan Azerbaijan, dalam pernyataanya, seperti dikutip dari CNN, Kamis (15/3/2012).
Ke 22 orang tersebut, menurut Kementerian, berada di bawah instruksi dari seseorang berkewarganegaraan Iran. "yang memata-matai, mengumpulkan dan memberikan informasi untuk melawan keamanan nasional Republik Azerbaijan," lanjut pernyataan Kementerian Pertahanan Azebaijan.
Instruktur kelompok tersebut, memulai merekrut kelompok mata-mata Azerbaijan, pada tahun 1999. Orang pertama yang ia rekrut bernama Karimov Niyazi Alovsatm saat ia melakukan perjalanan ke Teheran, Iran.
Ia diiming-imingi akan mendapatkan uang dalam jumlah yang sangat besar untuk melancarkan sabotase, dan serangan teror terhadap kedutaan besar, perwakilan, dan organisasi AS, Israel, dan negara-negara Barat di Ibukota Aberzaijan, Baku.
Ia bersama dengan anggota lainnya, kemudian mendapatkan pelatihan militer di Iran, dimana mereka dilengkapi dengan kemampuan menggunakan senjata api, dan bahan peledak.
Sejumlah bahan peledak, dan senjata, ditemukan di dalam kediaman salah satu anggota kelompok tersebut.
Hubungan diantara Azebaijan dengan Iran, yang merupakan tetangga itu, semakin memburuk, sejak Baku mulai menjalin hubungan dengan AS dan Israel, juga mendukung sanksi terhadap Iran atas proyek pengembangan nuklir mereka .
0 komentar:
Post a Comment