Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Militer Negara Sahabat

15 March 2012

PEMBELIAN PESAWAT: Diduga pengadaan Sukhoi di-mark up

7:37 PM Posted by Unknown No comments
JAKARTA: Lembaga swadaya masyarakat Indonesia Corruption Watch  dan Imparsial, Kamis, 15 Maret 29012, mendatangi Komisi I DPR untuk melaporkan dugaan mark up dalam pembelian 6 pesawat Sukhoi dari Rusia oleh Kementerian Pertahanan.
 
Wakil Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW), Adnan Topan Husodo mengatakan dalam proses pengadaan pesawat Sukhoi SU-30MK2 diduga terjadi mark-up. Selain itu, pengadaan Sukhoi itu diduga dilakukan melalui jalur broker.
 
“Itu yang kami laporkan hari ini. Dalam pembelian terjadi selisih harga enam Sukhoi SU-30MK2 sebesar US$56,7 juta atau setara dengan Rp538,6 miliar," kata Adnan usai diterima Wakil Ketua Komisi I DPR,Tubagus Hasanuddin (F-PDIP) dan Agus Gumiwang (F-PG) di Gedung DPR.

 

Menurutnya, pembelian 6 Sukhoi seharga US$470 juta itu juga tidak dilakukan secara langsung antara Kemhan dan  produsen Sukhoi, Rosoboronexport. Menurut Adnan, Kemhan membeli melalui calo yang menyebabkan harganya lebih mahal daripada harga yang dibeli negara lain.
 

Sebelumnya, pemerintah telah menandatangani kontrak pembelian pesawat tempur Sukhoi 30-MK2 sebanyak 6 unit dari pemerintah Federasi Rusia. Pembelian itu merupakan bagian dari rencana pembentukan satu skuadron Sukhoi yang berbasis di Pangkalan Udara Hasanuddin, Makassar.
 

Saat ini, Indonesia telah memiliki 10 unit Sukhoi yang terdiri dari 2 unit jenis SU-27SK, 3 unit jenis SU-27SKM dan 2 unit jenis SU-30MK, dan 3 unit jenis SU-30MK2. Pengadaan Sukhoi tersebut adalah bagian dari upaya modernisasi alutsista untuk periode 2010-2014 yang diperkirakan menelan anggaran Rp149,78 triliun.

Direktur Program Imparsial, Al Araf
menambahkan, ada beberapa hal yang patut dipertanyakan kepada pemerintah mengenai rencana pembelian 6 pesawat Sukhoi. Menurutnya, ada indikasi permainan dalam proses pengadaan atau pembelian Sukhoi, khususnya terkait dengan kemahalan dan kejanggalan harga pesawat yang tidak kecil jumlahnya.
 

Al Araf pun mempertanyakan, mengapa Kemhan lebih memilih untuk menggunakan skema pembelian Sukhoi dengan sumber dana pinjaman luar negeri/kredit komersial. Padahal, pembelian itu bisa melalui fasilitas state loan yang telah disediakan pemerintah federasi Rusia sebesar  US$1 miliar.
 

"Selain itu, Imparsial juga mempertanyakan kenapa harga pembelian Sukhoi bisa mencapai US$470 juta hingga US$500 juta untuk 6 pesawat. Adapun pada pengadaan tahun 2010, nilai pembelian Sukhoi dari produsen yang sama hanya berkisar US$55 juta,” ujarnya mempertanyakan .
 
Dia menambahkan jika harga kesepakatan adalah US$500 juta untuk 6 Sukhoi maka harga per unit Sukhoi adalah US$83 juta.(msb)
sumber: bisnis

0 komentar:

Post a Comment