"Kita jangan hanya berkutat pada berbagai permasalahan politik praktis domestik saja. Masih banyak hal lain yang juga perlu mendapatkan perhatian serius," kata Begi dalam perbincangan dengan ANTARA di Jakarta, Selasa.
Jika eskalasi krisis Iran tersebut menjadi tidak terkendali, katanya, besar kemungkinan terjadinya efek
domino bagi terjadinya resesi ekonomi dunia yang dipicu oleh meroketnya harga minyak dunia, dan bahkan ada kemungkinan bahwa eskalasi krisis nuklir Iran akan menjadi preseden buruk bagi masalah nuklir Korea Utara.
Menurut dia, jika demikian adanya yang terjadi, dunia bisa berada diambang Perang Dunia III.
Dia mengatakan, inilah saatnya bagi Indonesia, sebagai negara yang memiliki konstitusi dengan amanat agar RI ikut aktif dalam upaya menciptakan perdamaian dunia, untuk benar-benar menunjukkan komitmen terhadap pemenuhan amanat tersebut.
Hingga kini eskalasi situasi krisis Iran telah sampai pada wacana bahwa Israel-AS akan melakukan serangan militer ke Iran.
Jika hal tersebut sampai terjadi, kata dia, sangat disayangkan jika AS sampai membiarkan atau bahkan mensponsori opsi penyerangan tersebut terhadap Iran, kata pengamat hubungan internasional itu.
Hal tersebut, jika sampai benar-benar terjadi, dapat mengarah pada perkembangan wacana bahwa AS juga dapat memusuhi sesama negara demokrasi, mengingat Iran adalah negara demokrasi, di mana opsi kebijakan nuklir negara tersebut ditempuh melalui proses yang demokratis di negara tersebut.
Lebih lanjut, kata dia, serangan Israel-AS ke Iran hampir pasti akan meningkatkan eskalasi potensi serangan terorisme terhadap Israel dan AS secara global, atau setidaknya, dampak paling minimum adalah meningkatnya sikap fundamentalisme antiAS-Israel.
Kebijakan luar negeri
Terkait kebijakan luar negeri RI, Begi Hersutanto berpendapat ada hal yang sangat aneh.
"Kita tahu bahwa Israel adalah biang dari berbagai permasalahan stabilitas di kawasan Timur Tengah dan bahkan merupakan potensi biang permasalahan bagi perdamaian dunia, namun kita sama sekali enggan untuk membuka diri atau `engage` dengan Israel dalam rangka untuk menciptakan perdamaian," katanya.
Logikanya sangat aneh, bahkan ketika RI berkomitmen untuk turut menciptakan perdamaian dan stabilitas antara Israel dengan Palestina dengan cara hanya mau berhubungan dengan pihak Palestina tanpa sedikitpun mau berhubungan dengan pihak Israel.
Dikatakannya, sudah satnya bagi RI untuk membangun hubungan dan kerja sama dengan Israel agar RI memiliki posisi tawar terhadap Israel.
"Posisi tawar tidak akan dapat tercipta tanpa adanya hubungan interaksi di antara kedua negara. Seandainya sebelumnya RI sudah menempuh hubungan interaksi yang mendukung posisi tawar RI terhadap Israel, tentunya RI saat ini sudah dapat dengan mudah menggunakan posisi tawar tersebut untuk turut meredakan ketegangan antara Israel dengan Iran," katanya.
Dengan demikian amanat konstitusi UUD 1945 untuk turut berupaya menciptakan perdamaian dunia dapat dilaksanakan, tambah Begi.
Serangan terbatas
Dalam perbincangan terpisah, Hamdan Basyar, peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berpendapat kalau terjadi serangan Israel terhadap Iran, kemungkinan akan dilakukan secara terbatas di lokasi yang dianggap tempat pengembangan senjata nuklir.
Bila Iran tidak melakukan pembalasan dengan menyerang balik ke Israel, kata Hamdan, maka respons dunia Barat termasuk AS akan memahami tingkah laku Israel itu yang sebenarnya melanggar ketentuan PBB.
"Mereka beralasan, Israel berhak melakukan `preemptive strike` untuk melindungi wilayahnya," katanya.
Sementara itu, dunia ketiga termasuk Indonesia akan "mengecam" serangan tersebut dan berharap masalah itu segera berakhir serta tidak menimbulkan konflik yang lebih luas.
Tetapi bila Iran melakukan serangan balik ke Israel dengan mengebom wilayah Israel dan menutup Selat Hormuz, maka dunia Barat terutama AS akan bersiap-siap membantu Israel. Kapal perang AS yang ada di dekat wilayah Teluk Parsi, akan merapat ke sana dan siap menyerang Iran.
Dunia ketiga termasuk Indonesia akan "prihatin" dan "mengecam" tindakan saling serang tersebut, katanya.
Menurut Hamdan, masyarakat Indonesia terutama kalangan Muslim akan berdemo menentang tindakan Israel dan AS.
Menghadapi kondisi tersebut, katanya, sebaiknya Pemerintah Indonesia melakukan pendekatan kepada sekutu Israel terutama AS untuk mengakhiri tekanan terhadap Iran. (rr)
0 komentar:
Post a Comment