Perwira Tinggi (Pati) TNI melawat ke Australia untuk
membicarakan peningkatan hubungan dan kerjasama TNI dan ADF dalam bidang
penerangan/public affairs. Dalam kesempatan itu, perwira tinggi TNI
yang berkunjung ke Australia adalah Pusat Komunikasi Publik Kementerian
Pertahanan Brigadir Jenderal Hartind Asrin, Kepala Pusat Penerangan
TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul, Kepala Dinas Penerangan Angkatan
Laut Laksamana Pertama Untung Suropati, Kepala Dinas Penerangan
Angkatan Udara Marsekal Pertama Azman Yunus, serta Atase Pertahanan
Indonesia di Australia Marsekal Pertama Benecditus Widjanarko.
Kesempatan ini juga digunakan para Pati TNI untuk membahas rencana penempatan 2.500 Marinir AS di Darwin Australia. Beberapa waktu lalu, isu ini menghangat di tanah air karena penempatan pasukan AS sebanyak itu mengundang spekulasi adanya penguatan hegemoni Amerika Serikat di wilayah Asia Pasifik.
TNI mendapat penjelasan bahwa hingga saat ini baru 200 personel marinir AS yang menginjakkan kaki mereka di Australia. Penjelasan ini disampaikan oleh Komandan Brigader Satu Tentara Australia, Mayor Jenderal Michael Krause. Menurut Krause, total penempatan 2.500 marinir AS dilakukan secara bertahap dalam kurun waktu lima tahun ke depan.
Kurun waktu lima tahun mencakup banyak hal, bukan hanya pengiriman pasukan, tapi juga penyediaan peralatan penunjang bagi kebutuhan operasi pasukan AS di Darwin. Koordinasi antara kedua negara berlangsung intensif hingga kini agar proses penempatan pasukan marinir bisa berjalan mulus.
Dalam pertemuan yang berlangsung di Barak Robertson, Darwin, Australia, Rabu (2/5), dibahas pula tentang rencana latihan antara Pasukan AS dan Australia. Latihan ini dianggap sebagai kebutuhan demi penguatan pertahanan masing-masing negara. Krause mengatakan ada kemungkinan TNI dapat ikut dalam latihan bersama antara Australia dan Amerika.
Brigjen Hartind Asrin mengatakan, TNI akan mengkaji lebih dulu kemungkinan latihan gabungan tersebut. Menurut Hartind, TNI akan melakukan kegiatan dalam latihan bersama trilateral. Untuk masalah lokasi latihan, ditambahkannya, bisa terjadi di Indonesia atau Australia. Hal itu tergantung dari pembicaraan Mabes TNI, akan menetukan tempatnya dimana, pusat Informasi Working Group dari Australia, US Marine dan TNI. (*)
Sumber: kompas
Kesempatan ini juga digunakan para Pati TNI untuk membahas rencana penempatan 2.500 Marinir AS di Darwin Australia. Beberapa waktu lalu, isu ini menghangat di tanah air karena penempatan pasukan AS sebanyak itu mengundang spekulasi adanya penguatan hegemoni Amerika Serikat di wilayah Asia Pasifik.
TNI mendapat penjelasan bahwa hingga saat ini baru 200 personel marinir AS yang menginjakkan kaki mereka di Australia. Penjelasan ini disampaikan oleh Komandan Brigader Satu Tentara Australia, Mayor Jenderal Michael Krause. Menurut Krause, total penempatan 2.500 marinir AS dilakukan secara bertahap dalam kurun waktu lima tahun ke depan.
Kurun waktu lima tahun mencakup banyak hal, bukan hanya pengiriman pasukan, tapi juga penyediaan peralatan penunjang bagi kebutuhan operasi pasukan AS di Darwin. Koordinasi antara kedua negara berlangsung intensif hingga kini agar proses penempatan pasukan marinir bisa berjalan mulus.
Dalam pertemuan yang berlangsung di Barak Robertson, Darwin, Australia, Rabu (2/5), dibahas pula tentang rencana latihan antara Pasukan AS dan Australia. Latihan ini dianggap sebagai kebutuhan demi penguatan pertahanan masing-masing negara. Krause mengatakan ada kemungkinan TNI dapat ikut dalam latihan bersama antara Australia dan Amerika.
Brigjen Hartind Asrin mengatakan, TNI akan mengkaji lebih dulu kemungkinan latihan gabungan tersebut. Menurut Hartind, TNI akan melakukan kegiatan dalam latihan bersama trilateral. Untuk masalah lokasi latihan, ditambahkannya, bisa terjadi di Indonesia atau Australia. Hal itu tergantung dari pembicaraan Mabes TNI, akan menetukan tempatnya dimana, pusat Informasi Working Group dari Australia, US Marine dan TNI. (*)
Sumber: kompas
0 komentar:
Post a Comment