Indonesia Maksimalkan Pertahanan Keamanan

Rusman / presidensby.info
Presiden SBY jelaskan bahwa Indonesia mengoptimalkan segi pertahanan dan keamanan.

Jurnas.com | SEBAGAI negara kepulauan dan maritim, Indonesia terus memaksimalkan pertahanan dan keamanan negara. Dengan pertumbuhan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, yakni 6,5 persen, Indonesia mengalokasikan anggaran nasional dalam jumlah yang signifikan untuk pertahanan dan keamanan. Demikian disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menjadi pembicara utama (keynote speech) dalam forum The 11th International Insitute for Strategic Studies (IISS), The Shangri-La Dialogue di Hotel Shangri-La, Singapura, Jumat malam (1/6).

Tujuan utama Indonesia memperkuat pertahanan dan keamanan adalah untuk melindungi perbatasan dan ancaman trans-nasional, meningkatkan kontribusi dalam operasi penjaga perdamaian di seluruh dunia, lebih siap mengikuti operasi militer selain perang, hingga operasi khusus. “Baru-baru ini, misalnya, angkatan bersenjata kami untuk pertama kalinya melakukan operasi militer untuk menyelamatkan Indonesia dari bajak laut Somalia. Ini misi yang sulit, dan Alhamdullilah kami berhasil,” kata Presiden.


Dalam pidato berjudul “An Architecture for Durable Peace in The Asia Pacific” atau “Sebuah Kerangka Membangun Perdamaian yang Kuat di Asia Pasifik”, Presiden mengatakan, modernisasi militer di Indonesia berjalan transparan. Ditambah lagi adanya peningkatan usaha-usaha pertahanan keamanan dengan latihan militer bersama dan pertukaran personil.

Latihan militer bersama akan mengurangi kesenjangan antar negara. Hal ini bisa dilakukab oleh negara-negara seperti AS dan China. “Indonesia bersedia untuk menjadi bagian dari upaya ini,” ujar dia. Dengan upaya itu, modernisasi militer tidak akan mengakibatkan ketegangan baru. Sebaliknya akan berdampak pada keamanan yang kuat di wilayah.

The Shangri-La Dialogue 2012 merupakan langkah bersama dari forum keamanan antarnegara yang dilaksanakan setiap tahun oleh badan pemikir independen, Institut Internasional mengenai Studi Strategis.

Forum ini dinamai berdasarkan lokasi pertemuan di hotel Shangri-La Singapura yang telah dilaksanakan sejak 2002. Pertemuan tersebut turut dihadiri oleh para Menteri Pertahanan, pejabat tinggi Kementerian dan pimpinan militer dari 28 negara di Asia Pasifik.

Sumber: jurnas