Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Militer Negara Sahabat

25 June 2012

Peran Latihan Garuda Shield Dalam Mendukung Kemampuan Perwira TNI Dalam Melaksanakan Operasi Perdamaian di Bawah Naungan PBB

9:53 PM Posted by Unknown No comments
“..There are no secrets to success. It is the result of preparation, hard work and learning from failure.”

( Gen. Colin Powell )
Garuda Shield adalah salah satu latihan bersama antara TNI Angkatan Darat dengan Angkatan Darat Amerika Serikat yang berada pada US PACOM, latihan ini merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kerja sama, mempererat hubungan bilateral serta menumbuhkan saling pengertian di antara Angkatan Darat kedua negara khususnya dalam pelaksanaan penyamaan persepsi dalam proses pengambilan keputusan yang berada dalam suatu komando pengendalian tingkat brigade ke bawah dengan menggunakan prosedur pengambilan keputusan yang disamakan standarnya oleh PBB dengan menggunakan MDMP yang juga banyak digunakan oleh militer negara-negara di dunia.

Namun sesuai dengan perkembangan dan keberhasilannya, latihan Garuda Shield saat ini tidak lagi hanya melaksanakan latihan tentang proses pengambilan keputusan saja yang dikembangkan dalam CPX ( COMMAND POST EXERCISE ), tetapi USARPAC dalam hal ini US Army menambahkan kegiatan FTX ( FIELD TRAINING EXERCISE ) dan ENCAP (ENGINEERING CIVIC ASSISTANCE PROJECT) pada latihan Garuda Shield guna lebih mempererat kerjasama kedua Angkatan Darat, khususnya dalam berbagi ilmu pengetahuan di bidang kemiliteran dan lebih mendekatkan hubungan US Army dengan masyarakat Indonesia yang berada di pedesaan dengan membangun atau merenovasi fasilitas-fasilitas umum masyarakat. Latihan Bersama ini juga merupakan salah satu upaya pelaksanaan fungsi pembinaan latihan dan meningkatkan profesional bagi personel satuan jajaran TNI Angkatan Darat yang akan melaksanakan tugas sebagai pasukan operasi perdamaian PBB.


Seperti diketahui bahwa ada berbagai macam metode dan proses pengambilan keputusan pada setiap angkatan perang suatu negara salah satunya yang dikenal dalam TNI AD adalah Proshub atau prosedur hubungan komandan dan staf. Proshub sangat dikenal oleh seluruh Perwira TNI AD dalam suatu proses pengambilan keputusan, namun jika dihadapkan pada suatu proses pengambilan keputusan yang melibatkan negara lain yang telah memiliki standar proses pengambilan keputusan yang lazim digunakan pada misi PBB yaitu MDMP (Military Decision Making Process) maka akan terdapat ketimpangan dalam hal waktu, ketajaman analisa dan cara bertindak.

Garuda Shield telah terselenggara enam kali, telah memberikan pengalaman bagi Perwira Angkatan Darat kedua negara dalam hal proses pengambilan keputusan dengan menggunakan MDMP, sehingga jika kedua angkatan darat dilibatkan dalam satu wilayah untuk menjaga perdamaian terhadap negara yang sedang berkonflik maka diharapkan tidak terjadi kesalahan prosedur dan tidak memakan waktu yang lama dalam memutuskan cara bertindak yang benar.

Tidak hanya memperoleh ilmu tentang MDMP saja bagi peserta yang tergabung dalam CPX, namun para peserta latihan lainnya yang tergabung dalam kelompok FTX dan ENCAP akan mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan ruang lingkup organisasi dan tugas-tugas yang ada di PBB serta pengetahuan tentang organisasi, prosedur, aturan dan hukum-hukum yang berlaku dalam suatu misi PBB beserta unsur NGO pendukung lainnya.
\
Command Post Exercise (CPX)
Merupakan suatu bentuk latihan Gladi Posko yang di dalamnya terdiri dari unsur-unsur staf brigade. Dalam CPX ini susunan organisasi dan susunan ruangan sangat berbeda dengan Gladi Posko yang terdapat pada susunan Gladi Posko TNI AD. Dalam susunan ruangan pada Brigade di CPX, seluruh staf utama dan staf pendukung menjadi satu tanpa ada penyekat antara ruang staf dan komandan Brigade serta seluruh susunan meja staf mengarah pada satu layar monitor yang besar. Seperti diketahui bahwa ada berbagai macam metode dan proses pengambilan keputusan pada setiap angkatan perang suatu negara, salah satunya yang dikenal dalam TNI AD adalah Proshub atau prosedur hubungan komandan dan staf.

Proshub sangat dikenal oleh seluruh Perwira TNI AD dalam suatu proses pengambilan keputusan, namun jika dihadapkan pada suatu proses pengambilan keputusan yang melibatkan negara lain yang telah memiliki standar proses pengambilan keputusan yang lazim digunakan pada misi PBB yaitu MDMP (Mlitary Decision Making Process) maka akan terdapat ketimpangan dalam hal waktu, ketajaman analisa dan cara bertindak. Untuk penyamaan pengambilan keputusan dengan yang benar dan tepat jika TNI AD bekerjasama dalam suatu misi dengan negara lain khususnya US Army, maka kegiatan CPX ini sangat diperlukan.
Dalam CPX terdapat tiga komponen utama yaitu Brigade Player, Hi-Con (kendali atas) dan Low-Con (kendali bawah) dimana masing-masing komponen tersebut terdapat staf utama dan staf pendukung yang disesuaikan dengan jenis operasi yang akan dilaksanakan.

Perbedaan yang mencolok dalam CPX dibandingkan dengan Gladi Posko TNI AD adalah bahwa setiap komponen HICON dan LOWCON mengadakan analisa tugas dari tugas yang didapatkannya dan membuat produk yang akan disampaikan pada Brigade Player sebelum membuat produk keputusannya. Dalam CPX ini akan didapatkan pengetahuan dan manfaat-manfaat lainnya yang sangat penting oleh setiap pelaku kedua belah pihak.

Terutama bagi pelaku TNI AD, mereka dapat berinteraksi langsung dengan perwira-perwira dari US Army yang memiliki pengalaman-pengalaman operasi di berbagai belahan dunia sesuai dengan fungsi tugas dan kecabangannya masing-masing. Kemampuan penggunaan sistem komputerisasi yang terbaru digunakan dalam tugas operasi oleh US Army dalam mekanisme penyampaian informasi dalam suatu tugas operasi merupakan pengetahuan tersendiri yang didapat dalam latihan ini. Demikian juga dengan pengetahuan-pengetahuan lain yang didapat seperti mekanisme CPX dan MDMP itu sendiri, prosedur-prosedur standar US Army dalam pengamanan terhadap pelaksanaan latihan, teknik-teknik paparan, terjalinnya networking antar Perwira TNI AD dengan Perwira US Army dan keakraban dalam tataran yang sama.

Field Training Exercise (FTX)
Merupakan suatu bentuk latihan teknik dan taktik pertempuran dalam satuan kecil ataupun teknik pengamanan terhadap obyek dan pengamanan serta penjinakan terhadap ranjau improvisasi yang sering ditemukan pada saat pelaksaanan penugasan PBB. FTX lebih memfokuskan pada komandan-komandan satuan kecil di lapangan dalam pemecahan permasalahan baik terhadap ancaman berupa penyerangan, ancaman bom improvisasi, pelajaran komunikasi hadapi demo dari masyarakat dan pengetahuan taktis tentang berbagai patroli.

Pengembangan-pengembangan materi yang dilatihkan setiap tahun selalu berganti disesuaikan dengan kejadian-kejadian yang sering menjadi permasalahan di lapangan dalam penugasan yang dilakukan oleh US Army pada misi PBB. Keterlibatan pelatih dari US Army dalam FTX sangat memberikan pengalaman dan pengetahuan taktik aplikatif kemiliteran yang terbaru khususnya untuk satuan kecil dan perwira-perwira pertama (Pama) TNI AD beserta anggota, hal ini dikarenakan pelatih yang berasal dari US Army adalah personel-personel yang langsung didatangkan dari daerah-daerah operasi seperti Iraq, Afganistan dan Libanon.

Meskipun FTX bukan merupakan suatu rangkaian latihan yang terkait langsung dengan skenario pada CPX, namun pembekalan umum tentang PBB juga didapatkan oleh pelaku FTX pada saat forum akademi yang merupakan pengantar dari pelaksanaan kegiatan latihan Garuda Shield secara umum. Di samping mendapatkan pengetahuan yang telah disampaikan di atas, pengetahuan lain yang didapatkan adalah berupa pengetahuan tentang prosedur, teknik dan mekanisme penyelengaraan laihan di lapangan. Pengetahuan dan ilmu yang didapatkan pada FTX sangat membawa pengaruh positif bagi para peserta yang terlibat di dalamnya, terutama bagi Perwira yang akan dilibatkan dalam penugasan PBB ataupun Perwira yang dipersiapkan untuk melatih satuan-satuan yang akan berangkat dalam misi penjaga pemeliharaan perdamaian dunia disamping akses dan networking antara perwira TNI AD dengan pelatih-pelath dari US Army.

http://perkembanganmiliter.blogspot.com/
Engineering Civic Assistance Project (ENCAP)
Merupakan bagian kegiatan latihan Garuda Shield, berupa latihan kerjasama antara TNI AD dengan US Army yang dikembangkan dalam bentuk kegiatan sosial dengan membangun fasilitas-fasilitas sosial masyarakat di daerah terpencil tempat diselenggarakannya latihan Garuda Shield. Pada ENCAP, keterlibatan Perwira dan anggota dari satuan Zeni sangat berperan karena yang menjadi sasaran fisiknya adalah pembangunan fasilitas umum masyarakat yang dimulai dari saat perencanaan, penggambaran bangunan yang akan dibangun sampai dengan pelaksanaan pembangunan yang dikerjakan bersama dengan prajurit-prajurit US Army.

Tidak hanya proses pembangunan fisik saja yang dilakukan, namun pelajaran tentang prosedur pengamanan saat pembangunan juga dipelajari dan dilakukan secara bersama. ENCAP dalam skala besar sebenarnya adalah salah satu bagian dari OMSP (Operasi Militer Selain Perang) atau MOOTW ( Military Operation Other Than War) yang dilakukan oleh US Army dalam rangka merebut hati rakyat dalam setiap pelaksaanaan operasi militer di suatu wilayah. Sedangkan dalam latihan Garuda Shield ini ENCAP merupakan sarana kerjasama, berbagi pengetahuan tentang teknik dan perencanaan pembangunan suatu bangunan antara satuan kecabangan Zeni TNI AD dan US Army. Di samping itu ENCAP juga merupakan sarana sosial US Army terhadap masyarakat Indonesia di pedesaan dimana tempat berlangsungnya latihan Garuda Shield dengan membangun fasilitas umum masyarakat.

Dengan tiga kegiatan kerjasama yang dilakukan secara bersama dalam setiap latihan Garuda Shield antara TNI AD dengan US Army dari USARPAC yang telah terlaksana enam kali sejak tahun 2007, maka peserta yang telah dilatih dan memiliki kecakapan dan pengalaman secara langsung pada CPX, FTX dan ENCAP sekitar lebih dari 500 orang Perwira (Pamen dan Pama) dan lebih dari 800 prajurit yang terlibat dalam FTX dan ENCAP.

 Dengan bertambahnya jumlah Perwira dan prajurit yang telah mengikuti dan memiliki pengalaman dalam latihan Garuda Shield, maka akan sangat membantu tugas-tugas operasional TNI AD khususnya PMPP (Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian) dalam menyiapkan dan melaksanakan tugas yang dimandatkan oleh PBB. Hubungan yang terbina dan terpelihara antara peserta latihan Garuda Shield sangat membawa arti penting dalam menciptakan hubungan personal antara sesama prajurit yang secara langsung membawa dampak positif bagi hubungan antara TNI AD dengan US Army. 

Banyak para peserta tetap menjaga hubungan mereka melalui email saling berbagi informasi yang berkaitan dengan penugasan ataupun berkaitan dengan keluarga, dan ada juga beberapa dari peserta bertemu kembali pada latihan lain di negara yang berbeda, penugasan ataupun pada saat melaksanakan pendidikan di berbagai sekolah militer di beberapa negara.

Secara umum dari pelaksanaan latihan Garuda Shield telah memberikan peserta latihan suatu wawasan yang luas, pengetahuan taktik, teknik militer yang terbaru dari pengalaman aplikatif yang didapatkan oleh US Army saat melaksanakan penugasan misi PBB di berbagai belahan dunia. Dan secara khusus perwira-perwira TNI AD yang terlibat secara langsung dalam CPX mendapatkan pengetahuan, pengalaman dan wawasan luas tentang mekanisme pelaksanaan gladi posko, proses pengambilan keputusan yang lazim digunakan oleh militer negara-negara maju di dunia, sehingga sangat memungkinkan untuk terjadinya percepatan kemajuan pada TNI AD dalam kesetaraan pengetahuan militer, kemampuan militer, modernisasi manajemen militer, modernisasi sistem komunikasi, modernisasi sistem pembinaan latihan dengan militer negara-negara maju di dunia.
Demikian tulisan singkat ini, semoga bermanfaat bagi kemajuan TNI AD khususnya dan kemajuan TNI pada umumnya. “One team and Tetap Semangat!”

sumber: tandef

0 komentar:

Post a Comment