... militer kami di Asia Pasifik untuk lebih mendorong mewujudkan kesejahteraan dan keamanan kawasan...
Hal itu disampaikan menteri pertahanan China dan AS saat bertemu di Beijing, Selasa. Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Leon Panetta, tiba di Beijing, dan disambut mitranya Menteri Pertahanan China, Liang Guanglie.
Amerika Serikat membuka kembali kedutaan
besarnya di Beijing pada 1981, saat Presiden Jimmy Carter berkunjung
setelah presiden Amerika Serikat terakhir yang berkunjung ke sana adalah
Richard Nixon.
Sementara kunjungan Panetta
merupakan balasan atas kunjungan Liang pada Mei silam. Kunjungan dia ke
Beijing merupakan kunjungan kedua dalam tahun ini.
Kedua
negara sama-sama menguasai teknologi kapal perang dan peluru kendali,
pesawat terbang tempur generasi 5 (Amerika Serikat lebih unggul,
sementara China dianggap menjalankan operasi intelijen untuk mendapat
cetak biru F-22 Raptor), kapal selam (AS punya armada besar kapal
selam nuklir), peluru kendali antar benua, hingga teknologi ruang
angkasa walau China memakai model Soyuz dan roket-roket Rusia sebagai
patron.
Belum lagi jumlah personel di mana
China diketahui memiliki sekitar 2,5 juta personel aktif ditunjang
belasan juta cagangan dan wajib militer sementara Amerika Serikat cuma
ratusan ribu personel aktif saja ditambah sekitar 500.000 personel
cadangan federal.
"Kami telah bertemu dan menyepakati beberapa hal tentang beberapa isu dan kami sepakat pula untuk membangun konsep hubungan militer yang baru antara kedua pihak," kata Liang.
Ia menambahkan, hubungan itu sebagai bagian dari kemitraan kedua negara militer kedua pihak harus mendorong tipe hubungan baru yang didasarkan pada prinsip kesetaraan, dan saling menguntungkan,".
Dalam pertemuan itu, Guanglie dan Panetta membahas strategi pertahanan dan keamanan regional, dan keduanya sepakat membuka saluran komunikasi yang intensif untuk mendukung hubungan yang semakin baik.
Sementara itu Panetta mengatakan, "Kita tidak akan mencapai keamanan dan kesejahteraan di abad 21 ini tanpa hubungan yang konstruktif antara China dan AS, termasuk hubungan militer kedua negara."
Terkait keberadaan kekuatan Amerika Serikat di Asia Pasifik, Panetta mengatakan, "Kehadiran militer kami di Asia Pasifik untuk lebih mendorong mewujudkan kesejahteraan dan keamanan kawasan." Beberapa waktu lalu, pangkalan Korps Marinir Amerika Serikat setingkat brigade infantri dioperasikan di Darwin, Australia.
"Kami telah bertemu dan menyepakati beberapa hal tentang beberapa isu dan kami sepakat pula untuk membangun konsep hubungan militer yang baru antara kedua pihak," kata Liang.
Ia menambahkan, hubungan itu sebagai bagian dari kemitraan kedua negara militer kedua pihak harus mendorong tipe hubungan baru yang didasarkan pada prinsip kesetaraan, dan saling menguntungkan,".
Dalam pertemuan itu, Guanglie dan Panetta membahas strategi pertahanan dan keamanan regional, dan keduanya sepakat membuka saluran komunikasi yang intensif untuk mendukung hubungan yang semakin baik.
Sementara itu Panetta mengatakan, "Kita tidak akan mencapai keamanan dan kesejahteraan di abad 21 ini tanpa hubungan yang konstruktif antara China dan AS, termasuk hubungan militer kedua negara."
Terkait keberadaan kekuatan Amerika Serikat di Asia Pasifik, Panetta mengatakan, "Kehadiran militer kami di Asia Pasifik untuk lebih mendorong mewujudkan kesejahteraan dan keamanan kawasan." Beberapa waktu lalu, pangkalan Korps Marinir Amerika Serikat setingkat brigade infantri dioperasikan di Darwin, Australia.
Sumber:antaranews
0 komentar:
Post a Comment