TERNATE-(IDB) : Empat
pulau, yaitu Biak (Papua), Morotai (Maluku Utara), Nias (Sumatera
Utara), dan Enggano (Bengkulu), dikaji untuk menjadi lokasi pembangunan
bandar antariksa. Bandar antariksa ini diperlukan seiring dengan kian
dibutuhkannya satelit untuk penginderaan jauh dan agar Indonesia tidak
lagi tergantung pada teknologi dan bandar antariksa negara lain.
Erna
Sri Adiningsih dari Pusat Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan
Lembaga Penerbangan dan Antariksa mengatakan hal ini saat menjadi
pembicara dalam seminar internasional bertajuk percepatan dan
pembangunan ekonomi Indonesia menuju industrialisasi kelautan dan
perikanan berkelanjutan, di Ternate, Maluku Utara, Rabu (12/9/2012).
Seminar diadakan dalam kaitan Sail Morotai 2012.
Dari
kajian awal, menurut Erna, keempat pulau tersebut dinilai layak untuk
menjadi lokasi bandar antariksa. Di antaranya karena dekat garis
khatulistiwa, berada dekat laut bebas, sehingga bisa meminimalkan
risiko akibat peluncuran roket dan potensi bencana seperti gempa dan
tsunami.
Erna
menjelaskan, di Morotai, Maluku Utara, enam lokasi telah dikaji, yaitu
di Tanjung Gurango, Pulau Tabailenge, Bido, Mira, Sambiki, dan
Sangowo. Dari keenam lokasi itu, yang lebih cocok untuk bandar
antariksa berada di Sangowo atau persisnya tiga kilometer dari Sangowo.
"Lima
lokasi lainnya kurang cocok karena sudah ada rencana lahan di sana
dipakai pemerintah dan karena topografi yang kurang baik," ujarnya.
Erna
mengungkapkan, kajian yang telah dilakukan di keempat pulau itu baru
kajian awal. Perlu ada penelitian lebih lanjut sebelum memutuskan
lokasi yang tepat untuk bandar antariksa.
Sumber : Kompas

0 komentar:
Post a Comment