Syeikh Khalid Mala' seorang ulama Irak menyatakan, "Seruan Imam
Khomeini itu secara lahiriyah adalah untuk membebaskan Baitul Maqdis
adapun secara batiniyah seruan tersebut adalah demi mempersatuan umat
Islam."
IRNA (23/10) melaporkan, hal itu dikemukakannya dalam Konferensi Baitul Maqdis yang digelar di Mekkah. Ditambahkannya, "Imam Khomeini ra adalah seorang faqih dan guru besar yang tahu bahwa jika umat Islam tidak mampu mengambil satu keputusan dalam masalah fiqih, akan tetapi mereka paling tidak dapat bersatu dalam masalah Palestina."
Di lain pihak, Syeikh Said Qasim, Ketua Dewan Islam Palestina di Lebanon, yang pernah dipenjara oleh rezim Zionis selama 15 tahun mengatakan, "Ketika itu, kami mendengar Imam Khomeini ra menutup Kedutaan Besar Israel di Tehran dan membuka kembali Kedutaan Besar Palestina, kami merasakan persatuan dunia Islam menerangi hati kami."
Anggota Dewan Islam Palestina di Lebanon ini menekankan bahwa tidak ada kekuatan ilegal apapun yang dapat sanggup bertahan melawan muqawama umat Islam dan mengatakan, "Hasil sebuah penelitian di universitas terkemuka menunjukkan bahwa 30 persen Yahudi siap keluar dari Palestina pendudukan menuju Eropa, 30 persen lainnya menyatakan siap untuk meninggalkan Palestina pendudukan di masa mendatang, dan hanya 20 persen yang menyatakan mereka harus tetap tinggal di Palestina pendudukan."
Hujjatul Islam Sayid Ahmad Mousavi, Penasehat Presiden dan Ketua Lembaga Haji dan Ziarah Iran, juga berbicara dalam konferensi tersebut dan mengatakan, "Sekarang, masalah Baitul Maqdis merupakan masalah terpenting dalam menguji parameter kemanusiaan, dunia Arab dan Islam."
(IRIB Indonesia/MZ)
IRNA (23/10) melaporkan, hal itu dikemukakannya dalam Konferensi Baitul Maqdis yang digelar di Mekkah. Ditambahkannya, "Imam Khomeini ra adalah seorang faqih dan guru besar yang tahu bahwa jika umat Islam tidak mampu mengambil satu keputusan dalam masalah fiqih, akan tetapi mereka paling tidak dapat bersatu dalam masalah Palestina."
Di lain pihak, Syeikh Said Qasim, Ketua Dewan Islam Palestina di Lebanon, yang pernah dipenjara oleh rezim Zionis selama 15 tahun mengatakan, "Ketika itu, kami mendengar Imam Khomeini ra menutup Kedutaan Besar Israel di Tehran dan membuka kembali Kedutaan Besar Palestina, kami merasakan persatuan dunia Islam menerangi hati kami."
Anggota Dewan Islam Palestina di Lebanon ini menekankan bahwa tidak ada kekuatan ilegal apapun yang dapat sanggup bertahan melawan muqawama umat Islam dan mengatakan, "Hasil sebuah penelitian di universitas terkemuka menunjukkan bahwa 30 persen Yahudi siap keluar dari Palestina pendudukan menuju Eropa, 30 persen lainnya menyatakan siap untuk meninggalkan Palestina pendudukan di masa mendatang, dan hanya 20 persen yang menyatakan mereka harus tetap tinggal di Palestina pendudukan."
Hujjatul Islam Sayid Ahmad Mousavi, Penasehat Presiden dan Ketua Lembaga Haji dan Ziarah Iran, juga berbicara dalam konferensi tersebut dan mengatakan, "Sekarang, masalah Baitul Maqdis merupakan masalah terpenting dalam menguji parameter kemanusiaan, dunia Arab dan Islam."
(IRIB Indonesia/MZ)
0 komentar:
Post a Comment