Kekerasan tetap terjadi meskipun diberlakukan gencatan senjata selama empat hari.
Angkatan Udara Suriah menyerang sejumlah kantong
pemberontak, antara lain di Damaskus dan Idlib, yang dikatakan sebagai
serangan udara terbesar sejak pemerintah mengerahkan
pesawat tempur pertengahan tahun ini.
Kelompok oposisi Syrian Observatory for Human Rights
mengatakan militer melancarkan 34 serangan udara selama rentang waktu
tiga jam pada Senin pagi (29/10).
"Terdapat 34 serangan udara di berbagai lokasi selama tiga
jam pagi tadi. Ini merupakan serangan paling dahsyat sejak
pesawat tempur pertama kali dikerahkan pertengahan tahun ini," kata direktur
Syrian Observatory for Human Rights Rami Abdel Rahman seperti dilaporkan
kantor berita AFP.
Di antara serangan itu terjadi di desa-desa dan kota-kota di
Provinsi Idlib, tempat pasukan pemerintah dan pemberontak terlibat
dalam pertempuran sengit untuk memperebutkan pangkalan militer Wadi
Daif.
Pesawat tempur dilaporkan menyerang sedikitnya 11 sasaran di
ibukota Suriah Damaskus. Dalam perkembangan terpisah, televisi
pemerintah Suriah melaporkan 10 orang, termasuk anak-anak, tewas dalam
ledakan bom mobil di Damaskus.
Kekerasan terus terjadi meskipun diberlakukan gencatan
senjata sementara selama empat hari dalam rangka libur Idul Adha yang
berakhir hari Senin ini.
Sementara itu utusan internasional untuk Suriah Lakhdar
Brahimi mengakui gencatan senjata yang dijembataninya mengalami
kegagalan.
Ketika berbicara dalam kunjungan ke Moskow, Brahimi
mengatakan jeda pertempuran yang dia jembatani tidak bisa disebut
gencatan senjata.
Brahimi mengatakan pengeboman daerah-daerah yang ditempati
warga biasa adalah tindakan teroris oleh kelompok-kelompok yang tidak
mempunyai kontak dengannya.
Detik
0 komentar:
Post a Comment