Demikian dikatakan mantan Panglima TNI, Jenderal Purnawirawan Endriartono Sutarto, saat memberikan pembekalan kepada 95 peserta Program Pembinaan Sumber Daya Manusia Strategis (PPSDMS) di Auditorium Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Minggu (18/11).
Menurut dia, jika Indonesia memiliki militer yang kuat seperti tahun 1960-an, negara lain akan berpikir seribu kali untuk mencari masalah. Oleh karena itu militer Indonesia perlu diperkuat.
"Indonesia perlu memberdayakan industri alutsista dalam negeri dengan memperhatikan nilai keekonomian. Jika kita tidak mau memulai, kita tidak akan pernah bisa memproduksi alutsista. Kita telah menunjukkan mampu membuat panser Anoa dan senjata serbu yang kualitasnya tidak kalah dengan buatan luar negeri," kata dia.
Dia mengatakan panser Anoa produksi Pindad diminati beberapa negara, bahkan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) telah merekomendasikan panser itu untuk digunakan dalam operasi PBB di sejumlah negara. Hal itu menunjukkan panser ini memiliki kualitas yang bagus.
Selain panser Anoa, Pindad juga telah memproduksi senjata serbu dengan nama SS-2 yang diminati beberapa negara karena memiliki akurasi yang tinggi. "Namun demikian, produksi alutsista dalam negeri perlu memperhatikan nilai keekonomian. Jika kebutuhannya banyak dan bisa diekspor perlu memproduksi sendiri, tetapi jika kebutuhannya sedikit dan tidak potensial diekspor lebih baik melakukan impor," kata dia.
Sumber: Koran Jakarta
0 komentar:
Post a Comment