Ratusan orang turun ke jalan-jalan di AS untuk mengekspresikan
kemarahan mereka atas gelombang baru serangan Israel di Jalur Gaza.
Para demonstran berkumpul di luar Konsulat Israel di New York pada hari
Kamis (15/11), dan menyerukan supaya AS menekan para pejabat Israel
segera mengakhiri perang di Jalur Gaza.
"Ini tidak benar. Ini bukan pertempuran yang seimbang antara Israel dan Palestina. Orang Palestina meluncurkan roket ke Israel untuk mempertahankan dirinya. Israel tidak memiliki hak untuk menyerang Palestina," kata seorang pengunjuk rasa, Sofia Ahsanuddin.
"Kami di sini berkumpul untuk mendukung Palestina. Kami di sini menyampaikan solidaritas atas korban yang dibunuh setiap hari. Itu tidak adil. Kita perlu menyadarkan bangsa Amerika. Dolar pajak Anda dipergunakan untuk membunuh warga Palestina, anak-anak, perempuan, laki-laki, semuanya warga sipil Palestina. Kita perlu mendukung mereka, "kata seorang demonstran, Leena Abdallah.
Para pengunjuk rasa juga membawa spanduk dan poster bertuliskan "Bangsa Palestina, Pejuang kemerdekaan" dan "Merdeka, Palestina merdeka!"
Sebelumnya pada hari itu, warga Amerika juga berkumpul di luar Gedung Putih di Washington untuk mengekspresikan kemarahan mereka atas serangan Israel baru-baru di Jalur Gaza. Pengunjuk rasa menyebut Presiden AS Barack Obama sebagai penjahat perang. Para pengunjuk rasa juga menuntut Presiden mengembalikan Nobel Perdamaian yang diterimanya pada tahun 2009.
Setidaknya 28 warga Palestina tewas dan lebih dari 270 lainnya terluka dalam serangan brutal Israel di Gaza sejak Rabu lalu. Delapan orang, termasuk seorang wanita, tewas dalam serangan udara Israel di Kota Gaza, Khan Yunis dan kamp pengungsi Maghazi di pusat Jalur Gaza pada hari Jumat. Jet tempur Israel juga menargetkan area terbuka di bagian selatan Jalur Gaza, dekat perbatasan Mesir, namun tidak ada laporan korban jiwa dalam serangan tersebut.
Militer Israel melancarkan serangan udara terhadap Gaza sebanyak 466 dalam tiga hari terakhir. Sebagai reaksi balasan, pejuang Palestina menembakkan ratusan roket ke Israel.
(IRIB Indonesia/PH)
"Ini tidak benar. Ini bukan pertempuran yang seimbang antara Israel dan Palestina. Orang Palestina meluncurkan roket ke Israel untuk mempertahankan dirinya. Israel tidak memiliki hak untuk menyerang Palestina," kata seorang pengunjuk rasa, Sofia Ahsanuddin.
"Kami di sini berkumpul untuk mendukung Palestina. Kami di sini menyampaikan solidaritas atas korban yang dibunuh setiap hari. Itu tidak adil. Kita perlu menyadarkan bangsa Amerika. Dolar pajak Anda dipergunakan untuk membunuh warga Palestina, anak-anak, perempuan, laki-laki, semuanya warga sipil Palestina. Kita perlu mendukung mereka, "kata seorang demonstran, Leena Abdallah.
Para pengunjuk rasa juga membawa spanduk dan poster bertuliskan "Bangsa Palestina, Pejuang kemerdekaan" dan "Merdeka, Palestina merdeka!"
Sebelumnya pada hari itu, warga Amerika juga berkumpul di luar Gedung Putih di Washington untuk mengekspresikan kemarahan mereka atas serangan Israel baru-baru di Jalur Gaza. Pengunjuk rasa menyebut Presiden AS Barack Obama sebagai penjahat perang. Para pengunjuk rasa juga menuntut Presiden mengembalikan Nobel Perdamaian yang diterimanya pada tahun 2009.
Setidaknya 28 warga Palestina tewas dan lebih dari 270 lainnya terluka dalam serangan brutal Israel di Gaza sejak Rabu lalu. Delapan orang, termasuk seorang wanita, tewas dalam serangan udara Israel di Kota Gaza, Khan Yunis dan kamp pengungsi Maghazi di pusat Jalur Gaza pada hari Jumat. Jet tempur Israel juga menargetkan area terbuka di bagian selatan Jalur Gaza, dekat perbatasan Mesir, namun tidak ada laporan korban jiwa dalam serangan tersebut.
Militer Israel melancarkan serangan udara terhadap Gaza sebanyak 466 dalam tiga hari terakhir. Sebagai reaksi balasan, pejuang Palestina menembakkan ratusan roket ke Israel.
(IRIB Indonesia/PH)
0 komentar:
Post a Comment