Pemerintah Moskow seraya memperingatkan sikap Ankara terkait krisis
Suriah, mengatakan jumlah pengungsi yang eksodus ke Turki akan meningkat
mencapai ratusan ribu orang jika Presiden Bashar al-Assad mundur.
"Turki mengatakan rezim Assad harus mundur, tapi kita katakan bahwa jika pemerintah Assad jatuh, jumlah pengungsi yang mengalir ke Turki akan meningkat dari puluhan ribu menjadi ratusan ribu orang," kata Dmitry Peskov, juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, pada Senin (3/12).
Berbicara menjelang konferensi pers bersama antara Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia, Peskov menyatakan Suriah akan berubah menjadi lautan darah jika Assad mundur.
"Suriah akan terperangkap ke dalam ketidakstabilan dan kevakuman kekuasaan," tambahnya.
Pertemuan Erdogan-Putin digelar di tengah perselisihan antara Ankara dan Moskow menyangkut masalah kekacauan berbulan-bulan di Suriah.
Ketegangan antara Erdogan dan Assad mencapai klimaks pada 10 Oktober lalu, ketika jet tempur Turki mencegat pesawat sipil Suriah dalam perjalanan dari Moskow ke Damaskus.
Rusia juga memperingatkan Turki terhadap penyebaran rudal-rudal Patriot NATO di dekat perbatasan Suriah. Menurut Kremlin, Ankara sebaiknya menggunakan pengaruhnya untuk mengembalikan ketenangan di Suriah.
Suriah telah mengalami kerusuhan sejak Maret 2011. Banyak orang, termasuk sejumlah besar pasukan keamanan, tewas dalam kekacauan itu.
(IRIB Indonesia/RM/PH)
"Turki mengatakan rezim Assad harus mundur, tapi kita katakan bahwa jika pemerintah Assad jatuh, jumlah pengungsi yang mengalir ke Turki akan meningkat dari puluhan ribu menjadi ratusan ribu orang," kata Dmitry Peskov, juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, pada Senin (3/12).
Berbicara menjelang konferensi pers bersama antara Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia, Peskov menyatakan Suriah akan berubah menjadi lautan darah jika Assad mundur.
"Suriah akan terperangkap ke dalam ketidakstabilan dan kevakuman kekuasaan," tambahnya.
Pertemuan Erdogan-Putin digelar di tengah perselisihan antara Ankara dan Moskow menyangkut masalah kekacauan berbulan-bulan di Suriah.
Ketegangan antara Erdogan dan Assad mencapai klimaks pada 10 Oktober lalu, ketika jet tempur Turki mencegat pesawat sipil Suriah dalam perjalanan dari Moskow ke Damaskus.
Rusia juga memperingatkan Turki terhadap penyebaran rudal-rudal Patriot NATO di dekat perbatasan Suriah. Menurut Kremlin, Ankara sebaiknya menggunakan pengaruhnya untuk mengembalikan ketenangan di Suriah.
Suriah telah mengalami kerusuhan sejak Maret 2011. Banyak orang, termasuk sejumlah besar pasukan keamanan, tewas dalam kekacauan itu.
(IRIB Indonesia/RM/PH)
0 komentar:
Post a Comment