www.boeing.ca
Boeing ScanEagle.
MANILA:(DM) - Sebuah pesawat terbang tanpa awak atau drone milik AS yang diyakini digunakan untuk tujuan pengintaian ditemukan di perairan Filipina Tengah, Senin (7/1/2013).
Kepala Kepolisian Setempat Senior Superintenden Heriberto Olitoquit mengatakan drone sepanjang 3,65 meter itu ditemukan nelayan di perairan Pulau Masbate dan kemudian ditarik ke daratan.
"Para nelayan pada awalnya menyangka benda itu adalah bom dan memanggil polisi," kata Olitoquit.
"Setelah diteliti dipastikan bahwa benda itu adalah sebuah Kendaraan Angkasa Tanpa Awak (UAV)," tambah dia.
Olitoquit melanjutkan drone itu sudah diserahkan kepada pihak AL Filipina untuk melakukan penyelidikan lebih dalam lagi.
"Nampaknya drone itu sudah mengapung beberapa lama," kata Wakil Komandan AL setempat, Kapten Rommel Galang.
"Kami akan mempelajari dulu drone ini namun nampaknya UAV ini adalah yang biasa digunakan untuk keperluan pengintaian," tambah dia.
"UAV ini memiliki inkripsi dan nomor seri yang mengindikasikan bahwa benda itu adalah milik AS," ujar Galang.
Galang menambahkan Kedutaan besar AS sudah diberitahu soal temuan ini dan pemerintan sudah menyerahkan benda itu kepada kedutaan besar AS.
Dalam sebuah wawancara dengan AFP tahun lalu, Presiden Benigno Aquino mengatakan Filipina mengizinkan AS untuk menerbangkan drone di atas wilayah udara Filipina untuk keperluan pengintaian. Namun, Filipina tidak mengizinkan drone AS melakukan serangan di wilayahnya.
KOMPAS
MANILA:(DM) - Sebuah pesawat terbang tanpa awak atau drone milik AS yang diyakini digunakan untuk tujuan pengintaian ditemukan di perairan Filipina Tengah, Senin (7/1/2013).
Kepala Kepolisian Setempat Senior Superintenden Heriberto Olitoquit mengatakan drone sepanjang 3,65 meter itu ditemukan nelayan di perairan Pulau Masbate dan kemudian ditarik ke daratan.
"Para nelayan pada awalnya menyangka benda itu adalah bom dan memanggil polisi," kata Olitoquit.
"Setelah diteliti dipastikan bahwa benda itu adalah sebuah Kendaraan Angkasa Tanpa Awak (UAV)," tambah dia.
Olitoquit melanjutkan drone itu sudah diserahkan kepada pihak AL Filipina untuk melakukan penyelidikan lebih dalam lagi.
"Nampaknya drone itu sudah mengapung beberapa lama," kata Wakil Komandan AL setempat, Kapten Rommel Galang.
"Kami akan mempelajari dulu drone ini namun nampaknya UAV ini adalah yang biasa digunakan untuk keperluan pengintaian," tambah dia.
"UAV ini memiliki inkripsi dan nomor seri yang mengindikasikan bahwa benda itu adalah milik AS," ujar Galang.
Galang menambahkan Kedutaan besar AS sudah diberitahu soal temuan ini dan pemerintan sudah menyerahkan benda itu kepada kedutaan besar AS.
Dalam sebuah wawancara dengan AFP tahun lalu, Presiden Benigno Aquino mengatakan Filipina mengizinkan AS untuk menerbangkan drone di atas wilayah udara Filipina untuk keperluan pengintaian. Namun, Filipina tidak mengizinkan drone AS melakukan serangan di wilayahnya.
KOMPAS
0 komentar:
Post a Comment