JAKARTA:(DM) - USAI mendorong pengembangan dan
penelitian mobil listrik sepanjang tahun 2012 lalu, tahun ini pemerintah
akan mengalihkan fokus ke pengembangan teknologi satelit, roket dan
pesawat tanpa awak (UAV). Rencana ini pun mendapatkan dukungan penuh
dari Kementerian Pertahanan dan Keamanan.
Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta mengatakan, riset para peneliti Indonesia seputar satelit, roket dan puma sudah berlangsung sejak lama dan hasilnya cukup banyak. Sayangnya, akibat ketidakfokusan pemerintah hasil-hasil penelitian itu tidak dapat dikembangkan secara maksimal.
"Lembaga riset seperti LAPAN dan BPPT sudah sejak lama mengembangkan teknologi pesawat tanpa awak. Bahkan, BPPT sudah bisa mengembangkan pesawat UAV dalam tiga kelas, pesawat kecil, sedang dan besar,"kata Menristek dalam konferensi pers di gedung BPPT, Jakarta, Kamis (3/1).
Pesatnya pengembangan UAV oleh negara-negara besar seperti Amerika dan China terutama sebagai senjata pertahanan, secara tidak langsung mendesak pemerintah Indonesia untuk lebih gencar mengembangkan kemampuan teknologi terkait.
"Teknologi pesawat tanpa awak ini sangat penting, terutama untuk pengamatan di kawasan-kawasan berbahaya. Misalnya, pengamatan di gunung berapi, lokasi ilegal loging, dan ilegal fishing. Juga cukup membantu untuk pesawat-pesawat pembuat hujan buatan, itukan sangat berbahaya terbang di tengah-tengah awan,"kata Gusti.
Kementerian Pertahanan dan Keamanan bahkan sudah memesan satu skuardron pesawat PUMA buatan anak bangsa ini melalui BPPT. "Ini kabar bagus ya, kita mempercayakan kemampuan anak-anak bangsa yang sebenarnya sudah banyak diakui di internasional,"kata Menristek.
Selain itu, Kemenristek juga sudah mendapatkan order pembuatan pesawat penumpang berkapasitas 29 orang, N-129, yang umumnya digunakan di kawasan-kawasan bermedan berat seperti di Papua.
"Pesawat ini akan dikembangkan bersana LAPAN. Setelah rancangan selesai, tahun ini juga pesawat N-129 akan segera diproduksi oleh PT.Dirgantara Indonesia (PT.DI),"kata Gusti.
Sementara itu hasil evaluasi pengembangan mobil listrik di tahun 2012, kata Menristek, ternyata mendapatkan sambutan cukup baik dari berbagai pihak. Bahkan, salah satu pengusaha swasta di Magetan, telah bersedia untuk memproduksi mobil listrik. Rencananya, produksi mobil-mobil listrik itu akan dimulai pada Mei 2013 ini.
"Kekurangan kita dalam pengembangan mobil listrik hanya terletak pada teknologi baterainya yang lemah. Saat ini sedang dicari jalan keluarnya,"kata Menristek.
Jurnas
Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta mengatakan, riset para peneliti Indonesia seputar satelit, roket dan puma sudah berlangsung sejak lama dan hasilnya cukup banyak. Sayangnya, akibat ketidakfokusan pemerintah hasil-hasil penelitian itu tidak dapat dikembangkan secara maksimal.
"Lembaga riset seperti LAPAN dan BPPT sudah sejak lama mengembangkan teknologi pesawat tanpa awak. Bahkan, BPPT sudah bisa mengembangkan pesawat UAV dalam tiga kelas, pesawat kecil, sedang dan besar,"kata Menristek dalam konferensi pers di gedung BPPT, Jakarta, Kamis (3/1).
Pesatnya pengembangan UAV oleh negara-negara besar seperti Amerika dan China terutama sebagai senjata pertahanan, secara tidak langsung mendesak pemerintah Indonesia untuk lebih gencar mengembangkan kemampuan teknologi terkait.
"Teknologi pesawat tanpa awak ini sangat penting, terutama untuk pengamatan di kawasan-kawasan berbahaya. Misalnya, pengamatan di gunung berapi, lokasi ilegal loging, dan ilegal fishing. Juga cukup membantu untuk pesawat-pesawat pembuat hujan buatan, itukan sangat berbahaya terbang di tengah-tengah awan,"kata Gusti.
Kementerian Pertahanan dan Keamanan bahkan sudah memesan satu skuardron pesawat PUMA buatan anak bangsa ini melalui BPPT. "Ini kabar bagus ya, kita mempercayakan kemampuan anak-anak bangsa yang sebenarnya sudah banyak diakui di internasional,"kata Menristek.
Selain itu, Kemenristek juga sudah mendapatkan order pembuatan pesawat penumpang berkapasitas 29 orang, N-129, yang umumnya digunakan di kawasan-kawasan bermedan berat seperti di Papua.
"Pesawat ini akan dikembangkan bersana LAPAN. Setelah rancangan selesai, tahun ini juga pesawat N-129 akan segera diproduksi oleh PT.Dirgantara Indonesia (PT.DI),"kata Gusti.
Sementara itu hasil evaluasi pengembangan mobil listrik di tahun 2012, kata Menristek, ternyata mendapatkan sambutan cukup baik dari berbagai pihak. Bahkan, salah satu pengusaha swasta di Magetan, telah bersedia untuk memproduksi mobil listrik. Rencananya, produksi mobil-mobil listrik itu akan dimulai pada Mei 2013 ini.
"Kekurangan kita dalam pengembangan mobil listrik hanya terletak pada teknologi baterainya yang lemah. Saat ini sedang dicari jalan keluarnya,"kata Menristek.
Jurnas
lANJUTTTT
ReplyDelete