Ilustrasi saat pesawat tempur Hawk 209 dari Skuadron Udara 12 bersiap lepas landas dari satu pangkalan udara TNI AU. Landas pacu satu bandar udara atau pangkalan udara memerlukan area kosong cukup lapang demi keselamatan penerbangan dan manusia. (beritahankam.blogspot.com)
... jarak pemukiman warga dengan ujung landas pacu itu sangat dekat... "
Palembang:(DM) - Dua personel TNI AU di Pangkalan Udara Palembang terluka parah setelah terlibat bentrokan saat merelokasi pemukiman warga di ujung landas pacu pangkalan udara itu, Rabu. Bentrok bermula saat warga memprotes relokasi, karena mereka merasa telah lama bermukim di sana.
Selain
dua personel Korps Pasukan Khas TNI AU itu, ada juga dua warga setempat
di pemukiman itu yang terluka. Kedua warga sipil masih dirawat di RS
Bhayangkara, Palembang, sementara kedua personel TNI AU itu dirawat di
RS TNI AU setempat.
Menurut informasi sumber,
klaim warga sipil atas tanah di dalam lingkungan pangkalan udara itu
telah lama terjadi. TNI AU diketahui memiliki sertifikat hak milik atas lebih dari 752 Hektare lahan di pangkalan udara itu.
"Sebagian
telah dilepas untuk kepentingan warga. Masalahnya, ke-66 kepala
keluarga yang tetap berkeras tidak mau direlokasi ini bermukim di ujung
landas pacu, bisa membahayakan keselamatan mereka dan penerbangan secara
umum," kata sumber itu.
Sumber itu
menjelaskan, jarak pemukiman warga dengan ujung landas pacu sangat
dekat. "Telah disiapkan, tinggal relokasi saja," kata sumber itu.
Kedua
personel Korps Pasukan Khas TNI AU yang luka parah itu adalah Prajurit
Satu Astrio Windarto (tertembak senapan locok di rusuk kanan) dan
Prajurit Rohmadi, yang diparang kepalanya oleh warga.
Menurut
warga, mereka tidak mau direlokasi begitu saja. "Saya sudah peringatkan
mereka untuk mundur jika tidak mau terjadi bentrok," kata Ketua RT032, Mustakim, kepada sejumlah wartawan yang mendatangi tempat kejadian.
Diperingatkan demikian, para anggota TNI AU yang ditugaskan itu, menurut versi Mustakim, semakin bersemangat memajukan alat berat penggusuran, berujung perlawanan dari warga. Warga makin merangsek kepada puluhan personel TNI AU itu hingga diletuskan tembakan peringatan ke udara agar jangan menjadi brutal.
Kepala Polres Kota Palembang, Komisaris Besar Polisi Sabaruddin Ginting, dan Komandan Kodim 0418/Palembang, Letnan Kolonel Dodi Herardi, turun ke lokasi untuk berdialog dengan warga. "Kami menerima masukan dari warga untuk memperbaiki situasi," jelas Ginting. Sementara Herardi meminta masyarakat tenang dan jangan terprovokasi.
0 komentar:
Post a Comment