Sistem pertahanan rudal anti pesawat S-300 buatan Rusia yang dipesan Iran tahun 2010, namun kemudian dibatalkan | AP
MOSCOW:(DM) — Rusia melalui Badan Negara Pengekspor
Senjata Rosoboronexport mengatakan, Jumat (30/8/2013), kalau sudah dua
tahun belakangan tak lagi menjual senjata ke Suriah. Deputi Kepala
Rosoboronexport Victor Komardin mengatakan hal itu sebagaimana warta RIA Novosti. "Kami sudah memutus kontrak perdagangan senjata,"katanya.
Komardin mengatakan, selama ini senjata yang menjadi mata dagangan bilateral itu seluruhnya masuk kategori senjata pertahanan. "Kami menjual persenjataan untuk pertahanan antipesawat udara seperti Buk dan Tor, dan sistem persenjataan pertahanan pantai," ujarnya.
Rusia juga mengatakan kalau pihaknya sama sekali tak menjual senjata-senjata baru ke Suriah.
Terkini, Rusia menghancurkan sistem peluru kendali S-300 pesanan Iran. Sementara, S-300 juga masih menjadi bagian negosiasi perdagangan senjata Negeri Beruang Merah dengan Suriah sejak Juni. "Sampai kini, kerja sama teknik persenjataan antara Rusia dengan Suriah tidak melanggar hukum dan norma internasional," kata Penasihat Kremlin, Yuri Ushakov.
KOMPAS
Komardin mengatakan, selama ini senjata yang menjadi mata dagangan bilateral itu seluruhnya masuk kategori senjata pertahanan. "Kami menjual persenjataan untuk pertahanan antipesawat udara seperti Buk dan Tor, dan sistem persenjataan pertahanan pantai," ujarnya.
Rusia juga mengatakan kalau pihaknya sama sekali tak menjual senjata-senjata baru ke Suriah.
Terkini, Rusia menghancurkan sistem peluru kendali S-300 pesanan Iran. Sementara, S-300 juga masih menjadi bagian negosiasi perdagangan senjata Negeri Beruang Merah dengan Suriah sejak Juni. "Sampai kini, kerja sama teknik persenjataan antara Rusia dengan Suriah tidak melanggar hukum dan norma internasional," kata Penasihat Kremlin, Yuri Ushakov.
KOMPAS
0 komentar:
Post a Comment