Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Militer Negara Sahabat

21 November 2013

Terkait Permintaan Maaf, Media Australia Terpecah

8:07 AM Posted by Unknown No comments

Hubungan PM Abbott dan Presiden SBY diwarnai penyadapan (Foto: AFP)
 
SYDNEY:(DM) - Sikap Australia yang masih menolak untuk meminta maaf terkait penyadapan yang dilakukan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), memecah belah pemberitaan di Negeri Kanguru. Media setempat terbagi menjadi dua menyikapi permintaan maaf.

Indonesia yang geram dengan tingkah intelijen Australia menegaskan akan mengkaji ulang beberapa kerjasama intelijen dengan Australia. Ini disebabkan ulah penyadapan terhadap sambungan telepon pribadi Presiden SBY, Ibu Negara Ani Yudhoyono serta beberapa pejabat lainnya.

Presiden SBY pun menyerang Perdana Menteri Australia Tony Abbott dalam akun twitternya. SBY mengatakan, ulah Australia sudah merusak hubungan kedua negara. SBY juga geram dengan pernyataan Abbott yang meremehkan penyadapan yang dilakukan.

Media Australia seperti The Australian -yang dimiliki Rupert Murdoch- mendukung sikap Tony Abbott yang enggan meminta maaf.

"Kemarahaan Dr. Yudhoyono (Presiden SBY) dalam twitter telah meningkatkan ketegangan. Sepertinya kepala dingin tidak pergunakan selain Pemerintah Australia," tulis The Australian, yang terkesan menyebut Presiden SBY harus tetap diam, seperti dikutip AFP, Rabu (20/11/2013).

The Australian dan The Sidney Daily Telegraph sama-sama melaporkan komentar dari sebuah wawancara dengan mantan Kepala BIN A.M Hendropriyono pada 2004 silam. Wawancara itu memperlihatkan Hendropriyono yang menyebutkan setiap negara saling melakukan penyadapan.

Wawancara juga memperlihatkan pengakuan Hendropriyono bahwa intelijen Indonesia menyadap percakapan politisi Australia. The Sidney Daily Telegraph menulis, "tidak ada permintaan maaf pada 2004. Tentunya di 2013, (Australia) tidak perlu meminta maaf".

Namun berbeda dengan media The Sydney Morning Herald -yang dimiliki Fairfax media- yang menilai permintaan maaf perlu diutarakan, untuk menghindari balas dendam dari negara yang disebut sebagai sekutu terdekat Australia.

"Jika Abbott tidak mengeluarkan permintaan maafnya, kerusakan hubungan atas penyadapan ini akan berujung pada pembalasan dari negara, mengkutip Abbott, yang memiliki hubungan sangat penting dengan Australia," tulis Sidney Morning Herald.

Meski tidak menyebutkan apa bentuk tindakan yang diambil oleh Pemerintah Indonesia, media ABC -yang mengungkap penyadapan ini pertama kali- mengatakan bahwa Presiden SBY sudah melakukan pertemuan dengan tiga orang menteri yang dianggap penting dalam hubungan Indonesia-Australia.

ABC menyebutkan, SBY melakukan pertemuan dengan Menteri Pertanian Suswono yang mengurus impor sapi. Kemudian Menkopolhukam Djoko Suyanto yang mengurus masalah pencari suaka dan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa. (faj)

Okezone 

0 komentar:

Post a Comment