TIMUR TENGGAH:(DM) - Hasil jajak pendapat terbaru lembaga menunjukkan bahwa mayoritas warga
di 15 negara Timur Tengah menilai Israel sebagai ancaman terbesar bagi
keamanan wilayah tersebut dan Iran sebagai negara terkuat di kawasan
dari sisi kekuatan militer.
James Rawley, Koordinator Kemanusiaan PBB di wilayah Palestina yang didudukipada Jumat (31/1) merilis sebuah pernyataan yang menyerukan penghentian penghancuran rumah-rumah warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki.
"Saya sangat prihatin dengan pemindahan yang sedang berlangsung dan perampasan warga Palestina ...di sepanjang Lembah Yordan, di mana jumlah struktur (bangunan) yang dihancurkan lebih dari dua kali lipat dalam setahun terakhir," ujarnya.
Ia menambahkan, aktivitas ini tidak hanya merampas akses warga Palestina ke tempat penampungan dan layanan dasar, tetapi juga bertentangan dengan hukum internasional.
Menurut pernyataan kantor Rawley, lebih dari 1.000 orang terlantardi Tepi Barat dan Timur Al-Quds (Yerusalem) pada tahun 2013 setelah rumah mereka dihancurkan karena tidak memiliki izin dari pihak berwenang Israel, di mana untuk mendapatkan izin tersebut adalah hal yang hampir tidak mungkin.
Rawley lebih lanjut mengatakan, 66 warga Palestina, termasuk 36 anak-anak, pada Kamis dipaksa keluar dari rumah mereka menyusul penghancuran rumah-rumah di Ain al-Hilweh di sepanjang Lembah Yordania.
Sementara itu, sekitar 300 warga Palestina, bersama dengan beberapa aktivis Israel, menduduki beberapa rumah yang ditinggalkan di dekat kota Yerikho, juga dikenal sebagai Ariha, di Tepi Barat untuk memprotes kebijakan ekspansionis rezim Zionis.
(IRIB Indonesia)
(IRIB Indonesia/RA)
PBB Tuntut Israel Hentikan Penghancuran Rumah Warga Palestina
PBB mengecam rezim Zionis Israel yang telah menghancurkan 36 rumah warga Palestina di Lembah Yordania.James Rawley, Koordinator Kemanusiaan PBB di wilayah Palestina yang didudukipada Jumat (31/1) merilis sebuah pernyataan yang menyerukan penghentian penghancuran rumah-rumah warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki.
"Saya sangat prihatin dengan pemindahan yang sedang berlangsung dan perampasan warga Palestina ...di sepanjang Lembah Yordan, di mana jumlah struktur (bangunan) yang dihancurkan lebih dari dua kali lipat dalam setahun terakhir," ujarnya.
Ia menambahkan, aktivitas ini tidak hanya merampas akses warga Palestina ke tempat penampungan dan layanan dasar, tetapi juga bertentangan dengan hukum internasional.
Menurut pernyataan kantor Rawley, lebih dari 1.000 orang terlantardi Tepi Barat dan Timur Al-Quds (Yerusalem) pada tahun 2013 setelah rumah mereka dihancurkan karena tidak memiliki izin dari pihak berwenang Israel, di mana untuk mendapatkan izin tersebut adalah hal yang hampir tidak mungkin.
Rawley lebih lanjut mengatakan, 66 warga Palestina, termasuk 36 anak-anak, pada Kamis dipaksa keluar dari rumah mereka menyusul penghancuran rumah-rumah di Ain al-Hilweh di sepanjang Lembah Yordania.
Sementara itu, sekitar 300 warga Palestina, bersama dengan beberapa aktivis Israel, menduduki beberapa rumah yang ditinggalkan di dekat kota Yerikho, juga dikenal sebagai Ariha, di Tepi Barat untuk memprotes kebijakan ekspansionis rezim Zionis.
(IRIB Indonesia)
(IRIB Indonesia/RA)
0 komentar:
Post a Comment