Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Militer Negara Sahabat

14 March 2014

Bom yang Dipakai Pesawat Tempur Sukhoi Dibuat di Subang

6:23 PM Posted by Unknown No comments
http://images.detik.com/content/2014/03/14/1036/sukhoijet.jpg

Jakarta:(DM) -BUMN produsen bahan peledak PT Dahana (Persero) mampu menciptakan dan memproduksi bahan peledak hingga bom untuk keperluan militer. Teknologi yang dikembangkan antaralain bom P100, bom pintar yang diproduksi di Subang, Jawa Barat.

Bom P100 dirancang dan diproduksi untuk melengkapi sistem persenjataan pesawat tempur Sukhoi milik TNI AU. Pembuatan bom pintar ini karena pesawat Sukhoi milik TNI AU saat dibeli belum dilengkapi dengan sistem persenjataan termasuk bom.

"Kita beli Sukhoi tahun 2001 tanpa senjata. Dia mahal luar biasa. Tapi tanpa dilengkapi bom," kata Direktur Utama Dahana Harry Sampurno saat diskusi di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (14/3/2014).

Selain bom untuk pesawat Sukhoi, Dahana melakukan sinergi dengan BUMN strategis dan Kementerian Pertahanan merancang roket RHAN 122.
"Roketnya sudah dicoba di Baturaja. Dia dibuat oleh konsorsium. PT DI, Pindad, isiannya Dahana," sebutnya.


Produk bahan peledak lainnya adalah blast effect bom. Bom kejut ini biasa dipakai untuk membubarkan aksi huru-hara. "Blast effect bom itu artinya bom nggak mematikan untuk bubarkan huru-hara," jelasnya.

Selain itu, Dahana telah memproduksi bahan peledak tipe shaped charges. Alat ini biasa digunakan untuk membuat lubang di pertambangan minyak. Alhasil dengan menembakkan shaped charged ke dalam titik pengeboran maka minyak-minyak akan keluar. Harry menuturkan teknologi ini bisa diadopsi untuk persenjataan anti tank.

Teknologi shaped charges ini, mampu membuat lubang pada tank. Di dalam tank, baru terjadi ledakan. "Dia bisa menebus minimal baja ketebalan 2,5 cm ditambah 70 cm beton," sebutnya.

Dari total penjualan Rp 1 triliun perseroan tahun 2013. Layanan dan produk pertahanan ini baru menyumbang porsi 5% dari total pendapatan.
"Bagi kita masih kecil. Nggak sampai 5%. Ke depan akan dibangun," katanya.
(feb/hen)

detik 

0 komentar:

Post a Comment