NEW DELHI:(DM) - India awalnya menerima SU-30MK standar,
sambil pemerintah dan industri India bekerja sama dengan Rusia
mengembangkan SU-30MKI yang lebih maju. Kemudian Su-30MKI ternyata
akhirnya menggunakan sistem elektronik dari berbagai negara: Radar NIIP
N-011 dan sensor jarak jauh IRST Rusia, sistem navigasi Perancis, HUD
sistem dari Thales, electronic warfare systems dan LITENING advanced targeting pods, dan komputer serta tambahan sistem avionik India.
Type sebelumnya, SU-30MK dan crew India tampil mengesankan pada latihan Red Flag di Amerika tahun 2008, dan penghargaan tinggi RAF terhadap SU-30 MKI pada tahun 2007 dalam latihan Indra Dhanush adalah indikasi akan keunggulan pesawat ini. Sejauh ini, India telah memesan 272 unt SU-30 dalam 4 tahap:
- 50 SU-30MK dan MKI dipesan langsung dari Rusia pada tahun 1996. SU-30MK dilaporkan dimodernisasi untuk standar dasar SU-30MKI.
- 40 SU-30MKI lainnya dibeli langsung pada tahun 2007. Mesin pesawat ini dikabarkan telah mendapat upgrade standar “Tahap 3″.
- Lisensi membangun pesawat lewat kesepakatan dengan HAL India bertujuan untuk memproduksi hingga 140 lebih pesawat tahap 3 SU-30MKI dalam waktu 2013-2017
- Set peningkatan 42 unit SU-30MKI yang dibangun HAL yang disebut “super 30″. Pesanan awal dilaporkan ditandatangani pada tahun 2011, tetapi kesepakatan akhir menunggu sampai Desember 2012.
Tapi belum lama ini muncul berita mengenai rendahnya readiness bagi armada Flanker Angkatan Udara India (IAF).
Media India ‘Sunday Guardian’
memperoleh surat dan dokumen lain yang dikirim oleh HAL pada rekanan
Rusia-nya, yang isinya merujuk pada masalah serius perawatan armada
SU-30MKI India. Dibandingkan dengan armada Mirage 2000 dan MiG-29 India
yang tingkat kesiapannya sekitar 75 %, maka kesiapan operasional
SU-30MKI yang hanya mencapai 50% membuatnya dianggap tidak layak untuk
operasional terbang. Isu kelas strategis ini bisa membantu menjelaskan
berita yang menyebutkan India mungkin akan mengabaikan program
FGFA/Su-50 (Pak Fa) pesawat tempur generasi 5 dengan Russia dan
mengalihkan dananya untuk pembelian Pesawat tempur Perancis, Rafale.
Ini bukan pertama kalinya isu-isu
seperti ini muncul, dan Rusia dikenal memiliki reputasi untuk jenis
masalah seperti ini. Satu Februari 2014 surat dari HAL mengingatkan
pihak Rusia bahwa mereka telah menghubungi pihak Russia mengenai isu
kritis ini sejak Maret 2013 namun tidak ada jawaban :
” … Beberapa kasus kegagalan berulang Mission Computer-1 dan Head Up Displays (HUD) nge- blank dan semua Multi-Function Displays (MFD) dalam penerbangan … Masalah seperti matinya tampilan layar adalah masalah serius dan penting yang mempengaruhi eksploitasi pesawat. (Hal ini) perlu prioritas bagi tindakan korektif /langkah-langkah perbaikan … “
“Akibat tidak tersedianya fasilitas untuk overhaul aggregates [suku cadang pesawat], kelayakan operasional Su-30MKI secara perlahan menurun dan permintaan untuk unit Pesawat di Lapangan (Aircraft on Ground/ AOG) meningkat….. Sejumlah besar unserviceable agregat [suku cadang] berserakan karena berbagai kegiatan perbaikan IAF (India Air Force)….. Tampaknya Rosboronexport dan Irkut Corporation hanya memiliki kontrol terbatas terhadap perusahaan-perusahaan Rusia lainnya [yang menyediakan bagian-bagian vital seperti mesin].”Salah satu alasan mengapa kesiapan armada MiG-29 IAF lebih baik dibandingkan kesiapan armada Sukhoi mereka adalah karena India telah bekerja membangun infrastruktur seperti pabrik mesin RD-33 secara lokal hingga sepenuhnya tidak tergantung lagi pada Rusia.
Perusahaan Rusia sebenarnya sudah
berencana mendirikan fasilitas perbaikan SU-30MKI di HAL pada Desember
2013, tapi tidak terlaksana, demikian juga halnya dengan rencana
penempatan spesialis pesawat. India sendiri bukan tanpa kesalahan dalam
situasi ini, memang mereka dilaporkan rewel dalam tawar menawar
harga/biaya, tetapi kontrak bagi dukungan spesialis menyatakan bahwa
mereka akan ditempatkan walau negosiasi harga masih belum final. Inti
postur pertahanan India mengharuskan mereka mengatasi masalah ini
bagaimanapun caranya. Sunday Guardian mengatakan “Russians go slow, Sukhoi fleet in trouble”. – (defenseindustrydaily)
0 komentar:
Post a Comment