Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Militer Negara Sahabat

28 January 2015

Kapal Perang Made in Surabaya, Bisa Angkut Helikopter Hingga Tank

9:05 AM Posted by Unknown No comments
//images.detik.com/content/2015/01/27/1036/kapalperang2.jpg

Jakarta:(DM) - PT PAL Indonesia (Persero) untuk pertama kalinya mendapat pesanan kapal perang dari luar negeri. Pesanan itu datang dari Kementrian Pertahanan Filipina untuk kapal Strategic Sealift Vessel-1 (SSV).

Perusahaan pelat merah itu akan mulai memproduksi kapal pertama dari total dua yang dipesan tahun ini. Apa saja fakta menarik soal kapal SSV ini?

Berikut rangkuman detikFinance, Selasa (27/1/2015).

Bernilai Rp 1 Triliun

//images.detik.com/content/2015/01/27/1036/kri.jpg

Kapal ini merupakan pengembangan atas desain dan teknologi dari kapal jenis LPD (Landing Platform Dock) yang telah diserahkan oleh PAL kepada TNI AL pada tahun 2011 silam. Nilai pemesanan dua kapal ini sebesar US$ 90 juta (Rp 1 triliun).

Daya Angkut

//images.detik.com/content/2015/01/27/1036/lpd125m071120141021lowres.jpg

Kapal perang SSV memiliki panjang 123 meter, lebih pendek dibanding kapal LPD yang mencapai 125 meter. ‎Meski begitu, kapasitas penumpang SSV jauh lebih banyak dari kapal LPD.

Daya angkut pasukan 500 dan 123 crew, jadi total 621 orang. Sementara daya angkut LPD hanya 560 orang.

Bisa Angkut Tank dan Helikopter

//images.detik.com/content/2015/01/27/1036/lpd125mpearlharbor201406251404lowres.jpg
Kapal yang dipesan Filipina sebanyak 2 unit ini dilengkapi dengan mobile hospital, di mana bisa mengakomodir evakuasi korban musibah atau perang secara langsung dan segera. Selain itu, di kapalUS$ 45 juta ini terdapat tempat parkir untuk tank, truk, hingga helikopter.

40% Komponen Masih Impor

//images.detik.com/content/2015/01/27/1036/ssvphilippines20150122.jpg
 Kapal perang yang diproduksi ini, 40% komponennya masih diimpor, namun dikerjakan oleh para ahli lokal.

Kepala Humas PT PAL, Bayu Witjaksono menuturkan, ‎beberapa komponen yang masih diimpor adalah komponen seperti mesin kapal perang, karena belum ada industri di dalam negeri yang mampu memproduksinya.

"Misalnya mesin kapal itu Indonesia belum bisa membuat, raw material seperti plat (baja) ada yang dari China, tergantung materialnya," tutur Bayu kepada detikFinance pekan lalu.

Detik

0 komentar:

Post a Comment