China yang terus mereklamasi dan membangun militer di Laut China Selatan NATUNA:(DM) - Gonjang ganjing upaya China menguasai hampir seluruh Laut China Selatan, meningkatkan ketegangan di kawasan, yang pada akhirnya mulai menarik AS dan Jepang untuk terlibat.
Bulan ini AS, Jepang dan Filipina menggelar latihan militer CARAT 2015 di Laut China Selatan, guna mengantisipasi langkah China. Sebelumnya, latihan sejenis dilakukan AS, Australia dan Malaysia, untuk mengantisipasi klaim China di Laut China Selatan.
Hingga kini posisi China atau klaim China atas Laut Natuna yang berada di Laut China Selatan, masih abu-abu. Apakah China mengklaim Laut Natuna sebagai bagian dari wilayah tradisional mereka di Laut China Selatan ?.
Yang jelas secara de facto, kapal nelayan China sering berlayar hingga ke Laut Natuna. Tak jaramg, Kapal China lainnya, sering berlayar sampai ke ujung perbatasan negara Indonesia, karena ingin
menjaga nelayan China yang mencari ikan di Laut China Selatan.
Apakah ini artinya China menganggap Laut Natuna, masih wilayah laut mereka ?.
China mengklaim sebagian besar wilayah Laut China Selatan, dengan alasan bagian dari wilayah tradisional kerajaan China, merujuk ke jalur pelayaran Cheng Hoo.
Dengan klaim yang abu abu itu, Indonesia tidak perlu menunggu pernyataan China atas posisi mereka di Laut Natuna. Indonesia lebih baik membangun semaksimal mungkin apa yang bisa dibangun di sana.
Saat ini China mengklaim sebagian
reklamasi yang mereka lakukan di kepulauan Spratly sudah hampir selesai. Belum lagi reklamasi di wilayah lainnya di Laut China Selatan.
Kalau pembangunan China sedemikian pesat, lalu apa yang dilakukan Indonesia di kawasan Laut Natuna ? Seberapa banyak fasilitas nelayan dan pangkalan militer yang dibangun di sana oleh Indonesia.
Selagi China mendapatkan tekanan dari AS dan masih ribut dengan Vietnam, Filipina, Malaysia dan Jepang, Indonesia seharusnya bergegas merapihkan halaman depan rumahnya di Natuna.
Sudah saatnya pemerintah segera membangun pangkalan dan sistem pendeteksi dini di pulau terluar untuk mengamankan batas wilayah laut yang bersinggungan dengan Laut Cina Selatan. Hal ini juga sebagai langkah untuk mengamankan wilayah Indonesia yang memiliki cadangan minyak yang besar.
Pangkalan Laut yang kuat dibutuhkan di Natuna, guna membendung kapal China yang sering masuk ke laut Indonesia. NKRI harga mati menuntut verifikasi di Laut Natuna.
0 komentar:
Post a Comment