Washington:(DM) – Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengingatkan Israel soal bahaya yang akan dihadapi jika kesepakatan nuklir Iran diblokir dan memilih opsi serangan militer. Kemungkinan besar, justru Israel akan menjadi sasaran serangan Iran.
Hal tersebut disampaikan Greg Rosenbaum, salah satu dari 20 pemimpin Yahudi di AS yang bertemu Obama di Gedung Putih 4/8/2015. Kepada Israel Radio, Rosenbaum menuturkan, Obama menjelaskan situasi yang akan terjadi jika AS menyerang fasilitas nuklir Iran, ketika kesepakatan antara kekuatan dunia dengan Iran dibatalkan.
“Beliau (Obama) mengatakan, aksi militer oleh AS terhadap fasilitas nuklir Iran tidak akan berdampak pada Iran. Iran justru akan memutuskan untuk berperang secara total dengan AS,” tutur Rosenbaum dari Dewan Demokrat Yahudi Nasional seperti dilansir Reuters, Rabu (5/8/2015).
“Anda justru akan melihat lebih banyak dukungan untuk terorisme. Anda akan melihat roket Hizbullah jatuh di Tel Aviv.’ Ini yang dikatakan beliau, yang akan terjadi jika AS menyerang Iran,” imbuhnya, merujuk pada kelompok asal Libanon yang didukung Iran.
Kesepakatan nuklir Iran dicapai pada 14 Juli lalu, usai pertemuan maraton di Wina, Austria antara Iran dengan enam negara seperti AS, Inggris, Prancis, China, Rusia dan Jerman. Diatur dalam kesepakatan tersebut bahwa Iran harus mengurangi aktivitas nuklirnya dan sebaliknya, sanksi ekonomi terhadap Iran akan dicabut.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu bereaksi keras terhadap kesepakatan nuklir Iran tersebut. Dalam argumennya, Netanyahu menyebut kesepakatan nuklir tidak cukup untuk menangkal program nuklir Iran yang berpotensi menciptakan bom nuklir sebagai senjata perang.
“Saya tidak menentang kesepakatan ini karena saya ingin berperang. Saya menentang kesepakatan ini karena saya ingin mencegah perang. Dan kesepakatan ini hanya akan membawa perang,” tegas Netanyahu dalam acara yang digelar kelompok Yahudi di Amerika Utara.
0 komentar:
Post a Comment