BEIJING:(DM) - Untuk urusan peluru kendali, selain rudal anti kapal permukaan C-705, Indonesia juga terlibat penjajakan kerjasama dengan China, terhadap berbagai jenis rudal lainnya.
Pada tahun 2011, pihak TNI AU telah melihat langsung ujicoba penembakan sistem rudal anti pertahanan udara LY-80, yang dilakukan oleh ALIT, China.
Rudal ini merupakan air defence system jarak menengah yang dilengkapi sejumlah teknologi canggih seperti: intermittent illumination semi-active radar homing guidance, phased array radar, vertical cold launch, dan sebagainya. ALIT China berharap Indonesia mau membeli sistem rudal tersebut.
ALIT China juga menawarkan Long Range Multiple Launch Rocket System (MLRS), termasuk kerjasama teknologinya.
China juga menawarkan Middle-High Altitude Medium-Long Range Air Defence System KS-1A/C yang memiliki jangkauan 60-70 km yang dipromokan oleh CPMIEC China pada TNI AU pada tahun 2010, dengan melihat langsung uji tembak di China.
China juga telah mempresentasikan update dari FK-3 Air Defence System, yang merupakan versi upgrade dari rudal KS-1A/C yang memiliki jangkauan 100 km. Presentasi kepada TNI AU telah dilakukan tahun 2013.
CPMIEC juga sempat mengundang Kepala Staf TNI AU pada April 2015, untuk mendiskusikan air defence missile weapon system FK-3. Pada bulan Juni 2015, delegasi TNI AU melihat langsung uji tembak FK-3 di Gurun Gobi, China dan menunjukkan evaluasi teknis yang memuaskan.
0 komentar:
Post a Comment