JAKARTA:(DM) - Perusahaan Norinco China yang terlibat sejumlah kerjasama militer dengan Indonesia, berharap sistem rudal anti pertahanan udara Sky Dragon 50, dapat terpilih dalam bidding pengadaan sistem rudal anti pertahanan udara TNI AU.
Norinco percaya, air defence system mereka ini, mampu bersaing dengan sistem rudal yang lain. Apa benar demikian ?.
Mari kita lihat karakteristiknya :
Sejak tahun 2012 perusahaan NORINCO China memamerkan berbagai sistem rudal pertahanan udara baru, termasuk Sky Dragon 50. Rudal ini dirancang untuk melindungi fasilitas penting dari serangan udara. Menurut karakteristiknya sistem pertahanan udara Norinco ini masuk kelas rudal jarak menengah.
Air Defense System Sky Dragon 50 berupa mobil yang dilengkapi peralatan khusus, mencakup: peluncur, radar deteksi self-propelled & pelacakan target, serta pos komando. Semua komponen anti-pesawat ini berada di atas satu kendaraan beroda. Pada tahun 2012, Norinco menyatakan proyek Sky Dragon 50 merupakan tahap akhir dari pembangunan dan kini siap dijual.
Rocket Sky Dragon 50 dilengkapi mesin solid, yang memungkinkan untuk menembak target pada jarak 3-50 km pada ketinggian 30 sampai 19.800 m. Kecepatan rudal dalam penerbangan mencapai 1.000 m / second. Rudal keluar mengejar sasaran menggunakan sistem bimbingan inersia. Kontak terjadi setelah masuknya pencari radar aktif terhubung dengan hits target dan pinpoint. Untuk melakukan penghancuran target, rudal ini menggunakan hulu ledak tinggi.
Di depan platform, ada kompartemen untuk peralatan kontrol. Bagian belakang merupakan peluncur dengan alat stabilisasi horizontal dan vertikal, untuk menstabilkan mobil selama penembakan. Pada peluncur dapat dipasang empat kontainer roket.
Tidak seperti beberapa air defence system lainnya, Sky Dragon 50 tidak dapat meluncurkan rudal secara vertikal. Untuk menjalankannya, roket dibangkitkan pada sudut tertentu dari elevasi wadah. Jadi, sebelum memulai roket harus memutar seluruh peluncur menuju tujuan.
Pada saat publikasi pertama, Sky Dragon 50 menggunakan radar IBIS-150 sebagai deteksi radar dan pelacakan target. Radar dapat menghasilkan deteksi dini dari target pada jarak hingga 130 km dan memberikan akses tembakan di luar rentang jangkauan rudal. Radar IBIS-150 dipasang dalam wadah pada sasis.
Pada bulan September 2014 di pameran Afrika Selatan, NORINCO memperkenalkan radar baru untuk Sky Dragon 50, yakni radar IBIS-200 yang memiliki kinerja lebih unggul dibandingkan dengan desain sebelumnya. Jangkauan maksimum meningkat mencapai target 250 km. Radar baru dapat melacak hingga 12 target dari berbagai jenis sasaran. Dengan model baru ini, diduga radar “Sky Dragon 50” dapat beroperasi dalam lingkungan dimana musuh menggunakan peperangan elektronik dan mendeteksi berbagai tujuan, dari pesawat yang besar hingga ke pesawat kecil, termasuk drone.
Struktur dari baterai Sky Dragon 50 adalah : satu pendeteksi radar IBIS-150 atau IBIS-200, pos komando dan tiga sampai enam peluncur self-propelled dengan empat rudal setiap kendaraan. Jika perlu, sesuai permintaan pelanggan, baterai dapat diubah dalam rangka meningkatkan kemampuan tempurnya. Standar baterai memungkinkan Anda untuk secara bersamaan melacak dan menyerang hingga 12 target. Pada saat yang sama memungkinkan penembakan beberapa roket. Baterai dengan enam peluncur memiliki amunisi untuk dua tembakan penuh mengikuti semua tujuan.
SAM Sky Dragon 50 ditujukan untuk pasar luar negeri. Pelanggan potensial dianggap berbagai negara kecil dan berpenghasilan rendah di Asia, Afrika dan Amerika Selatan. China mengembangkan sasaran yang mungkin menarik untuk negara yang membutuhkan peralatan militer baru, tetapi tidak dapat membeli produk-produk dari perusahaan terkemuka di dunia.
Selama pameran September di Afrika Aerospace and Defence 2014 perwakilan dari beberapa negara asing telah menunjukkan minat mereka terhadap sistem anti-pesawat baru China ini. Di antara pembeli pertama dari “Sky Dragon-50” mungkin negara Amerika Selatan.
Senjata apapun skrng sudah bisa dibuat oleh Tiongkok, bahkan kabarnya sedang bangun aircraft carrier yg kedua..
ReplyDelete