Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Militer Negara Sahabat

13 May 2012

Myanmar Panggil Pulang Pengungsinya di Luar Negeri

8:54 AM Posted by Unknown No comments
TOMOHIRO OHSUMI / AFP
Presiden Myanmar Thein Sein meminta warganya yang menjadi pengungsi di luar negeri untuk segera pulang karena kondisi negara yang sudah berubah.

Jurnas.com | PRESIDEN Myanmar Thein Sein meminta jutaan warganya yang kini mengungsi dan dalam pengasingan di luar negeri untuk pulang karena Myanmar membutuhkan warganya untuk memuluskan reformasi.

Beberapa juta rakyat Myanmar memilih meninggalkan negerinya saat rezim militer yang korup berkuasa. Akibatnya, kini negeri itu kekurangan para profesional untuk membantu Myanmar menghadapi perubahan politik dan ekonomi yang sangat besar. "Tawaran diberikan untuk warga Myanmar yang berada di luar negeri karena berbagai alasan untuk pulang," kata Presiden Thein Sein seperti dikutip media pemerintah berbahasa Inggris, New Light of Myanmar, Sabtu (12/5).

Presiden Sein menambahkan, "Mereka yang berada di luar negeri termasuk para teknisi, para pakar, pebisnis dan mereka yang memiliki berbagai karier. Negara akan memberikan bantuan yang diperlukan jika mereka mengalami kesulitan untuk memulai bisnis di negeri ini."

Banyak warga Myanmar di luar negeri berkeinginan pulang setelah serangkaian perubahan politik dan ekonomi terjadi sejak Thein Sein menjadi presiden tahun lalu.


Diperkirakan jumlah warga Myanmar di luar negeri cukup besar dan banyak di antara mereka ini yang menangguk kesuksesan di luar negeri.

Pemerintahan sipil yang didukung militer saat mengambil alih kekuasaan tahun lalu, banyak mencengangkan dunia internasional dengan serangkaian reformasi dan upaya rekonsiliasi dengan lawan-lawan politiknya.

Sejumlah langkah politik Pemerintah Myanmar itu antara lain membebaskan ratusan tahanan politik meski beberapa di antaranya hingga kini belum kunjung dibebaskan. Bahkan pemimpin oposisi Aung San Suu Kyi yang semasa rezim militer tak mendapatkan hak-haknya, kini bisa menjadi anggota parlemen setelah partai politik pimpinannya memenangkan pemilu sela April lalu.

Perubahan ini mendapat respons positif dari dunia internasional. Beberapa negara seperti Amerika Serikat, Australia dan Uni Eropa bahkan berencana mengurangi embargo perdagangan dan ekonomi yang selama ini dijatuhkan terhadap Myanmar.

BBC

0 komentar:

Post a Comment