“Ketika itu, state credit hanya diperuntukkan untuk pembelian kapal selam.”
Senayan - Harapan Komisi I agar pembelian enam pesawat tempur Sukhoi untuk TNI AU dalam waktu dekat ini bisa menggunakan kembali state credit (kredit negara) kandas. Pemerintah Rusia resmi menolak keinginan Pemerintah RI tersebut meskipun masih ada sisa alokasi state credit sebesar USD 700 juta untuk pembelian alutsista sebelumnya senilai USD 1 miliar.
Penolakan itu ada alasannya. Pembiayaan pembelian pesawat tempur Sukhoi itu tidak termasuk dalam perjanjian state credit yang ditandatangani bersama oleh kedua pemerintahan.
Ketika itu, state credit hanya diperuntukkan untuk pembelian kapal selam.
"Karena tidak dikabulkan, pembelian sukhoi akan menggunakan kredit ekspor," ujar Wakil Ketua Komisi I DPR RI Tb Hasanuddin kepada Jurnalparlemen.com, Minggu (20/5).
Namun, dia menambahkan, Pemerintah Rusia menyetujui pembelian tank amfibi buatan Rusia BMP-3F seri 2 dengan mekanisme pembayaran lewat state credit.
Beberapa waktu lalu, pada saat muncul dugaan penggelembungan harga dalam pembelian enam pesawat tempur Sukhoi, Komisi I meminta agar pembelian dilakukan G to G dengan memanfaatkan sisa state credit dari Rusia yang masih lumayan besar. Soalnya, sistem ini bisa meminimalisir keterlibatan pihak ke tiga dan menekan biaya-biaya yang tidak perlu.
Sumber: jurnalparlemen
0 komentar:
Post a Comment