BERLIN-(IDB)
: Kunjungan kanselir Jerman, Angela Merkel ke Indonesia dibayangi
kontroversi rencana penjualan 100 panser tempur bekas tipe Leopard.
Parlemen Jerman (Bundestag) akan membahas tema panas itu pekan depan.
Tokoh partai oposisi Jerman, Hans-Christian Ströbele dari Partai
Hijau, mendesak pembahasan rencana penjualan 100 panser tempur bekas
tipe Leopard 2 kepada Indonesia itu dalam sidang parlemen 19 Juli.
Sebelumnya pemerintah Jerman menolak perundingan dalam bentuk apapun,
terkait penjualan panser itu, selama Merkel masih berada di Indonesia.
Panser tempur Leopard 2 A6 yang disebut-sebut akan dijual ke Indonesia.
"Samasekali tidak dibicarakan bisnis persenjataan", kata wakil juru
bicara pemerintah Georg Streiter di Berlin. "Pernyataan Jakarta, yang
disepakati Merkel dan presiden Yudhoyono Selasa (11/07) mengenai
kerjasama ekonomi dan sosial, tidak memuat pasal bisnis persenjataan
maupun rencana pengadaannya".
Senada dengan itu, jurubicara kementrian pertahanan, Stefan Paris
mengatakan di Berlin, ada kesepakatan kerjasama pertahanan diantara
kedua negara yang dijalin 27 Februari. "Tapi itu kesepakatan pertahanan
biasa, yang juga dijalin dengan negara-negara lainnya, terkait tema
pendidikan, penelitian dan pembangunan serta kerjasama mengatasi
bencana", tambahnya.
Paris menegaskan, dalam kesepakatan tidak dibahas proyek konkret.
"Apalagi menyangkut penjualan panser", tegas jurubicara kementrian pertahanan Jerman itu. Namun bulan Mei lalu, perlemen juga telah
mendapat informasi , bahwa Indonesia secara lisan menyatakan berminat
membeli persenjataan dari Jerman. "Tapi setelah itu tidak ada
kelanjutannya, karena tidak ada permintaan resmi dari pihak Indonesia."
Menjelang kedatangan Merkel, media-media di Indonesia mengutip
keterangan wakil menteri pertahanan Indonesia, Syafrie Samsuddin
memberitakan rencana Indonesia membeli 100 panser tempur bekas tipe 2 A6 dari Jerman. Bahkan disebut-sebut, 15 panser pertama sudah akan
disuplai bulan Oktober mendatang. Presiden Yudhoyono dalam pidatonya
saat kunjungan Merkel, juga secara tidak langsung mengakui, adanya
rencana pembelian panser itu.
Sumber : DW
0 komentar:
Post a Comment