Pesawat Hercules C-130H Australia telah digantikan oleh seri terbaru yaitu
C-130J, oleh Lockheed Martin seri C-130J ini sekarang dibanderol seharga
70
juta USD sebuahnya (photo : sirsteve)
Alasan RI
terima hibah Hercules bekas dari Australia
Menteri
Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro mengatakan, empat pesawat hibah yang
didapat Indonesia dari Australia merupakan pesawat yang layak terbang. Tidak
hanya itu, beberapa pertimbangan sebelum menerima pesawat tersebut juga sudah
dilakukan, salah satunya jam terbang.
"Ini
pesawatnya kalau dilihat dari jam terbangnya itu masih bisa terbang sekitar
lima belas sampai dua puluh tahun, yang pesawat hibah. Justru itu salah satu
pertimbangan waktu kami ambil, kami tidak sembarangan ambil," kata Purnomo
kepada wartawan saat ditemui di kantor Kemenpolhukam, Jalan Medan Merdeka
Barat, Jumat (6/7).
Purnomo
mengatakan, bahkan sebelum memutuskan untuk diambil, beberapa kondisi kelayakan
terbang pesawat tersebut juga diperhatikan, walaupun tetap akan dilakukan
pembaruan.
"Waktu
kami mau ambil itu kami juga lihat, satu, kondisi untuk layak terbangnya sampai
berapa lama, terus avionik, lalu kondisi strukturnya. Tetapi sekarang tidak
hanya itu, sekarang kan mau kami up grade, karena itu kami kirim tim
inspeksi," jelas dia.
Purnomo
mengatakan, nantinya untuk alokasi pembiayaan tersebut memang belum bisa
diputuskan. Sebab, tim inspeksi yang dikirim ke Australia belum kembali ke
Indonesia.
"Iya
mereka setelah melakukan inspeksi, mereka juga akan menghitung total kebutuhannya
berapa. Kemudian mereka akan memaparkan di tim teknis angkatan udara. Mungkin
kalau dari tim teknisnya mengatakan ini perlu, namun dari tim manajemennya
sudah cukup dan sebagainya baru dilaporkan ke kami," imbuhnya.
Oleh karena
itu, saat ini Menhan juga belum bisa mengisarkan berapa jumlah anggaran yang
akan diperlukan untuk melakukan perbaikan pesawat tersebut.
"Belum
tahu, bisa besar bisa lebih kecil . Tergantung tim inspeksi yang sekarang ini
berada di Australia. Jadi yang paling bagus kami tunggu sampai nanti tim
inspeksi pulang, melaporkan ke kami berapa sebetulnya biaya yang diperlukan
untuk melakukan perbaikan supaya dia serviceable dari empat pesawat itu,"
tambahnya.
Saat ditanya
mengapa Indonesia tidak membeli pesawat Hercules baru. Purnomo beralasan,
pesawat Hercules baru sangat mahal.
"Mengambil
pesawat Hercules yang baru itu sekarang mahal sekali. Lalu Hercules seri H
sekarang sudah tidak ada lagi, dan Amerika sekarang memproduksi seri J, dan itu
harganya mahal sekali, itu bisa empat kali lipat, mahal sekali, karena dia bisa
terbang tinggi lalu avionik sudah berubah," terangnya.
(Merdeka)
0 komentar:
Post a Comment