JKGR-(IDB) : Para
pegawai galangan kapal Admiralty Rusia terus bekerja untuk
merampungkan kapal selam Project 636M (Kilo Class) pesanan Vietnam.
Mereka pun mulai memasang sistem persenjataan, termasuk rudal Anti Kapal
Selam (AKS) Klub-S yang memiliki jangkauan hingga 300 km. “Kami telah
memasang peralatan baru untuk memebuat kapal selam ini menjadi yang
terbaik di harga 3 milyar rubel”, ujar teknisi galangan kapal
Admiralty, Roman Trotsenko.
Kapal
selam Project 636 didisain untuk menghancurkan kapal selam, kapal
permukaan, melindungi garis pantai, reconnaissance dan data link
(Komunikasi). Untuk mendapatkan kemampuan tempur yang handal, mesin
diesel electic-nya berhasil dibuat senyap dan bahkan salah satu kapal selam tersenyap di dunia. Rusia pun memasang sistem manajemen informasi
dan navigasi terbaru, serta meningkatkan kemampuan sonar dalam menjejak
target.
Kemampuan
kapal selam yang pernah diincar Indonesia ini menjadi sempurna dengan
dipasangnya 4 rudal powerfull supersonic 3M-54 Klub-S (SS-N-27),
ditambah 18 torpedo terbaru, serta 24 ranjau.
Rudal Klub-S / 3M-54
Rudal buatan Novator Design Bureau ini, baru digunakan oleh tiga negara: Rusia, India dan Vietnam.
Rudal
ini memiliki panjang 8 meter dengan berat 2 ton dan terbang 10 meter
dari permukaan air untuk mengindari radar. Setelah ditembakkan dari
kapal selam, rudal Klub-S akan terbang rendah dengan kecepatan subsonic 0,8 mach.
Memasuki
phase midcourse, kecepatan berubah menjadi supersonic 2,5 mach. Ketika
target sudah dekat rudal ini melakukan “sprint” dengan cara
menghidupkan mesin turbojet untuk menambah kecepatannya menjadi 2,9
mach.
Tujuannya
untuk mengurangi kesempatan kapal musuh menghindar dari sergapan.
Sudut serangannya pun (angle) sulit diantisipasi. Rudal Klub-S didisain
khusus untuk kapal selam. Sementara untuk sasaran kapal permukaan
Novator Design Bureau menamainya Klub-N.
Kapal
selam Project 636M (Kilo Class) merupakan generasi ketiga dari Project
877 dan 877 EKM. Vietnam memesan 6 kapal dan 2 diantaranya telah
dikerjakan sejak Juli 2011.
Setelah
lolos seluruh ujicoba, kapal selam pertama akan diserahkan kepada
Vietnam tahun 2013. Rusia menargetkan untuk menyerahkan satu kapal
setiap tahun hingga tahun 2018.
Galangan
kapal Admiralty memiliki nama besar di Rusia karena telah membangun ribuan kapal Rusia selama 300 tahun. “Kami paham benar, bagaimana cara
membuat kapal selam yang bagus dan ilmu itu tidak bisa anda pelajari
dalam waktu cepat”, tambah Trotsenko.
Tidak
itu saja. Rusia juga menyerahkan rudal terbaru mereka Kh-35E untuk dua
frigat Gepard yang dibeli Vietnam tahun 2006 seharga 350 juta USD.
“Kontrak
itu meliputi pembelian 33 rudal anti kapal 3M24 EMB/ Kh-35E, disertai
dengan 8 misil ujicoba/ latihan”, ujar Direktur Corporation tactical
missile system (KTRV), Boris Obonosov.
” Kami memberi mereka 8 rudal latihan, agar Angkatan Laut Vietnam terbiasa menggunakan rudal tersebut”, tambah Obonosov.
Rudal buatan Zvezda Rusia ini, mampu memburu sasaran sejauh 260 kilometer dan menghancurkan kapal yang berbobot 5000 ton.
Satu
rudal KH 35E dihargai Rusia Rp 5 Miliar. Kini rudal Kh-35E atau Uran-E
atau AS-20 ‘Kayak’ menjadi andalan Angkatan Laut Vietnam untuk figate
HQ-011 Dinh Tien Hoang dan HQ-012 Ly Thai.
Masing-masing
frigate Gepard 3.9 Vietnam mengusung 8 rudal KH-35E ditambah lagi
dengan 4 × 533 mm torpedo tubes (two twin launchers).
Untuk
menangkal serangan udara, frigat Gepard dilengkapi 1 × Osa-M
Surface-to-Air missile system (one twin launcher, 20 SA-N-4 Gecko
missiles), serta close-in weapon system (CIWS) Palma 2 × 6-barreled 30
mm point-defense guns (2,000-round magazine for each).
Gepard
3.9 Rusia juga mengusung Anti-Submarine Rocket Launcher RBU-6000 12
barrel, Meriam otomatis dual purpose AK–176, kaliber 76,2 mm yang mampu
menembakkan 120 amunisi per menit.
Kapal perang ini dilengkapi helikopter Kamov Ka-28 atau Ka-31 Helix serta 20 Ranjau Laut.
Radar:
Navigation, Cross Dome Surface dan Air Search, SA-N-4 Fire Control,
Cruise Missile Target Designator, CIWS AK-630 Fire-Control.
Sonar: Medium-frequency hull mounted dan medium-frequency towed variable depth sonar.
Electronic
& Decoy: 2 × Bell Shroud passive intercept, 2 × Bell Squat
jammers, 4 × 16-barreled, Countermeasure Rocket Launchers.
Frigate
berkapasitas 98 penumpang ini memiliki panjang 102 meter dan lebar 13
m. Dengan bobot 1500 ton (kosong dan 1930 (penuh), kapal ini melaju
dengan kecepatan maksimal 28 knot.
Frigate ini mampu menempuh jarak 7000 km selama 15 hari tanpa berhenti, dengan kecepatan 10 knot atau 19 km/jam.
Dua frigate yang kini dimiliki Vietnam merupakan generasi frigate paling mutakhir dari Gepard Zelenodolsk.
Galangan
kapal Gorki Russian Zelenodolsk membutuhkan waktu 2,5 tahun untuk
membuat “sample” kapal, hingga diaktifkan menjadi Project 11661.
Frigate
Gepard 3.9 Q-011 Dinh Tien Hoang dibuat Galangan Kapal Gorki Russian
Zelenodolsk untuk: memburu, menjejak dan menghancurkan kapal
permukaan.
Gepard
Vietnam ini juga mampu menangani pesawat terbang, kapal selam, escort
serta patroli melindungi batas-batas zona ekonomi maritim.
Gepard
Class didisain untuk bertempur secara mandiri maupun bagian dari gugus
tugas. Ia didukung teknologi siluman sehingga menyulitkan pendeteksian
radar oleh lawan.
Frigate
HQ-011 Dinh Tien Hoang diluncurkan 12 Desember 2011 dengan nama Kaisar
Pertama Vietnam “Dinh Tien Hoang” yang melawan penjajahan Dinasti Han
China dan pendiri pemerintahan administratif di Vietnam.
Kini Vietnam telah memiliki 2 frigat Gepard 3.9 dan menandatangani tambahan pembelian 2 frigat gepard 5.3.
“Dua frigate terbaru ini (Gepard 5.3) akan dilengkapi peluru kendali modern dan anti-kapal selam terkini militer Rusia.
Kami
tidak akan ragu-ragu untuk menjual senjata dan teknologi militer Rusia
ke negara bersahabat. India saja, kami pinjamkan kapal selam nuklir”,
ujar Direktur Zelenodolsk Gorky, Renat Mistakhov.
Pembelian Geopard inh bagian dari rencana moderenisasi AL Vietnam,
bersama dengan pembelian 6 kapal selam kelas Kilo dan persawat tempur Sukhoi 30MK2.
Kini Vietnam memiliki 5 frigat kelas Petya dan Gepard 3.9. Dari segi Gross Domestic Product (PPP) Vietnam masih di bawah
Indonesia,
yakni USD 299.985 miliar untuk tahun 2011. Sementara GDP PPP Indonesia
mencapai USD 1.124.000 miliar. Meski masih miskin, untuk urusan
alutsista, Vietnam memilih yang number one.
Sumber : JKGR
0 komentar:
Post a Comment