Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Militer Negara Sahabat

17 November 2012

Rafale BUKAN pesawat mahal untuk TNI-AU

2:57 AM Posted by Unknown 1 comment
RAFALE bukan pesawat mahal

Becermin dari kontrak MMRCA antara Prancis dan India , kita tahu bahwa sebuah Rafale dihargai USD 119 juta dengan embel2 ToT berupa perakitan 108 unit Rafale di India plus lisensi spares parts di India selama 20 tahun yang akan mengakibatkan India ke depannya akan menerima kembali 50% dari harga tersebut. (maap koreksi harga kontrak India itu USD 10.4 milyar jadi perunit jatuh USD 82.5 juta bukan 119 juta)

Loh, terus apa kaitannya dengan TNI-AU? nah ini mumpung karena jumlah pesawat kita yang serba sedikit dan hanya bertulang punggung pada Hawk 200. maka apa salahnya kita melirik Rafale untuk dengan mengambil opsi ToT ala India plus menegosiasikan dengan Prancis agar PT DI dapat memproduksi spares Airbus atau minimum ATR series. Jadi dengan sekali langkah kita bisa menuai dua keuntungan. Sekalipun kemungkinannya kecil untuk meminta offset ke PT DI, namun kita tahu Prancis kadang rada sableng dalam negosiasi dagangnya

Tentunya jika kita melirik Rafale akan ada masalah yang akan timbul, loh ini khan tidak sesuai dengan doktrin TNI-AU yg menggarisbawahkan pada konsep hi-lo bukan hi-medium-lo. Percaya atau tidak saat ini konsep TNI AU yang mengoperasikan 4 jenis pesawat berpatokan pada konsep hi-med-lo yaitu Su-27 (hi) F-16 (med) serta Hawk 200 & F-5E (lo). Hal ini menunjukkan bahwa kita SDM kita tidaklah kalah dengan 3 Besar AU ASIA; RRT, India dan Korsel. Ketiga negara ini mengoperasikan pesawat tempur mereka dengan konsep hi med lo

RRT: Su-27/J-11 dan JH-7A (hi), J-8 dan j-10 (med) dan J-7 & Q-5(lo). Jika nantinya RRT menggunakan JF-17 maka konsep ini akan bertahan

India : Su-30 MKI (hi), M2K dan MiG-29 (med), MiG-21, MiG-27, Jaguar (lo) nantinya sepertinya Tejas akan mengisi versi lo India

Korsel : F-15K (hi), F-16 (med) dan F-5 (lo), F-5 akan digantikan oleh F/A 50

Selain dua negara ini ada dua besar Asia yg menggunakan pakem lain

Jepang dengan hi- med: F-15 (hi) dan Phantom dan f-2 (Med)

Pakistan dengan konsep Medium-Low: f-16 dan J-10 (Med) dan F-7, Mirage dan JF-17 (lo)

Bagaimana dengan Asia tenggara?
ternyata Asia tenggara pun menganut konsep hi-med lo juga

Vietnam : Su-27/30 (hi), MiG-23 (Med) dan MiG-21 & Su-22 (lo)
Singapura : F-15 (Hi), F-16 (med) dan F-5 (lo)

Malaysia memiliki konsep Hi - Lo yaitu MKM (hi) dan F-5 & Hawk 200 (lo)

Sementara Thailand mengikuti konsep Pakistan yaitu Medium Low : F-16 & JAS 39(med) F-5 & L-159 (lo)

Pertanyaan kedua, lah bukannya kemampuan Rafale di bawah Su-30 dalam radius dan daya angkut senjatanya? Ternyata jika dilihat spekya daya angkut rafale malah melebihi Su-30MKI yaitu 9.5 ton vs 8 ton (lihat di spesifikasi) demikian juga dengan jarak tempuh yaitu 3.700 km vs 3.000 km.

hasil uji tanding Rafale dengan MKI India di Red flag 2011, menunjukan, bahwa kemampuyan radar BVR Rafale setingkat di atas MKI, sementara untuk kecepatan menanjak dan ketinggian seimbang yaitu 300m/detik sementara ketinggian yg sanggup dicapai oleh keduanya adalah 17km. Namun fakta yg mengejutkan adalah ongkos BBM MKI adalah 2x Rafale, Rafale membutuh 0.27km/l sementara MKI membutuhkan 0.58km/l

Dalam uji tanding tersebut faktor lain menunjukkan bahwa Rafale memiliki manuverbilitas yang lebih tinggi dari MKI. Faktor terpenting lainnya adalah kemampuan radar ECM Rafale yang lebih tinggi dari MKI.

Nah, faktor yang terakhir tentunyalah harga . Berapa sih kemungkinan yang harus kita keluarkan tentunya jika melihat harga kontrak 6 Sukhoi yang kita beli terakhir, nilainya USD 80juta tentulah kita beranggapan bahwa Su-30MKK jauh lebih murah, Namun dengan kemungkinann ToT dimana ada offset 40-50% kembalilah plus mengangkat PT DI kembali untuk meraih kepercayaan internasional sebagai partner Airbus membuat Rafale pantas dilirik.

Jika melihat di diskusi mimpi jika kita hendak memiliki 60 Su-30MKK setidaknya kita harus merogoh kocek 48T (80juta dollar x 60),

Sementara Rafale dengan asumsi harga India (USD 82,5juta x 60) harganya 49.5T alias lebih mahal 1.5T dr Su-30. Namun kemahalan 1.5T rasanya tak ada artinya jika nantinya nilai offset tersebut kembali . Offset 40% artinya sekitar 19.T (40%x 49.5T) akan kembali ke kita, masih untung khan dr selisih 1.5T (19.T-1.5T=17.5T profit Indonesia). Dan yg terpenting nama Indonesia menjadi harum kembali dalam dunia kedirgantaraan dunia (ini berlaku jika pemerintah bersedia melakukan reinvestasi di PT DI)

Spesifikasi
RAFALE

General characteristics

* Crew: 1–2
* Length: 15.27 m (50.1 ft)
* Wingspan: 10.80 m (35.4 ft)
* Height: 5.34 m (17.5 ft)
* Wing area: 45.7 m² (492 ft²)
* Empty weight: 9,500 kg (C), 9,770 kg (B),[92] 10,196 kg (M) ()
* Loaded weight: 14,016 kg (30,900 lb)
* Max. takeoff weight: 24,500 kg (C/D), 22,200 kg (M) (54,000 lb)
* Powerplant: 2 × Snecma M88-2 turbofans
o Dry thrust: 50.04 kN (11,250 lbf) each
o Thrust with afterburner: 75.62 kN (17,000 lbf) each
* Fuel capacity: 4,700 kg (10,000 lb) internal

Performance

* Maximum speed:
o High altitude: Mach 1.8+ (2,130+ km/h, 1,050+ knots)
o Low altitude: 1,390 km/h, 750 knots
* Range: 3,700+ km (2,000+ nmi)
* Combat radius: 1,852+ km (1,000+ nmi) on penetration mission
* Service ceiling: 16,800 m (55,000 ft)

* Rate of climb: 304.8+ m/s (60,000+ ft/min)
* Wing loading: 306 kg/m² (62.8 lb/ft²)
* Thrust/weight: 1.10 (100% fuel, 2 EM A2A missile, 2 IR A2A missile)

Armament

* Guns: 1× 30 mm (1.18 in) GIAT 30/719B autocannon with 125 rounds
* Hardpoints: 14 for Armée de l'Air version (Rafale B,C), 13 for Aéronavale version (Rafale M) with a capacity of 9,500 kg (21,000 lb) external fuel and ordnance and provisions to carry combinations




Su-30MKK

General characteristics

* Crew: 2
* Length: 21.9 m (72 ft 0 in)
* Wingspan: 14.7 m (48 ft 3 in)
* Height: 6.36 m (20.85 ft)
* Loaded weight: 24,900 kg (54,900 lb)
* Max. takeoff weight: 34,500 kg (76,100 lb)
* Powerplant: 2 × Lyulka AL-31F turbofans, 123 kN (27,600 lbf)[10] each

Performance

* Maximum speed: Mach 2 (2,120 km/h) [11][dead link] (1,140 kn, 1,320 mph) at altitude
* Range: 3,000 km [12] (1,600 nmi, 1,900 mi)
* Service ceiling: 17,300 m (56,800 ft)
* Rate of climb: 305 m/s [12] (18,300 m/min [12])
* Thrust/weight: 1.00
* Takeoff run: 550 m (1,800 ft)


Armament :8-9 ton weapon combination

Jarak yg dibutuhkan untuk take off (Full load) dan landing untuk kedua pesawat?


Update
Pro dan kons
Pro Rafale
1. ToT spares dan nilai tambah untuk PT DI
2. Kemampuan ECM yg lebih baik
3. Maintenance mesin setara dengan mesin barat yg sudah diopersikan TNI-AU
sehingga akan memudahkan pendidikan awak teknisi
4.Flight cost yg lebih murah Sukhoi (separuhnya)
5. kemampuan radar serta ECM yg lebih baik
6. Karena A-4 skyhawk TNI-AU itu dr Israel yg menggunakan kanon DEFA maka setidaknya kita masih memiliki ammo untuk DEFA di Rafale (bisa digunakan dalam latihan)
7. mkn dapet bnus dr Prancis, krn kita sudah beli Mistral, CESAR, Exo MM-40 dan 38.
8. Bisa beroperasi sebagai mini AWACS secara mandiri
9.Standardisasi AShM Exoxet yg saat ini digunakan di kapal perang dan KS kita
10 sedikitnya menunjukkan taring kita terhadap Super Hornet,MKM , F-15SG dan MKV plus yad J-15
11.Mengganti F-5E dan Hawk 200
12. Sudah menggunakan holographis HUD, plus stick di samping kanan, menambah nilai plus bagi para penerbang lulusan F-16
13. Rafale hanya butuh landasan 600m untuk take off dengan full load dan untuk landing sekitar 400m, sehingga akan memudahkan penggelaran di seluruh wilayah Indonesia
kons Rafale

1. Harga mahal
2.perubahan doktrin lagi
3.PT DI nggak akan sanggup menangani offset spares rafale
4.Tabrakan dengan program KFX
5. Pemerintah tidak siap dana karena udah ada Sukhoi dan F-16 serta program KFX
6. melatih awak teknisi
7. biaya operasinal kita tak mampu memaintenance fighter di atas 100 unit
8. Grippen lebih murah dan mesinnya sama seperti T-50 sehingga memudahkan standrdisasi mesin plus maintenancenya lebih murah dr Rafale (data RTAF)
9. kesulitan menaampung secara serentak karena banyak lanud yg tidak siap menampung fighter, kesulitaaan mempersiapkan SDM pilot dan teknisi

Kaskus

1 comment:

  1. sungguh membinggungkan, tapi indo harus tetap fokus pada alih teknologi, ToT adalah jalan keluar menuju kemandirian alutsista.
    TNI jangan asal beli ya...., bila tak ada ToT gak usah dibeli.

    Ingat ToT Alutsista harga mati

    ReplyDelete