Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Militer Negara Sahabat

30 October 2013

Tank Medium Pindad 2014 & Investasi Turki

11:46 PM Posted by Unknown No comments


JAKARTA:(DM) - Pemerintah Indonesia dan Turki sepakat menjalin kerja sama dalam pembuatan tank yang diikat dalam nota kesepahaman yang ditandatangani di Pameran Industri Pertahanan Internasional (IDEF) ke-11 di Istanbul, Turki, pada Mei 2013.

Salah satu poin yang tertuang dalam MoU itu, pemerintah kedua negara akan mendesain satu prototipe tank terlebih dahulu. “Saat ini proses pengerjaan baru sebatas pembuatan protipe tank. Setelah desain tank selesai dibuat, rencananya akan diproduksi massal dan digunakan bagi milter di kedua negara,” ujar Duta Besar Turki untuk Indonesia, Zekeriya Akçam, 29 Oktober 2013, di Jakarta dalam perayaan Hari Nasional ke-90 Turki.

Zekeriya Akçam berharap prototipe tank selesai dibuat setelah Turki menggelar pemilu tahun depan. “Desain tank akan diungkap ke publik setelah Turki selesai menggelar pemilu pada Juli 2014. Kebetulan Indonesia dan Turki sama-sama akan menggelar Pemilu Presiden di waktu yang sama,” ujar Akçam.


Pembuatan tank ini rencananya melibatkan dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia, PT Pindad dan PT LEN. Salah satu perusahaan asal Turki, ASELSAN, merupakan mitra dari PT LEN yang telah memiliki pengalaman memproduksi peralatan di bidang pertahanan dan keamanan. Sementara dari pihak Turki, proyek ini akan ditangani oleh FNSS Defense System.

LAWC-T Kaplan: Light Armored Weapon Carrier Concept – Tracked (armyrecognition.com)

Investasi Turki
Dubes Akçam juga mengatakan, dua perusahaan besar Turki akan menanamkan investasi di Indonesia yang bergerak di bidang pengeboran dan pertambangan, serta produksi mesin pendingin dan mesin cuci.

“Mereka telah melakukan survei selama hampir empat tahun untuk menentukan tempat investasi. Untuk perusahaan pertambangan dan pengeboran dari Turki, mereka baru memperoleh izin di Agustus lalu,” kata Akçam. Perusahaan itu akan mulai melakukan pengeboran di Pulau Sumatera.
Sementara untuk perusahaan produsen mesin pendingin dan mesin cuci dari Turki, sudah siap memproduksi produknya karena telah menemukan mitra lokal.

namun menurut Akçam, perusahaan Turki lebih banyak yang lebih memilih melakukan hubungan dagang di Indonesia ketimbang berinvestasi. Penyebabnya adalah nilai tukar mata uang yang tak stabil dan birokrasi yang rumit. “Terlalu banyak perjuangan dan birokrasi untuk bisa memperoleh izin usaha di Indonesia,” kata dia.

Dalam neraca perdagangan, Indonesia masih mengalami defisit dari Turki pada tahun 2012 dengan nilai perdagangan dari Indonesia ke Turki mencapai US$1,5 miliar, sedangkan dari Turki ke Indonesia mencapai US$250 miliar.(VIVA.co.id)

JKGR

0 komentar:

Post a Comment