SAM Tor dan Osa adalah sistem rudal antipesawat untuk pertahanan udara jarak dekat yang dibuat untuk berbagai obyek. Di samping itu, sistem ini dapat digunakan dalam penyerangan sebagai pelindung kelompok tank.


Kompleks ini awalnya dikembangkan sebagai senjata utama untuk melawan serangan udara yang masif di medan perang. Tor dan Osa berada di garis terakhir pertahanan, menetralkan senjata musuh yang mendekati sasaran, bertindak selaras dengan sistem rudal pertahanan udara jarak dekat sebagai alat perlindungan langsung, seperti Tunguska atau Pantsir.

Dalam beberapa dekade terakhir, Osa dan Tor tidak hanya melayani angkatan bersenjata Rusia, tapi juga digunakan oleh angkatan bersenjata lain. Kedua senjata ini sering digunakan dalam konflik bersenjata di seluruh dunia.

SAM Tor-M1 dan Osa juga digunakan di Mesir, India, Suriah, Ekuador, Kuba, Yordania, Venezuela, dan Tiongkok.

Sistem ini terus mengikuti zaman, karena AAMS (Sistem Antirudal Udara) mereka selalu ditingkatkan dan diperbaiki. Modifikasi baru Osa, Osa-AKM, telah dilengkapi dengan peralatan elektronik baru yang melengkapi senjata ini dengan alat identifikasi dan navigasi satelit modern. Osa-AKM kini dapat secara efektif melawan segala jenis senjata udara cerdas, mulai dari UAV hingga rudal presisi.

Sistem SAM Tor-M2E hasil modifikasi kini dapat menyerang empat sasaran udara dengan empat rudal antipesawat dalam jarak hingga 15 kilometer.

Seperti generasi kompleks jarak dekat sebelumnya, SAM Tor-M2 bertujuan melawan dan mengalahkan rudal pesawat kelas udara-darat dan bom udara terkontrol dan terkendali, rudal antiradar, pesawat aviasi taktis dan militer, rudal jelajah, helikopter, dan kendaraan udara tanpa awak.

Pemeran Hari Inovasi Kementerian Pertahanan Rusia adalah kegiatan bagi khalayak profesional yang diselenggarakan untuk menunjukkan gagasan dan perkembangan menjanjikan dari industri Rusia oleh eksekutif dan spesialis Kementerian Pertahanan dan Angkatan Bersenjata Rusia.

Menurut pakar militer Igor Korotchenko, Tor memiliki banyak keunggulan dibanding kompleks sejenis yang dibuat di negara lain. Salah satu keunggulan tersebut adalah waktu respons kompleks yang cepat karena pengerahannya hanya membutuhkan waktu tiga menit, serta mobilitas yang tinggi. Setelah menembak, kompleks ini dapat dengan cepat mengubah lokasinya sehingga dapat menghindari tembakan musuh dan kru Tor tetap aman. Hal itu membuat risiko bagi kru dan senjata itu sendiri dapat diminimalkan. Korotchenko juga menambahkan, Tor mudah dipadukan dengan sistem pertahanan udara yang sudah ada sambil berupaya membuat sistem penggunaan secara otonom.

Kedua sistem ini digunakan juga di Yunani, salah satu negara NATO. Hingga Jumat (1/8), Uni Eropa telah mengenakan sanksi pada Rusia dalam bidang kerja sama militer-teknis. Embargo militer tersebut membuat kerja sama militer-teknis antara Rusia dan Uni Eropa dihentikan, termasuk Yunani yang produk negaranya disuplai oleh Pabrik Elektromekanis Kupol di Izhevsk, bagian dari PVO Almaz-Antey Concern yang memproduksi sistem pertahanan udara.

Untungnya, SAM jarak dekat ini memiliki prospek ekspor yang bagus di negara-negara Asia Tenggara. Menurut editor majalah perdagangan Vestnik PVO Said Aminov, sistem Tor mungkin akan dibeli oleh Indonesia. “Pembelian peralatan militer semacam ini dapat memperbaiki stabilitas militer dan politik negara yang berada di wilayah Asia Tenggara yang cukup aktif,” kata Aminov. (indonesia.rbth.com)jkgr