PERBATASAN:(DM) - Di tengah riuhnya perbincangan alutsista yang
dimiliki oleh negara dan potensi konflik kawasan yang sering kali naik
turun temperaturnya, terkadang berita penempatan dan Pergeseran Pasukan
(SERPAS) yang bertugas menjaga Perbatasan NKRI, tenggelam dan
terlewatkan.
Prajurit
TNI AD Batalyon Infanteri 405/Surya Kusuma Kodam IV/Diponegoro yang
akan bertugas di perbatasan RI-Malaysia di Kalimantan Utara menggunakan
KRI Tanjung Nusanive 12-08-2014. (Antara/rekotomo/analisadaily doc).
Seperti pada kejadian Insiden Penembakan Timika 1996 dimana pada tanggal 15 April 1996 seorang anggota Kopassus, Letnan Dua Sanurip menembak mati 16 orang (3 perwira Kopassus, 8 perwira ABRI, 5 warga sipil termasuk pilot Airfast Michael Findlay dari Selandia Baru) dan melukai 11 orang. Diduga Letnan Sanurip sedang menderita depresi atau malaria menjadi pemicu insiden dimaksud dan pada akhirnya Letda Sanurip dijatuhi hukuman mati pada 23 April 1997.
Pos Penjagaan di desa Muara Tami (Perbatasan RI_PNG), Ayoeng.doc
Pos Penjagaan Perbatasan RI (Merauke-Sota) – PNG, Ayoeng.doc
Untuk menjaga rasa bosan dan juga merupakan bentuk kecintaannya akan
NKRI, Aiptu Ma’ruf dengan dukungan materiil yang minim berusaha
memajukan pos perbatasan dengan mendirikan semacam tempat singgah dan
memelihara taman. Tempat singgah inilah yang menjadi cikal bakal pos
perbatasan di Distrik Sota, Kabupaten Merauke yang menjadi ramai
dikunjungi wisatawan hingga saat ini. Untuk mendukung Kekuatan Pertahanan di Perbatasan/Teras NKRI maka hendaknya perlu mendapat
dukungan dan perhatian lebih baik dari Pemerintah Daerah, Pemerintah
Pusat dan khususnya Mabes TNI dan POLRI untuk lebih meningkatkan
kesejahteraan prajurit, Sanitasi termasuk fasilitas Kesehatan, dukungan
Pendidikan/Sekolah di perbatasan, disamping tentunya perkuatan Markas
Militer, Helipad dan Alutsista yang mumpuni.
Pos Perbatasan di distrik Sota Kabupaten Merauke, Ayoeng.doc
Diposkan oleh Ayoeng, Biro Jambijkgr
0 komentar:
Post a Comment