Seoul (ANTARA News) - Korea Selatan menuduh Korea Utara pada Senin berusaha untuk mengembangkan rudal bersenjata nuklir melalui peluncuran satelit bulan mendatang, setelah Pyongyang menolak seruan internasional untuk membatalkan latihan.

"Pemerintah kami mendefinisikan apa yang disebut peluncuran satelit Korea Utara sebagai rencana provokasi serius untuk mengembangkan pengiriman jarak jauh untuk senjata nuklir dengan menggunakan teknologi rudal balistik," kata juru bicara presiden Park Jeong-Ha.

Korea Utara mengumumkan Jumat akan meluncurkan roket antara 12-16 April untuk menempatkan satelit ke dalam orbit guna tujuan damai.

Amerika Serikat dan negara-negara lain melihat peluncuran itu sebagai kedok untuk uji coba rudal jarak jauh, yang akan melanggar larangan kesepakatan denuklirisasi PBB dengan Washington.

Korea Utara diperkirakan memiliki cukup plutonium untuk sekitar enam sampai delapan senjata nuklir, tetapi tidak jelas apakah pihaknya dapat membangun satu hulu ledak nuklir untuk rudal.

Korea Selatan mengeluarkan kecaman terbaru setelah Presiden Lee Myung-Bak memimpin pertemuan para menteri luar negeri dan keamanan.