Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Militer Negara Sahabat

27 May 2012

Prototype Jet Tempur KFX / IFX Rampung 2013

7:40 PM Posted by Unknown 1 comment
KFX / IFX Jet Fighter

Satu lompatan besar sedang dibuat Indonesia dengan target rampungnya 6 prototype jet tempur Korea Fighter Xperiment/ Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX), pada tahun 2013. Bahkan tim dari kedua negara telah melakukan “Technical Development Test” (TDT)
“Sepanjang 2012 ini, para teknisi diharapkan bisa menguasai pengembangan teknis pesawat KFX. Sampai sekarang, pengembangan teknis sudah berjalan sesuai rencana”, ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsekal Madya TNI Eris Herryanto.

Hal ini dibeberkan Kementerian Pertahanan, usai bertemu dengan delegasi Komite Kerja Sama Industri Pertahanan (DICC) Korea Selatan di Jakarta.
Pada tahun 2013 para teknisi mulai beralih pada pengembangan mesin dan manufaktur, sehingga targetnya pembuatan enam prototipe pesawat KFX, bisa tercapai.


Menurut Marsekal Madya TNI Eris Herryanto, teknisi yang dikirim Indonesia untuk melakukan alih teknologi pesawat tempur KFX/IFX bisa mengimbangi para teknisi Korea Selatan.
“Awalnya teknisi kita agak kesulitan mengimbangi teknisi mereka. Tapi, saat ini mereka sudah bisa mengimbangi,” ujarnya.

Tujuh bulan lalu, Indonesia mengirimkan 37 teknisi untuk tahap awal proses alih teknologi. Mereka terdiri atas: enam pilot pesawat tempur TNI Angkatan Udara, tiga dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan, 24 teknisi dari PT Dirgantara Indonesia, dan empat dosen teknik penerbangan dari Institut Teknologi Bandung.

 6 Prototype IFX di 2013

 Kementerian Pertahanan akan mengirim para teknisi lanjutan, sesuai tahapan pembangunan pesawat. Saat ini Kemenhan sedang mempersiapkan sumber daya manusia serta sarana dan prasananya.
“Kita meminta kepada pihak Korea, pengembangan apa yang bisa dilakukan lebih awal. Kita berupaya melengkapi sesuai dengan keinginan mereka agar alih teknologi berjalan sebaik-baiknya,” tuturnya.

Ada sedikit perbedaan yang memunculkan diskusi panjang dengan delegasi DICC Korea, yakni soal perbedaan sistem antara industri pertahanan dalam negeri dan Korea Selatan. Di Korea Selatan, industri pertahanan murni digarap swasta, sedangkan di Indonesia di bawah BUMN. Perbedaan itu akan diminimalisir dengan beberapa point agreement tambahan.

Alih teknologi dari Korea Selatan tidak terfokus hanya pada hasil, tetapi pada proses. Hal ini agar proses alih teknologi benar-benar berjalan sempurna dan Indonesia membuat pesawat tempur sendiri.

 Pimpinan DICC Korea Selatan Noh Dae-Lae mengatakan program alih teknologi dengan Indonesia berjalan baik. Kebijakan revitalisasi industri pertahanan di bawah kepemimpinan Presiden SBY, memiliki arah yang sama dengan kebijakan Korea Selatan.

“Diharapkan, hubungan kerja sama antara Indonesia dan Korea Selatan bisa terus ditingkatkan. Saya berharap kerja sama ini melaju cepat,” ujarnya.

Rencananya, proyek kerjasama ini berlangsung hingga 2020 dengan membuat 150 pesawat senilai 8 miliar USD. Dari hasil kerjasama itu Indonesia akan mendapatkan 50 unit KFX/IFX dengan anggaran sebesar 1,6 miliar USD.

Saat ini Indonesia dan Korea sedang membahas jenis mesin yang akan digunakan KFX/IFX. Diharapkan mesin yang dipakai bisa sama, agar memudahkan pengerjaannya. Namun kebijakan luar negeri pembuat mesin jet tempur berbeda-beda.

Beberapa negara NATO misalnya enggan berbagi Transfer of Technologi (ToT) mesin jet tempur mereka, kepada Non-NATO/Sekutu. Untuk itu kandidat mesin pesawat KFX/IFX ada dua, antara Dassault Rafale atau Eurofighter Typhoon.

 Jika Inggris tidak mau berbagi teknologi Eurofighter Typhoon dengan Indonesia, kemungkinan Indonesia akan mengusung mesin Dassault Rafale, Perancis. Karena itu, muncul wacana pembelian pesawat tempur Rafale oleh Indonesia, dengan harapan Perancis bersedia menjual mesin Dassault Rafale berikut ToT -nya. Sistem ini dilakukan Indonesia untuk Panser Anoa serta Kendaraan Tempur Taktis Sherpa.

 Opsi ini sangat masuk akal karena hingga kini, belum ada negara yang membeli pesawat Rafale Perancis. India yang sudah di depan mata, tiba tiba mengalihkan pilihannya ke Eurofighter Typhoon.

Pesawat tempur KFX/IFX yang dibangun adalah single-seat, twin-engine jet dengan kemampuan stealth. Pesawat generasi 4,5 ini ditargetkan memiliki kemampuan di atas F-16 atau setingkat dengan pesawat F-18 Amerika Serikat. 

(Jkgr).

1 comment: