Foto : Jubir Kementerian Luar Negeri Rusia Alexander Lukashevich (mediamax)
MOSKOW - Rusia menuding Amerika Serikat (AS)
mendukung Georgia untuk membalas dendam ke Rusia yang mengalahkannya
dalam peperangan pada 2008 lalu. Komentar Rusia muncul setelah Menteri
Luar Negeri AS menjanjikan dukungan militer ke Georgia.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Alexander Lukashevich melontarkan komentar kerasnya ke AS. Lukashevich mengatakan, AS mendukung keinginan Georgia untuk bergabung ke North Atlantic Treaty Organization (NATO) dan memberinya bantuan militer.
"Pejabat senior AS kembali mengutarakan dukungannya kepada Presiden Georgia Mikhail Saakashvilli. Kata demi kata, propaganda 'Rusia menduduki Georgia' terus diutarakan dan hal ini akan memicu Tblisi untuk melakukan aksi balas dendam," ujar Lukashevich, seperti dikutip Reuters, Kamis (7/6/2012).
Negeri Beruang Merah masih mengirimkan pasukan ke dua negara kecil di wilayah Kaukasus Selatan yang diklaim menjadi bagian dari wilayah Georgia, Ossetia Selatan dan Abhkazia. Georgia tetap menuntut agar masalah bilateral itu diselesaikan lewat jalur diplomasi.
Selama ini, Georgia menyebut dua wilayah itu sebagai wilayah yang diduduki oleh Rusia. Namun pada kenyataannya kedua negara kecil itu mengklaim memiliki pemerintahan sendiri semenjak Uni Soviet runtuh.
Rusia pun mengakui dua negara kecil itu sebagai negara yang berdaulat dan bukan merupakan bagian dari wilayah Georgia. Sejauh ini, Rusia dan Georgia kerap melakukan kontak lewat Kedutaan Besar Swiss karena dua negara itu tidak menjalin hubungan diplomatik.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Alexander Lukashevich melontarkan komentar kerasnya ke AS. Lukashevich mengatakan, AS mendukung keinginan Georgia untuk bergabung ke North Atlantic Treaty Organization (NATO) dan memberinya bantuan militer.
"Pejabat senior AS kembali mengutarakan dukungannya kepada Presiden Georgia Mikhail Saakashvilli. Kata demi kata, propaganda 'Rusia menduduki Georgia' terus diutarakan dan hal ini akan memicu Tblisi untuk melakukan aksi balas dendam," ujar Lukashevich, seperti dikutip Reuters, Kamis (7/6/2012).
Negeri Beruang Merah masih mengirimkan pasukan ke dua negara kecil di wilayah Kaukasus Selatan yang diklaim menjadi bagian dari wilayah Georgia, Ossetia Selatan dan Abhkazia. Georgia tetap menuntut agar masalah bilateral itu diselesaikan lewat jalur diplomasi.
Selama ini, Georgia menyebut dua wilayah itu sebagai wilayah yang diduduki oleh Rusia. Namun pada kenyataannya kedua negara kecil itu mengklaim memiliki pemerintahan sendiri semenjak Uni Soviet runtuh.
Rusia pun mengakui dua negara kecil itu sebagai negara yang berdaulat dan bukan merupakan bagian dari wilayah Georgia. Sejauh ini, Rusia dan Georgia kerap melakukan kontak lewat Kedutaan Besar Swiss karena dua negara itu tidak menjalin hubungan diplomatik.
(AUL) okezone
0 komentar:
Post a Comment