Namun
kecerdasan gadis manis itu memberikan nilai tambah dalam tatacara
bergaul yang mencerminkan kedewasaan bersikap untuk tidak gampang
terbuai dalam rayuan manis. Lebih memilih bersahabat dengan semua yang
menjual senyum rayuan, lebih memilih semua adalah teman, tidak ada yang
khusus di hati. Yang lebih penting adalah si gadis ingin lebih mandiri
dalam membangun eksistensi dirinya terutama dari sisi pengadaan
alutsista dengan mengedepankan pola transfer teknologi atau buat sendiri
jika sudah mampu. Kalau belum bisa keduanya ya beli murni saja tanpa
ada ikatan bathin berupa persekutuan militer atau yang sejenis
dengannya.
MBT Leopard Revolution yang ditunggu |
Perkuatan militer Indonesia tidak lepas dari pantauan intelijen asing utamanya dari kiri kanan rumah tetangga. Uji
coba peluncuran roket saja menimbulkan kehebohan di ruang intelijen
mereka apalagi ketika mengetahui ada pendirian “sekolah rudal” antara
Indonesia dan Cina. Bisa
dipastikan hal itu menjadi bahan diskusi yang hangat di kalangan mereka
bahkan mungkin saja ada disposisi agar sekolah rudal itu dihambat atau
bahkan digagalkan dengan berbagai cara yang softly tentunya. Itulah
yang mesti kita waspadai karena salah satu upaya intelijen adalah
memecah kekompakan barisan kita, menghasut dan mengadu domba di kalangan
internal. Kalau cara ini tak berhasil biasanya lalu memakai tangan adidaya lewat tekanan diplomasi. Ah kayak gak tau aja.
Soalnya
walaupun sekolah rudal itu baru setingkat “madrasah ibtidaiyah”
setidaknya dari kacamata negeri-negeri penghasil rudal di dunia, namun
uji kreativitas dan diversifikasi produk yang dilakukan ilmuwan RI pada
tingkat “tsanawiyah” dan “aliyah” sudah mampu menggetarkan lingkungan
dengan kemampuan jarak tembak diatas 150 km dan daya ledak satu kampung.
Apalagi jika ilmuwan tingkat “kuliyah” mampu mengedepankan dan
mengembangkan jarak tembak menjadi 300 km dengan katagori anti kapal
permukaan, darat ke darat, darat ke udara dan udara ke darat, sungguh
memberikan nilai getar dan gentar bagi siapapun yang hendak mengganggu
kewibawaan teritori NKRI.
Berbagai
dinamika dalam pengadaan alutsista selama tiga tahun ini semakin
memberikan kedewasaan peran bagi kita sekaligus hikmah. Salah satu
contohnya adalah pembelian MBT Leoprad yang menghebohkan ranah publik
beberapa waktu yang lalu. Namun dibalik keriuhan pengadaan MBT itu
hikmah yang didapat sungguh diluar prediksi kita semua yang selama ini
“berkonsentrasi penuh” dengan 100 MBT Leopard. Setelah berbulan-bulan
hujan argumen akhirnya tibalah saat yang dinantikan, menunggu kedatangan
163 Tank dari Jerman dengan rincian 61 MBT Leopard Revolution, 42 MBT
Leopard 2A4, 50 Medium Tank Marder 1A3 dan 10 MBT support berupa tank
jembatan dan tank penarik. Nilai kontraknya mencapai US$ 280 juta.
Tank medium Marder 1A3 Jerman |
Oleh sebab itu sudah saatnya kita memandang diri sendiri dengan percaya diri, tidak merasa tidak setara dengan rumah jiran. Toh
ekonomi kita menunjukkan kinerja terbaik kedua di dunia dengan
pertumbuhan ekonomi 6,4 persen, sementara terbaik pertama diraih Cina
dengan pertumbuhan 7,2%. Kekuatan
beli yang terkandung dalam APBN kita tahun 2013 mencapai 1.658 trilyun,
sementara APBN berjalan tahun ini mencapai 1.548 trilyun rupiah. Rasio
utang dengan PDB hanya 24 %, cadangan devisa mencapai diatas 100 milyar
dollar AS, pendapatan perkapita saat ini mencapai US$ 4.000, merupakan
kekuatan ekonomi terbesar di ASEAN dan nomor 16 di dunia. Yang
membanggakan negeri ini masuk dalam kategori negara idola baru dari
sisi kemajuan pertumbuhan ekonomi, namanya kelompok negara MIST
(Meksiko, Indonesia, South Korea dan Turki).
Yang
masih kurang greget dalam perjalanan bangsa ini adalah masalah
penegakan hukum dan korupsi. Untuk masalah korupsi meski sudah banyak
yang dijatuhi hukuman namun masih lebih banyak juga yang belum tersentuh
penyelesaian hukum. Tetapi percayalah, nilai perjalanan bangsa ini akan
semakin berkilau dengan kemajuan ekonomi dan tingkat kesejahteraan yang
makin baik. Dan sejalan dengan itu kita meyakini bahwa KPK dan
institusi penegak hukum lainnya mampu membawa dan menjalankan amanah
yang diemban di bahu mereka untuk menegakkan hukum, memberantas korupsi
yang menimbulkan efek jera.
Dari
sisi militer perkuatan alutsista TNI merupakan kewajiban yang harus
terus dikumandangkan dan dikembangkan untuk menunjukkan kepada dunia
bahwa kita ingin menegakkan kewibawaan teritori negara kita sekaligus
sebagai payung kekuatan diplomasi untuk memberikan rasa aman bagi
kawasan regional. Dengan kekuatan militer yang setara dan disegani,
upaya diplomasi untuk mendamaikan konflik di Laut Cina Selatan misalnya,
akan memberikan nilai tambah kebagusan dalam etika pergaulan, sekaligus
kewibawaan diplomasi RI karena dalam konflik ini RI tidak berpihak ke
siapapun. Ini posisi yang sangat kuat.
2 KRI di Sail Morotai September 2012 |
Meskipun
ada berbagai upaya diplomasi dari Cina dan AS serta Australia dengan
membawa seikat kembang merah agar negeri ini masuk dalam pelukan
aliansinya namun sejauh ini RI tetap berdiri di tengah dengan senyum dan
sapa. Menerima tamu diplomasi yang datang berkunjung dengan ramah,
kalau pun ada yang bawa kado ya diterima saja, namanya juga diberi.
Kalau ada yang mau ngajak latihan militer bersama, ya dilakoni saja
hitung-hitung menambah ketrampilan milter kita sekaligus memperbanyak
sahabat. Inilah kecerdasan yang digenggam erat dalam setiap upaya
diplomasi disamping terus memperkuat alutsista TNI untuk mengantisipasi
kondisi terburuk.
Bagaimanapun
kondisi terburuk mesti diskenariokan dalam menyambung perjalanan
eksistensi bangsa. Ketika konflik Laut Cina Selatan berkembang menjadi
gesekan militer antara Cina dan AS atau antara Cina dan negara anggota
ASEAN, maka pilihan perkuatan militer itu yang sudah dimulai dari
sekarang diniscayakan akan menjadi pagar pelindung bagi kedaulatan
teritori NKRI. Pagar pelindung itu boleh jadi menjadi bumper jua untuk
tidak masuk dalam konflik perang terbuka karena jika sampai militer
Indonesia ngamuk, dipastikan peta kekuatan militer dua blok yang
berseteru itu akan berubah drastis. Cina akan menahan diri jika RI
masuk blok ASEAN dan AS demikian juga sebaliknya jika RI masuk
persekutuan dengan Cina, ASEAN akan tahu diri dan AS berhitung ulang.
Sumber: militerindonesiamy
0 komentar:
Post a Comment