Sindonews.com - Kajian mengenai pertahanan
diusulkan untuk dikembangkan sebagai ilmu pertahanan yang bisa
dipelajari oleh masyarakat luas. Dengan begitu, diharapkan ilmu
pertahanan akan terus berkembang sesuai kemajuan zaman.
Rektor Universitas Pertahanan (Unhan) Syarifuddin Tippe mengatakan, dengan semakin banyak dipelajarinya ilmu pertahanan, maka akan semakin menguatkan pertahanan nirmiliter di sebuah negara.
"Ilmu pertahanan ini penting sekali. Di negara-negara maju, masalah ini sudah terbuka untuk sipil. Bahkan, bisa mempengaruhi strategi pertahanan," katanya usai membuka lokakarya tentang ilmu pertahanan di Jakarta, Selasa 23 Oktober 2012.
Dia mengungkapkan, pertahanan sebagai ilmu merupakan khasanah baru. Bahkan dalam kodifikasi ilmu yang dikeluarkan Unesco dan Dirjen Dikti, kluster ilmu pertahanan belum termasuk dalam program studi yang bisa diajarkan di perguruan tinggi.
Padahal menurutnya, secara empirik pertahanan sebagai sebuah kajian dapat disepadankan, dan sama tuanya dengan ilmu perang.
Unhan saat ini telah memiliki tujuh program studi pertahanan, yakni Strategi Perang Semesta, Manajemen Pertahanan, Ekonomi Pertahanan, Manajemen Bencana, Assimetrik Walfare, dan Peace and Conflict Resolution.
Lebih lanjut dia menegaskan, saat ini pihaknya tengah mengagas pembentukan asosiasi atau konsorsium ilmu pertahanan, yang berfungsi sebagai pusat pengembangan dan pengkajian ilmu pertahanan.
"Konsorsium ini akan membuat ilmu pertahanan bisa diajarkan di universitas umum. Nantinya konsorsium berada di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Agar pertahanan senantiasa dimutakhirkan sebagai ilmu," tandasnya.
sindonews
Rektor Universitas Pertahanan (Unhan) Syarifuddin Tippe mengatakan, dengan semakin banyak dipelajarinya ilmu pertahanan, maka akan semakin menguatkan pertahanan nirmiliter di sebuah negara.
"Ilmu pertahanan ini penting sekali. Di negara-negara maju, masalah ini sudah terbuka untuk sipil. Bahkan, bisa mempengaruhi strategi pertahanan," katanya usai membuka lokakarya tentang ilmu pertahanan di Jakarta, Selasa 23 Oktober 2012.
Dia mengungkapkan, pertahanan sebagai ilmu merupakan khasanah baru. Bahkan dalam kodifikasi ilmu yang dikeluarkan Unesco dan Dirjen Dikti, kluster ilmu pertahanan belum termasuk dalam program studi yang bisa diajarkan di perguruan tinggi.
Padahal menurutnya, secara empirik pertahanan sebagai sebuah kajian dapat disepadankan, dan sama tuanya dengan ilmu perang.
Unhan saat ini telah memiliki tujuh program studi pertahanan, yakni Strategi Perang Semesta, Manajemen Pertahanan, Ekonomi Pertahanan, Manajemen Bencana, Assimetrik Walfare, dan Peace and Conflict Resolution.
Lebih lanjut dia menegaskan, saat ini pihaknya tengah mengagas pembentukan asosiasi atau konsorsium ilmu pertahanan, yang berfungsi sebagai pusat pengembangan dan pengkajian ilmu pertahanan.
"Konsorsium ini akan membuat ilmu pertahanan bisa diajarkan di universitas umum. Nantinya konsorsium berada di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Agar pertahanan senantiasa dimutakhirkan sebagai ilmu," tandasnya.
sindonews
0 komentar:
Post a Comment