Seorang tentara
Perancis memeriksa wilayah dari helikopter yang terbang di atas Lembah
Kapisa, Afghanistan, Minggu (18/11). Pasukan tempur Perancis akan
ditarik dari Afghanistan pada akhir tahun ini. Sejauh ini telah 80
personel militer Perancis tewas di Afghanistan. (REUTERS/Eric Gaillard)
Jakarta
(ANTARA News) - Afghanistan akan menentukan lagi pemerintahan barunya
pada 2014. Presiden baru Afghanistan akan dipilih rakyat negara itu
secara demokratis dalam satu sistem pemilu yang diikuti belasan partai
politik setempat. "Kami sedang menata diri menuju masa depan lebih
baik," kata Petugas Seksi Politik Kedutaan Besar Afghanistan di Jakarta,
Naser Fekrat, di Jakarta, Rabu.
Dia salah satu
panelis dalam diskusi yang dipimpin Deputi Kepala Misi (Wakil Duta Besar) Amerika Serikat untuk Indonesia, Kristen F Bauer, di rumah
dinasnya. Beberapa diplomat dan pejabat perwakilan misi Amerika Serikat
di Afghanistan dihadirkan untuk membagi pengalamannya bertugas di negara
yang dipenuhi konflik selama 30 tahun terakhir ini.
Nekrat
menyatakan, posisi Indonesia makin penting di mata pemerintahan
negaranya. "Ada banyak yang bisa kami gali dari Indonesia, makanya kami
sangat ingin meningkatkan tingkat hubungan diplomatik antara Indonesia
dan Afghanistan," katanya.
Salah satu hal yang
sangat penting diwujudkan pemerintahan di Afghanistan adalah jaminan
keamanan di dalam negeri. Dengan beberapa tetangga yang semuanya
memiliki kepentingan di Afghanistan (Pakistan, Tajikistan, Turkmenistan, China, dan Iran), Afghanistan lebih banyak menghadapi penyatuan
berbagai faksi di dalam negerinya.
Amerika
Serikat telah berada di Afghanistan sejak belasan tahun lalu dan kini
menjadi pemimpin ISAF. Salah satu panelis yang menjadi petugas di Seksi
Politik Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, James P Feldmayer,
menyatakan, "Kami tidak bisa melakukan apapun tanpa bantuan mitra-mitra
setempat kami di Afghanistan."
Dia adalah
anggota pasukan khusus Baret Hijau Angkatan Darat Amerika Serikat yang
bertugas di Afghanistan. Sebelum diterjunkan ke Afghanistan, dia dididik
secara khusus di negaranya tentang berbagai hal terkait penugasan di
negara itu. "Tetapi semuanya berbeda ketimbang kondisi nyata di lapangan
di Afghanistan," katanya.
Amerika Serikat,
menurut Bauer, melakukan banyak hal di Afghanistan sekalipun kehadiran
pasukan militer dalam payung ISAF akan ditarik pada 2014. "Kami
meningkatkan kapasitas SDM setempat selain melanjutkan pembangunan fisik
di sana. PDB Afghanistan telah meningkat menjadi sekitar 16 miliar
dolar Amerika Serikat pada 2011," kata Bauer. (*)
0 komentar:
Post a Comment