Alutsista lainnya yang menarik perhatian di Indo
Defence 2012 adalah smart bom BP-250 buatan Litbang TNI AU. Menurut
petugas Booth Litbang TNI-AU, bom BP-250 kosong ini merupakan bom udara
ke darat yang kordinat targetnya bisa diatur. Dengan demikian bom ini
bisa membidik sasaran darat lebih akurat, walau remote targetnya hanya
beberapa kilometer. Ini artinya teknologi bom Indonesia sudah mengalami
sedikit kemajuan untuk urusan kendali/ guidance-nya.
Saya sempat bertanya ke petugas Litbang TNI AU, apa yang bisa dilakukan roket ini jika ditembakkan ke udara tanpa kemampuan guidance ?.
Dia mengatakan, memang tidak ada yang bisa dilakukan, apa lagi untuk membidik sasaran bergerak di udara. Namun setidaknya Litbang TNI AU telah mampu membuat roket serangan darat ke udara. Tahap berikutnya adalah riset terhadap kemampuan kendali roket tersebut, sehingga roket berubah menjadi peluru kendali alias missile.
Tidak jauh dari booth Litbang TNI AU, Lapan juga memamerkan roket RX-550. Nasibnya sama saja dengan roket Litbang TNI AU, belum memiliki kemampuan guidance. Alhasil roket RX-550 Lapan tersebut sepi dari pengunjung dan yang menjadi primadona adalah MBT Leopard Revo Rheinmetall Defence.
Saya sempat bertemu salah satu petinggi LAPAN pada tahun 2004. Persoalan Lapan saat itu adalah bagaimana membuat diameter roket yang lebih besar serta membuat guidance roket. Dan kini, diameter roket yang lebih besar telah berhasil dibuat dari RX 420 menjadi RX 550. Namun teknologi kendali roket belum juga ditemukan.
Salah satu harapan yang cukup optimis muncul dari penuturan Litbang TNI AU di Indo Defence 2012. Menurutnya roket dengan kemampuan kendali darat ke udara, akan terwujud pada tahun 2013. ”Wah…optimis sekali Pak ?, ujar saya”. Ya..kita akan membuatnya di tahun 2013 nanti. Ayo TNI AU, berlarilah dengan kencang dan terbang bagaikan rajawali, menguasai dirgantara Indonesia.
(JKGR).
0 komentar:
Post a Comment